#9. Bingkisan

332 33 9
                                    

” My only siblings ”
Cruel & Deon.

Malam hari itu, Cruel menjaga Deon. Ia juga membantu Deon dengan mengompres dahi nya, agar demam nya tidak terlalu tinggi.

Tak sadar, ia terlelap di samping Deon. Dengan posisi tangan yang masih menggenggam jari-jemari Deon.

.

.

Pagi telah tiba, kelopak mata yang tadi nya terpejam pun mulai membuka. Netra iris merah Ruby itu membuka, melihat-lihat sekeliling nya.

Entah mengapa di pagi hari itu, kepala nya terasa berdenyut. Pusing, itu yang dirasakan nya.

Dapat ia lihat, seseorang tengah tertidur sambil duduk di lantai dan menggenggam jari-jari Deon. Ia sedikit terkejut, namun ia perlahan tersenyum tipis melihat seseorang itu yang sedang sedang terlelap.

Ya, tak sadar Deon terus menatap Cruel yang tengah tertidur. Ia merasa nyaman saat berada di dekat Cruel, apalagi saat ini sikap Cruel mulai baik terhadap Deon.

"Rasa nya seperti mimpi..." Batin Deon yang masih tersenyum tipis.

Tak lama, Cruel terbangun. Ia mendongakkan kepalanya, menatap Deon yang sedang memperhatikan nya  masih dengan posisi tidur.

Tangan Cruel terangkat, menuju dahi Deon. Ia memeriksa apakah demam Deon sudah mulai menurun (?).

Deon sendiri, ia sedikit terkejut dengan tingkah kakaknya yang tiba-tiba menempelkan tangannya ke dahi Deon.

"Pusing?" Tanya Cruel yang menatap Deon.

"Erk.. sedikit." Jawab Deon sambil mengalihkan pandangannya, ia sedikit malu jika ditatap kakaknya seperti itu.

Cruel beranjak, ia berdiri dan membalikkan badannya. Hendak menuju pintu kamar, keluar meninggalkan Deon.

"Cepatlah mandi, jika masih pusing tak perlu turun untuk makan. Biar remember saja yang mengantarkan nya." Ucap Cruel yang langsung menutup pintu kamar.

Ceklek..!

Deon hanya menghela nafas, lalu melangkah perlahan ke kamar mandi nya.

.

.

.

.

"Anda sudah membaik, Count?" Tanya Remember.

"Jika masih tak enak, tak perlu dipaksakan." Ujar Cruel.

"Eum, aku sudah membaik.." jawab Deon lalu mulai menyantap sarapan nya.

Deon dan Cruel makan dengan tenang, dan Remember setia menemani dua orang itu makan di tempat. Selesai makan, Remember dan para pelayan mulai membersihkan meja makan.

"Oh ya, Count. Tadi malam ada bingkisan datang, ada surat nya juga." Kata Remember.

"Bingkisan? Dari siapa?" Tanya Deon.

Cruel hanya menatap Deon dan Remember, mendengarkan apa yang sedang dibicarakan.

"Saya tidak tahu, tetapi di atas bingkisan itu ada sebuah surat, Count."

"Hm, baiklah. Aku akan membuka nya nanti."

___________

"Kakak akan pergi?" Tanya Deon saat melihat Cruel sudah memakai jubah dan sepatu hitam nya.

"Ada masalah yang harus aku selesaikan, mungkin aku tidak pulang kesini lagi." Jawaban Cruel mampu membuat Deon terkejut.

"A-apa? Kenapa begitu?" Deon.

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang