Ya ampun," Rina menatap Arka yang dimasukan ke dalam mobil dengan keadaan lemah, kepala pria itu direbahkan di bahu Anggi, "Kenapa dia?" Tanya Rina dengan heran bercampung bingung. Selama ini yang Rina tahu Angga dan teman-temannya bukanlah sekumpulan pria yang suka hura-hura ke tempat seperti itu.
Angga dan teman-temannya sibuk dengan pekerjaan dan melakukan kegiatan positif, tapi yang dilakukan Arka malam ini.... Itu bukan kebiasaannya, dokter muda itu selalu banyak menghabiskan waktu di rumah sakit untuk menolong pasien.
"Ceritanya panjang, Rin. Sekarang kita harus bawa dia pulang dulu," jawab Arsya sambil masuk ke dalam mobil, dan duduk di samping Arka, sementara Anggi berada di sisi lain, dia menatap khawatir pada kondisi Arka yang terus bergumam tidak jelas.
"Badan Kak Arka panas," Anggi menyentuh dahi dan pipi dokter muda itu, sementara kekhawatiran tampak jelas membayangi wajahnya.
"Kita bawa ke rumah sakit," jawab Angga.
"Jangan! Jangan!" Arsya buru-buru protes, "Kita bawa aja pulang ke rumahnya, kalian juga pasti gak mau kan, kalau sampe ngeliat reputasi dia rusak di mata rekan kerjanya.""Oke, kita bawa pulang aja," Angga menyetujui, toh apa yang dikatakan Arsya barusan memang benar, mereka harus menjaga reputasi Arka sebagai dokter yang sering hilir mudik di televisi, bohong namanya jika tidak banyak orang yang mengenal dokter muda tampan itu. "Kalau kondisinya makin buruk, biar gue panggil Dokter keluarga aja."
"Oke," jawab Arsya singkat, sementara di sisi lain Anggi juga menghela napas lega, keputusan ini demi kebaikan bersama. Dia tidak ingin keadaan Arka saat ini dilihat orang lain.
"Anggi...," Arka kembali mengigau, "Jangan tinggalin gue, jangan tinggalin gue," suaranya terdengar sedih, bahkan dalam keadaan seperti itu saja, hanya Anggi yang diingatnya. Hal tersebut membuat Anggi merutuki diri sendiri, rasa bersalah menyerangnya secara bersamaan, dia menyesal karena sudah membuat Arka harus menunggu keputusannya, Anggi menyesal karena lebih mementingkan perasaannya sendiri, namun menutup mata akan kesungguhan Arka.
Sesampainya di apartemen Arka, pria itu dibawa oleh Angga, sementara Arsya bertugas membuka pintu dan meminta Anggi dan Rina agar mengikuti mereka di belakang. Angga menjatuhkan tubuh Arka di tempat tidur, pria itu bahkan tidak repot-repot membuka mata, mulutnya terus mengigau dan menyebut nama Anggi hingga berulang-ulang.
"Badan dia berat banget," Angga merenggangkan otot tubuhnya.
"Baju dia kotor kena minuman, kita harus mengganti pakaiannya," Arsya sudah akan nenyentuh kancing kemeja Arka dan membukanya, namun Angga sudah terlebih dulu berteriak dan meminta Arsya untuk untuk berhenti.
"Tunggu, Sya!" Angga berkata tegas, dia memutar tubuh sambil berkacak pinggang, sementara matanya menatap marah ke arah Rina dan Anggi yang masih berada di ruangan tersebut.
"Anggi keluar!" Angga menatap Adiknya dengan sengit, lalu dia mengalihkan pandangan pada Rina yang saat ini sepertinya sedang merona. "Dan sayang, kamu kenapa gak keluar? Temen aku mau ditelanjangin tapi kamu masih tetep di sini?" Nada jengkel terdengar jelas dalam suara Angga.
"Anggi mau bantuin Kak Arsya buat bersihin Kak Arka dulu," Anggi sudah akan berjalan ke arah tempat tidur, tapi Angga sudah terlebih dulu mendorong tubuh Adiknya itu ke arah luar.
"Keluar! Atau Kakak gak akan kasih kamu waktu sendirian buat ngerawat dia?" Suara Angga berubah tegas, dan mau tak mau akhirnya Anggi berjalan ke luar sambil menekuk wajah, tapi sebelumnya dia masih menyempatkan diri untuk melirik sekilas ke Arka yang masih meracau, dan hal tersebut membuat langkahnya berhenti.
"Anggi!" Tegur Angga."Iya! Iya Anggi keluar!" Dengus Anggi dengan sebal.
"Sayang kamu keluar juga," Angga mengusir Rina yang masih ada di sana. "Aku mau bantuin Arsya buat urus calon Adik ipar kamu," diam-diam Arsya tersenyum saat mendengar panggilan Angga untuk sahabatnya itu.
"Jadi aku gak boleh liat juga nih?" Rina hanya bermaksud untuk menggoda, tapi Angga sudah membawanya keluar sambil menunjukan wajah suram. "Tunggu di sini sama Anggi."
Anggi hanya meringis saat melihat wajah Kakaknya yang berubah marah, "Kak, habis godain Kak Angga ya?" Anggi memaksakan diri untuk bertanya, dia tidak tahan jika harus tetap diam dan ditemani suasana sunyi yang terasa mengerikan. Jadi dia memilih untuk mengajak Rina berbincang."Iya," jawab Rina dengan santai dan menatap punggung Angga yang sudah kembali masuk ke dalam kamar. "Tadi gue mau liat Arka dibuka bajunya, tapi Angga ngelarang."
"Apa?!" Suara Anggi berubah ketus, dan hal tersebut sontak membuat Rina tertawa.
"Udah ah jangan ngambek gitu!" Rina mengusap bahu Anggi dengan sayang, "Tadi gue cuman bercanda, lagian Arka kan bentar lagi jadi milik kamu, masa iya udah punya Suami sebaik Kakak kamu, terus calon Adik ipar mau diembat juga gitu?" Pertanyaan Rina dibalas tatapan kesal dari Anggi.
"Nanti kalau Arsya udah diurus, kamu boleh jagain sampai dia sehat," Rina meyakinkan, ucapannya langsung membuat wajah Anggi yang semula tampak suram, seketika menjadi sedikit berbinar."Semoga Kak Arka gak sakit," desah Anggi dengan suara lirih.
"Kalopun dia sakit, kamu bisa jagain dia sampai sembuh."
"Kayaknya Kakak ngarep banget kalau Kak Arka sampe gak sehat," Anggi menekuk wajah dan menatap Rina dengan pandangan sedih.
"Haha, bukan gitu. Tapi kalau Arka sakit, kalian bisa punya banyak waktu buat berduaan, Arka bisa ijin sakit dan bukannya sengaja menelantarkan pasien demi urusan pribadi," ucapan Rina sedikit banyak sudah membuat perasaan Anggi menjadi sedikit terhibur. Perkataan Kakak iparnya itu memang ada benarnya juga, Anggi hanya ingin segera melihat Arka, dan memastikan kalau pria itu akan baik-baik saja.***
Hihi Makasih ya teman-teman yang sudah mampir untuk membaca, sertama teman2 yang kasih bintang dan komen juga terima kasih banyak. Ditunggu aja ya Anggi sama Arka semoga aku bisa bikin scene gulanya (?)
*Soalnya aku biasa bikin Kriminal atau action sih*
#BuhuhArka #DanAngga #Lah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr And Mrs Players
RomanceAnggi Hazeline Deviana harus merelakan pernikahan yang dia impikan menjadi kepingan yang tidak berbentuk, dia tidak memiliki harapan lagi setelah salah satu mantan kekasihnya melakukan tindakan asusilah terhadap dirinya. Tapi di saat dia bersikeras...