#17. Keputusan

124 16 5
                                    

Hari ini, Deon dengan mantap mempersiapkan dirinya. Ia sudah mempunyai rencana sekarang, tentunya juga keputusan nya yang selama ini ia pikirkan.

Setelah berhari-hari ia berpikir dan merencanakan semuanya, hari ini ia akan mempersiapkan segala sesuatu yang ia butuhkan untuk menjalankan rencananya.

Ia diam-diam menyiapkan barang-barang nya pada satu tasnya, tentunya tanpa diketahui ataupun dibantu Remember.

Deon takut jika Remember membantunya berberes, malah membuat Remember curiga padanya.

"Yosh! Segini saja, tidak perlu semuanya." Gumam Deon setelah ia menutup tas selempang nya yang sudah ia isi beberapa barangnya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu kamar membuat Deon reflek menoleh ke arahnya, ia dengan segera menyembunyikan tas nya di bawah ranjang.

"Masuk." Pinta Deon setelah merasa semuanya cukup aman.

Ceklek!

"Deon." Panggil seseorang yang baru saja memasuki kamar Deon.

"Ada apa?" Jawab sekaligus tanya Deon.

"Apa keputusanmu?" Suara berat itu langsung to the point menanyakannya kepada Deon.

Dengan panik, Deon segera menutup dan mengunci pintu kamar nya yang masih terbuka gegara laki-laki yang barusan masuk.

"Fyuh~ lihat keadaan dulu, kak!" Peringat Deon pada Cruel yang sekarang seperti sangat serius menunggumu jawaban dari adiknya ini.

"Keputusan ku...---"

"Itu bisa membahayakanmu, Deon!!" Bentak Cruel setelah mendengar apa keputusan sang adik.

Deon menghela nafas berat, ia sudah menduga jika kakaknya akan memarahinya karena keputusan yang ia ambil.

"Tapi aku benar-benar tidak ingin memihak siapapun diantara mereka, kak. Walaupun jika aku memihak salah satu dari mereka, banyak hal yang bisa memisahkan kita!!" Jelas Deon.

"Tak perlu memikirkanku, cukup pikirkan keselamatanmu, bodoh! Itu sama saja membiarkan dirimu menjadi buronan mereka!" Cruel mengeluarkan amarahnya yang sudah memuncak.

"Aku tidak akan memilih siapapun, kak! Ini keputusanku!!"

"Lalu sekarang kau mau bagaimana?! Menyerahkan diri kepada mereka?!"

"Kakak tidak paham bagaimana perasaanku! Aku akan tetap melakukannya tanpa kakak, entah kakak akan melarang ataupun mencegahku!"

"Tch!" Cruel memaki-maki dirinya sendiri di dalam hati saat Deon dengan kesal meninggalkan nya dikamar.

"Bodoh! Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa!"

.

.

.

.

.

.

"Cih! Apa kakak tidak tahu bahwa aku melakukan ini bukan hanya karena kemauanku?"

"Aku juga ingin kita selalu bersama, kak." Sambung Deon dengan nada lirih.

Sambil berjalan dengan perasaan kesal, ia menendang kerikil-kerikil kecil yang menghalangi jalannya. Sekarang ia sedang berjalan-jalan di sekitar mansionnya untuk sekadar menjernihkan pikirannya.

Sebenarnya keputusan Deon, ialah tidak memihak siapapun diantara raja iblis dan kaisar. Mengapa? Karena Deon sudah memperkirakan semuanya.

Seperti ini, jika semisal Deon memihak raja iblis. Ia pasti tidak akan diterima lagi di dunia manusia, dan secara otomatis ia dicap 'musuh' di dunia manusia.

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang