#14. Keputusan yang sulit

218 27 14
                                    

Malam itu, kereta kuda kekaisaran berhenti di depan mansion Hardt. Segera, penjaga yang berada di depan gerbang membukakan gerbang mansion. Mempersilahkan sang pemimpin mereka—kaisar—memasuki mansion majikan nya.

Remember menyambut ramah pada kaisar serta Cruel dan beberapa pengawal yang memasuki mansion.

"Dimana Deon Hardt?" Tanya kaisar, begitupun tingkah Cruel yang celingak-celinguk mencari keberadaan adiknya.

"Count sedang beristirahat di kamarnya, saya akan membangunkan--"

"Tidak usah, biarkan saja." Cruel memotong jawaban Remember.

"Tapi.. count tadi sudah menegaskan saya jika ada seseorang yang datang berkunjung.." sambung Remember.

"Tak perlu, lagipun dia yang datang." Kaisar melirik Cruel dingin.

"Baiklah, aku akan segera pulang." Kaisar kembali meninggalkan mansion.

"Terimakasih." Ucap Cruel sembari menatap punggung kaisar yang sudah menjauh.

Kaisar tersenyum di balik itu, ia mendengar ucapan terimakasih dari Cruel.

.

.

.

Cruel beranjak menuju kamar Deon, tentunya ia masuk tanpa izin ke dalam kamarnya. Berniat tak membangunkan adik kesayangan nya itu.

Ceklek!

Seusai menutup kembali pintu kamar, ia membalikkan badannya. Mata nya mendapati sang adik tengah tertidur pulas di kasurnya.

Perlahan ia mendekati Deon, di elusnya rambut putih itu dengan pelan. Tak sadar, Cruel tersenyum pada Deon.

Dikecupnya kening sang adik, lalu ia kembali keluar dari kamar itu.

~

Sinar mentari pagi menembus gorden jendela di kamar Deon, memaksa sang empu untuk bangun karena terkena sedikit sinarnya itu.

Perlahan, bola mata dengan iris Ruby itu terbuka. Deon terbangun dan duduk di kasurnya, mengucek-ucek mata nya yang masih ingin terpejam.

"Hoaam~ sudah pagi?" Gumam Deon sambil melihat jendela yang masih tertutup gorden itu.

Lantas, ia segera menuju kamar mandi nya dan memulai acara mandi paginya.

Seusai bersiap-siap, Deon keluar menuju ruang makan.

.

Baru saja ia menapakkan kakinya di tangga bawah yang terakhir, dirinya terpaku melihat sesosok orang yang sedang duduk di kursi makan dan ditemani oleh Remember.

"Kakak..?" Gumam Deon.

Lantas, orang tadi—yaitu Cruel—menoleh ke arah Deon. Lalu tersenyum simpul pada adiknya itu, dan menyuruh nya untuk segera duduk di kursi makannya.

Deon duduk di kursi makannya, pandangan nya tetap tertuju pada sang kakak. Banyak pertanyaan yang terlihat dari sorot matanya itu, seakan-akan ia ingin bertanya-tanya pada Cruel.

"Ada apa?" Tanya Cruel menatap Deon.

"Tidak, kapan kakak datang?" Deon berbalik tanya.

"Kemarin, saat malam." Jawab Cruel.

Deon beralih menatap Remember, raut wajahnya terlihat kebingungan juga sedikit kesal.

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang