”My only siblings”
Cruel & Deon.Sama seperti perkataan Cruel sebelum pergi tadi pagi, malam ini Cruel tak datang. Sedari tadi Deon mondar-mandir di dalam kamar nya, ia menunggu kakaknya.
"Haah~ sepertinya ucapannya itu benar.." ucap Deon lalu membaringkan tubuhnya ke kasurnya.
Deon mulai mengantuk, perlahan kedua kelopak mata albino itu mulai menutup.
"Aku takut sebelum aku berangkat ke dunia iblis.. aku tak sempat melihat mu dulu, kak.." gumam Deon sebelum memasuki dunia mimpi nya.
.
.
.
Pagi hari nya, Deon sudah menerima sebuah surat dari kaisar. Ia tidak terkejut, karena ia sudah menduga nya.
Selepas sarapan pagi, ia berniat ingin mengunjungi Vey dan Rala. Namun sebelum itu, ia harus menjawab surat kaisar ini.
Ia pun memasuki ruang kerja nya dan mulai mengutak-atik lembaran-lembaran. Membuka perlahan surat berwarna kuning bercampur cream, dan berpita merah.
Srekk
"Hm.. besok..?!" Gumam Deon setelah membaca surat dari kaisar itu.
Ia sedikit terkejut membaca nya, pasalnya ia tak menduga kaisar akan dengan cepat menyiapkan keberangkatannya menuju dunia iblis.
Ya, kaisar memberitahu Deon bahwa ia akan menyiapkan keberangkatan Deon ke dunia iblis, dan kaisar juga 'berharap' jikalau Deon segera berangkat. Dan ia juga mengatakan bahwa 'besok' adalah waktu yang tepat untuk Deon berangkat.
----
Kaisar : tentu saja aku tidak bisa menunda-nunda waktu!! ^^
----
"Haah~ ..." Deon menghela nafas panjang.
Dengan terpaksa, ia harus memenuhi perintah kaisar. Deon menuliskan surat balasan untuk kaisar, ya tentu nya ia akan pergi ke dunia iblis besok.
Ada perasaan aneh pada diri Deon, ia tak ingin cepat-cepat pergi ke dunia iblis. Ia terus-menerus memikirkan Cruel, kakaknya. Apalagi dalam beberapa waktu kedepannya akan ada perang antara kekaisaran dan kerajaan-kerajaan lain melawan dunia iblis.
Ia segera memberikan surat balasan itu ke pelayan yang akan pergi ke kekaisaran, lalu beranjak pergi keluar mansion.
"Count, apa anda akan keluar?" Tanya Remember.
"Iya, aku akan pergi ke kedai bibi Nat." Jawab Deon, tertampang wajah nya yang lumayan kecut.
"Apa anda baik-baik saja? Sepertinya anda sedang ada masalah, count?" Remember memastikan.
"Aku baik-baik saja, remember. Kalau begitu, aku berangkat."
"Baiklah, hati-hati Count."
.
.
"Permisi."
"Ah, iya. E-eh? Count Deon??!!"
"Selamat pagi, bibi." Sapa Deon pada bibi Nat.
"Selamat pagi juga, count. Mari masuk, Vey dan Rala sedang ada di dalam.^^"
"Baik, terimakasih."
.
"Kakak Deon!!" Setu Vey dan Rala yang langsung memeluk Deon, Deon pun membalas pelukan nya.
"Kak Deon ingin bermain bersama kami..?" Tanya Vey.
"Ah, iya." Jawab Deon canggung dan celingak-celinguk mencari sesuatu.
"Kakak cari apa?" Tanya Rala sambil memiringkan kepalanya.
"Eum.. itu.. kak Cruel ada?"
"Oh, tuan Cruel. Dia kemarin berpesan, akan sedikit terlambat untuk membantu kami." Vey.
"Iya, padahal Rala ingin sekali bermain dengan tuan Cruel.!" Rala.
"Haha, yasudah sambil menunggu kak Cruel. Ayo bermain bersama kak Deon dulu!" Ajak Deon.
"Ayoo!!" Vey Rala.
.
.
"Jadi... Deon hardt dan Cruel sering berkunjung ke kedai ini, ya..."
"Hahaha!! Kak Vey!! Coba tangkap Rala!!!" Teriak Rala yang berlarian.
"Hey, Rala!! Jangan bermain-main denganku!" Vey mengejar-ngejar Rala, adiknya.
"Hm~!" Deon tersenyum menikmati pemandangan yang ada di depannya, Vey dan Rala yang sedang berkejar-kejaran.
Ah, Deon jadi teringat masa kecilnya bersama Cruel. Sebelum kejadian buruk itu terjadi, Crueldan Deon sangatlah dekat. Mereka bahkan setiap hari nya bermain kejar-kejaran.
Deon terhanyut dalam lamunannya, hingga tak sadar seseorang tengah berdiri tepat di samping kanannya. Seseorang itu menepuk pundak Deon, karena melihat Deon khawatir.
Puk!
"Argh!! E-eh?" Kejut Deon.
"Kenapa melamun?"
"A-ah, tak apa. Kakak sendiri, kapan sampai kemari??"
Ya, orang itu adalah Cruel, kakak Deon. Sebenarnya ia sudah dari tadi memerhatikan Deon yang melamun, namun ia bingung harus bagaimana.
"Baru saja." Jawab Cruel singkat, dia berbohong.
"O-oh.."
Hening.
"E-erk.. kak..?"
"Ada apa?" Jawab Cruel menatap Deon.
"A.. i-itu.. ada hal yang ingin ku bicarakan.." jawab Deon ragu.
Cruel sedikit bingung melihat keraguan Deon, namun ia lebih memilih diam menunggu ucapan Deon.
"Besok.. besok aku harus pergi menjalankan misi yang diberi kaisar, jadi sepertinya aku tidak akan kemari.."
"Misi dari kaisar? Besok? Mendadak sekali.." batin Cruel, ia mengernyitkan matanya.
"Kak..?"
"Ya, jaga diri mu baik-baik." Tangan kanan Cruel terangkat mendarat di rambut putih Deon, dan menepuk-nepuk nya.
Mata ruby Deon berbinar, ia melihat sang kakak yang dihadapannya tersenyum tipis. Setelah ayah dan ibu mereka meninggal, Cruel tak pernah menampakkan senyum nya lagi. Jadi, Deon sangat terkejut melihatnya tersenyum.
"K-ka..kak.." air mata Deon membendung, siap akan mengaliri pipi mulus Deon.
Dengan cepat, tangan kiri Cruel mengelapnya agar tak mengalir.
"Jangan menangis, dasar cengeng." Ucapan Cruel memang terkesan mengejek, namun bagi Deon tidak.
Senyuman Cruel semakin melebar yang tadinya tipis, ia tersenyum lembut pada Deon. Deon segera menepiskan air mata nya, lalu membalas senyuman kakaknya.
"Aku tidak cengeng, kok!!" Ujar Deon sambil tersenyum manis pada Cruel.
Tangan Cruel berhenti menepuk-nepuk kepala Deon, lalu kedua tangannya memegang bahu Deon.
"Jangan sampai setelah menjalankan misi, kau terluka. Kakak tidak ingin melihat mu pulang dalam kondisi terluka, ingat itu." Ucap Cruel tegas.
Deon mengangguk, "tentu, aku akan menjaga diri baik-baik, kak!!"
.
.
.
"Aku senang melihat kakak tersenyum padaku lagi, hah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My only siblings | Cruel Deon
Fanfiction'Hanya kegabutan author yang sedang menyukai sepasang kakak beradik, Cruel dan Deon. Deon tahu bahwa kakaknya, Cruel, sangat membencinya karena kejadian dimana dirinya membunuh kedua orangtuanya. Namun yang tidak diketahui Deon ialah yang sebenarnya...