Hari demi hari berlalu, kini waktu dimana perang antara dunia manusia dan dunia iblis semakin dekat.
Terlihat di siang ini, Deon sedang memijit pelipisnya karena masih frustasi dengan pikirannya sendiri.
Di ruang kerjanya, Deon bersender di punggung kursinya. Mata nya terpejam, lelah karena pikirannya yang masih berdebat.
Tiba-tiba ketukan pintu ruangan terdengar, membuat Deon mengalihkan perhatiannya.
Tok tok tok
"Masuk." Pinta Deon.
Remember masuk ke ruang kerja Deon yang saat ini masih berantakan, sambil membawa penampan berisi sebuah cangkir dan teko teh.
"Apa belum selesai, Count?" Remember melihat beberapa dokumen yang jatuh berserakan, dan rata-rata semua itu belum sepenuhnya Deon cek.
"Kau bisa melihatnya sendiri, remember. Aku sangat frustasi dengan semua ini, huh.." jawab Deon lesu.
"Saya akan menuangkan teh untuk anda, Count. Setidaknya anda harus sedikit rileks mengerjakan ini semua." Ucap Remember sambil menuangkan teh ke cangkir.
"Terimakasih." Deon menyeruput sedikit teh itu.
"Oh ya, apa kakak masih disini?" Tanya Deon.
"Tuan Cruel sedang pergi berkunjung ke kekaisaran, dia berpesan pada saya untuk mengecek anda setiap waktu, Count."
"Ke kekaisaran? Sendirian?"
Remember mengangguk.
"Anda tak perlu terlalu memikirkannya, Count. Jagalah kesehatan anda, dan jangan sampai anda kelelahan." Remember.
"Aku tahu, Remember. Aku kan memang bukan anak kecil lagi yang harus diperhatikan.." Deon.
"Tapi bukannya Tuan Cruel selalu memperhatikan anda,?" Remember bertanya jahil.
"Di-dia yang selalu menganggap ku masih anak kecil!" Rona merah sedikit menghiasi wajah Deon.
"Oh, benarkah? Berarti anda tetap anak kecil dimata Tuan Cruel, Count."
"Remember!"
"Hoho~ maafkan saya, Count."
"Hah~ sudahlah.."
"Kalau begitu saya permisi, Count."
"Ya."
"Aku bukan anak kecil lagi, kak."
.
.
.
.
.
.
.
"Wah, aku tak menyangka jika kau akan kemari sendiri tanpa orang lain."
Seakan tahu apa yang dimaksud Kaisar, Cruel diam-diam mengernyit tak suka.
"Maaf, apa boleh aku berkata serius sekarang?" Tanya Cruel tiba-tiba.
"Hm, silahkan." Kaisar menyesap cangkir teh nya perlahan sambil mendengarkan apa yang akan Cruel katakan.
"Aku ingin meminta dua permintaan pada anda, yang mulia. Jika anda bisa mengabulkan permintaan saya, saya akan melakukan tiga perintah anda."
"Hanya tiga perintah?"
"Menurutku itu sudah menguntungkan anda, daripada saya."
"Hm.. baiklah, asal tidak melebihi kemampuan ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My only siblings | Cruel Deon
Fanfiction'Hanya kegabutan author yang sedang menyukai sepasang kakak beradik, Cruel dan Deon. Deon tahu bahwa kakaknya, Cruel, sangat membencinya karena kejadian dimana dirinya membunuh kedua orangtuanya. Namun yang tidak diketahui Deon ialah yang sebenarnya...