#12. Memburu

221 29 9
                                    

Di pagi yang indah ini, Deon terbangun dari tidurnya. Setelah mengumpulkan nyawa nya, ia beranjak ke kamar mandi untuk mandi.

Seusai mandi, tiba-tiba pintu asrama Deon diketuk.

Tok tok tok

"Tuan Demon? Apakah anda sudah bangun?" Suara Ed dari balik pintu.

"Iya, masuklah." Sahut Deon.

Ceklek..

"Selamat pagi, tuan ^^!" Sapa Ed.

"Iya, pagi juga Ed."

"Anda akan sarapan apa kali ini?"

"Roti saja, aku sedang ingin roti."

"Apa? Roti? Anda tidak mau makan makanan lainnya? Roti saja tidak bisa membuat Anda kenyang, tuan Demon o~o!"

"Tidak apa, aku hanya ingin roti. Tolong ya, Ed."

"Baiklah, tunggu sebentar tuan."

"Hm.."

.

.

"Silahkan, tuan Demon."

"Terimakasih."

Deon mulai memakan roti yang dibawakan Ed barusan, ow sudah berapa lama ia tak makan roti di dunia iblis ya? Ntahlah sepertinya sudah sangat lama.

Tok tok

"Permisi." Salah satu prajurit mengetuk pintu itu berbicara.

Kemudian, Ed membukakan pintu lalu bertanya.

"Ada apa?"

Deon juga memperhatikan nya sambil masih terus mengunyah roti nya.

"Yang mulia raja Iblis ingin menemui tuan Demon nanti, tolong sampaikan kepada tuan Demon."

"Baik, terimakasih."

Kriet..

"Tuan De--"

"Aku sudah dengar, Ed."

"O-oh begitu, haha jadi..?"

"Haah~ Ya, nanti aku akan menemui raja Iblis."

"Baiklah, tuan."

~

"Sudah sarapan, Demon^^?" Tanya sang Raja Iblis.

"Sudah, yang mulia." Jawab Deon.

"Bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak??^^"

"Ehm.. cukup nyenyak."

"Apa dia akan terus basa-basi disini?! T-T aku ingin tidur saja kalau tahu begini.." batin Deon, sepertinya ia sedikit menyesal harus menemui raja Iblis untuk basa-basi ini.

"Oh ya, Demon. Ada satu misi untukmu, misi ini tidak terlalu sulit, kok! ^^"

"Misi untuk saya? Apa, yang mulia?"

"Hanya membunuh sisa-sisa monster di wilayah Utara kerajaan, kemarin Ririnel melaporkan bahwa ada sisa monster disana, jadi tempat itu belum sepenuhnya aman untuk di huni para warga iblis."

"Hm.. baiklah, yang mulia. Kapan saya berangkat menuju tempat itu?"

"Kalau hari ini bisa, hari ini saja. Kita tak bisa menunda-nunda waktu, apalagi ini untuk warga iblis." Tegas Raja Iblis.

"Baiklah, yang mulia."

"Oh ya, besok tolong kau datang ke ruangan ku. Ada hal yang ingin aku tanyakan pada mu." Raja Iblis.

"Tentang apa, yang mulia?" Deon.

"Besok saja, sekarang tolong selesaikan misi mu dulu. Aku pergi dulu,^^"

Selang beberapa jam kemudian, Deon berangkat menuju lokasi misi yang diberikannya. Ia membunuh sisa-sisa monster di sana.

.

.

.

.

.

*Skip besoknya [ kehabisan ide :') ]

"Jadi.. apa yang ingin anda tanyakan, yang mulia?" Tanya Deon.

Raja iblis membuka sebuah peta, sepertinya itu peta wilayah dunia Iblis.

"Menurutmu.. apakah aku harus memperluas wilayah di bagian Utara kerajaan, Demon?" Tanya Raja Iblis sambil menunjuk salah satu wilayah di peta.

Deon mengamati wilayah itu dengan seksama, ia berpikir sejenak.

"Kenapa anda ingin memperluas wilayah ini, yang mulia?"

"Kau tahu, kan. Beberapa hari ini ada pedagang yang menjual teh dari hasil kebun di sana. Setelah aku menyuruh beberapa iblis untuk memeriksa nya, ternyata tanah di wilayah itu subur untuk ditanami beberapa tumbuhan."

"Kemarin juga kau sudah membasmi sisa-sisa monster yang ada di wilayah itu, jadi sekarang sepertinya wilayah itu cukup aman untuk ditinggali oleh para warga iblis." Sambung Raja Iblis.

"Jadi misi ku kemarin untuk hal ini.." pikir Deon.

"Bagaimana menurut mu?" Tanya sang Raja.

"Hm.. sepertinya tidak buruk juga, yang mulia. Ini bisa menjadi keuntungan kerajaan iblis karena menghasilkan teh yang berasal dari tanah subur di wilayah Utara." Jawab Deon.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih Demon. Ah iya, apa kondisimu baik-baik saja?"

"Kondisi saya? Saya baik-baik saja, kok. Ada apa, yang mulia?" Deon sedikit heran mengapa Raja Iblis menanyakan kondisi nya, padahal ia sendiri tidak sakit sama sekali.

"Tidak apa-apa, hanya untuk berjaga-jaga jika kau sakit. Sebenarnya.. Ben sedang bersedih karena akhir-akhir ini ia tak ada pasien, jadi.. mungkin kau.. bisa menghibur nya dengan cara menjadi pasien ^^?" Raja Iblis tertawa canggung.

"A-apa?!! Aku tidak mau menjadi pasien pura-pura!! Bagaimana jika nanti aku di suruh minum obat-obatan yang pahit?? Hiiihh membayangkan saja sudah membuat ku mual.."

"Erk... Maaf, yang mulia. Sepertinya saya tidak bisa menjadi pasien pura-pura..." Jawab Deon ragu.

"Yah~ tak apa juga, sih. Yasudah, kau boleh kembali ke asrama mu, Demon."

"Baik, yang mulia. Saya pamit dahulu, permisi."


~

Sementara posisi Cruel..

"Cruel, Cruel.. kau pikir aku tidak tahu, hm~?" Duke Illuster mendekati Cruel yang sedang terduduk di kursi meja kerja nya.

"Maaf, yang mulia Duke. Apa maksud anda?" Tanya Cruel balik dengan ekspresi datarnya.

"Hah!" Duke memperlihatkan seringai kecil nya, lalu menarik ujung kerah baju Cruel.

"Y-yang mulia..!" Kejut Cruel.

"Hah, kau pikir aku tidak mengetahui perbuatanmu di belakang ku?" Duke mendekatkan wajah nya tepat di depan wajah Cruel, tentu dengan aura tajamnya.

"E-ekh..." Cruel merasakan aura tak sedap dari Duke, ya sepertinya ia tahu bahwa Duke sedang marah sekarang.

"Bahwa kau! Kau membantu Deon Hardt!!" Sambung Duke dengan nada tinggi dan ekspresi tajamnya. Sambil menarik lebih kencang ujung kerah Duke.

"Cruel Hardt! Apa yang sebenarnya kau lakukan?! Kau bilang bahwa kau sangat membenci 'pembunuh' itu! Tapi nyata nya kau masih peduli? Hah!" Seru Duke sambil menghempaskan tubuh Cruel dengan kasar.

"Hah, bawa dia ke ruangan kosong yang ada di bawah!" Pinta duke, lalu dua pengawal duke mulai membawa Cruel.

Cruel sendiri, ia hanya diam dan pasrah.












Bersambung..
[ maaf baru bisa up, hehhew.. ]

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang