#13. Membebaskan

210 35 5
                                    

Di dalam ruangan gelap yang hanya bercahaya minim, Cruel memandangi jendela yang menghadap ke gerbang kediaman Duke.

Malam ini terlihat gelap.

Cruel sedari tadi diam, tetapi tidak dengan pikiran nya. Pikirannya terus menerus melayang kemana-mana, memikirkan hal ini itu.

Salah satunya tentang Deon, adik satu-satunya. Sudah agak lama ia tidak bertemu Deon, terakhir kali saat Deon berpamitan pergi untuk menjalani misi nya.

Cruel menghela nafas panjang, lalu mengalihkan pandangannya dari jendela. Ia menuju sebuah kursi yang berada di sana—hanya kursi yang ada didalam ruangan nya—lalu ia duduk dan mulai terpejam. Menunggu matahari terbit, menyuguhkan sinar nya pada dunia.

~

"Anda sudah pulang, Count!" Seru Remember tatkala melihat Deon memasuki mansion.

Deon sendiri, ia langsung duduk di sofa ruang tamu yang ada di dekatnya. Sungguh, ia sangat lelah berkuda menuju dunia manusia.

"Apa anda ingin sesuatu, Count?" Tanya Remember ramah.

"Buatkan aku teh saja, remember." Jawab Deon.

"Baik, Count." Segera, Remember pergi ke dapur mansion dan membuat kan teh untuk Deon.

.

.

Pagi ini, Deon terbangun. Sebelum mandi, ia masih memikirkan suatu hal yang sedari tadi membuatnya penasaran.

Cruel, kakak nya.

"Sekarang kakak dimana ya?"

"Apa kakak baik-baik saja?"

"Haah.. semoga kakak baik-baik saja.."

Setelahnya ia beranjak menuju kamar mandi, dan memulai acara mandinya.

Begitu sudah siap, Deon turun menuju ruang makan. Di sana sudah ada Remember dan beberapa pelayan yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.

Lalu, Deon duduk di kursi nya. Meminum susu hangat nya.

"Remember, apa kakak sering kemari saat aku pergi?" Tanya Deon setelah meneguk susu hangat nya.

"Tuan Cruel tidak pernah datang kemari semenjak anda pergi, Count." Jawab Remember.

"Oh begitu..." Lirih Deon.

"Apa kakak sedang sibuk?" Batin Deon, ia sedikit khawatir dengan kakaknya.

.

Setelah sarapan pagi selesai, Deon kini sedang bersiap-siap di kamarnya.

"Apa anda akan pergi, Count?" Tanya Remember sambil membantu Deon bersiap-siap.

"Iya, aku akan pergi menemui kaisar." Jawab Deon.

"Bagitu, baiklah. Tolong hati-hati di perjalanan, Count." Remember sedikit membungkuk pada Deon yang akan pergi keluar mansion.

.

.

.

Sesampainya di kekaisaran, Deon langsung menuju ruangan dimana kaisar berada.

"Hormat saya pada sang pemimpin saya, yang mulia kaisar." Deon membungkukkan badannya pada Kaisar.

"Duduklah." Pinta kaisar.

Lantas, Deon pun duduk di sofa menghadap kaisar yang duduk di depannya.

"Apa informasi yang kau dapatkan selama di dunia iblis kemarin?" Tanya kaisar to the point.

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang