Skylar menatap Xin dan mendecih, ia melepaskan tangannya dari cengkraman xin. Skylar kemudian berjalan menuju kamarnya untuk memakan makanan yang ia bawa.
Xin hanya menghela nafas lelah melihat Skylar seperti itu, yeah.. Senyuman mematikan dapat Xin berikan dan hm.. Irrad melihatnya?
"Bang Xin, martabak 1" ucap irrad dan di balas tawaan kecil Xin. Ia mengangguk dan mengambil kotak obat di meja.
"Sabar, gua mau obatin anak gua dulu" Irrad hanya berdehem pelan, padahal ia juga mau bermanja kepada Skylar tapi seperti nya ia tidak mood hari ini.
"Ngak usah se protective gitu Xin, nasihatin dia baik-baik. Lu tau kan dia sama lu 11 12 samanya" Xin hanya mengangguk pelan dan berjalan menuju ke arah kamar Skylar.
"Martabak dulu, otherwise I don't want to give you the room key" Xin menghela nafas lelah, ia mengambil handphone nya dan memesan martabak dengan toping coklat 2.
"Done, mana?" Irrad melihat layar handphone di depannya dan tersenyum wajah tanpa dosa kemudian memberikan kunci kamarnya.
"Jangan kasar-kasar lagi bang Xin, lu bakal nyesel nantinya" ucap deden yang baru datang dari luar karena baru membeli bahan untuk ia membuat coklat.
Xin hanya berdehem dan mengabaikan deden, sedangkan deden menghela nafas lelah akan kelakuan Xin. Fiel juga mendecak malas melihat kelakuan Xin.
"Ngak expect bakal separah ini perhatian Xin ke Skylar" ucap dyrennn dari arah meja makan. Deden menatap dyren dan kembali menghela nafas lelah.
"Siap-siap latihan, Skylar kayaknya ikut latihan agak sorean" dyren mengangguk dan melanjutkan makan siangnya.
Skylar terduduk di atas tepi kasurnya dan menatap malas makanan yang ia bawa, dia belum lapar hanya saja.. Hm tidak tahu fikirnya.
Sesaat kemudian handphone nya berdering dan ia melihat arah telfon dari siapa yang ia dapatkan. Kairi? Mau apalagi ini makhluk hidup fikirnya.
"Kenapa? Ngak usah pake telfon segala" Kairi tampak terkekeh pelan dari sebrang, Skylar hanya berdecak malas mendengar responnya.
"Ngak apa, lagi makan kah?" Skylar hanya berdehem dan mengambil makanan yang ia ambil tadi dari meja. Kairi hanya menghela nafas melihat itu.
"Hey! Jangan di matikan dulu, aku ingin video call" Skylar menyemburkan air putih yang sempat ia minum. Kairi mendengar itu hanya terkekeh ringan dengan tingkah random Skylar.
"Hah?! Buat apa so pependo!?" Kairi tampak menghela nafas mendengar penuturan Skylar, apakah ia lupa berapa jumlah nominal uang semalam yang ia berikan?
"Sebagai pengganti uang yang semalam, kau sedang tidak scrim kan? Kalau begitu yasudah video call saja lah" Skylar berdecak sebal, malas sekali ia video call dengan Kairi sialan ini. Lagipula siapa yang memberikan yang sebesar itu hanya untuk discord? Gila.
"Iye iye" Skylar menerima panggilan video dari Kairi dan menatapnya malas, ia hanya mengabaikan Kairi yang tersenyum nakal dan memakan makanannya.
Xin mendengar percakapan mereka berdua, ia meremas nampan yang ia bawa di depan pintu kamar. Decakan malas dapat ia berikan dan ia membuka kamar di dalamnya ada Skylar.
"Ngapain sih lo?" Ucap Skylar malas, Xin tidak menjawab dan menarik lengan Skylar kemudian mendudukan sang empu di kasur.
"Hey, jangan terlalu kasar anjing" ucap Kairi dengan keras di handphone, Xin menatap wajah Kairi dan mematikan panggilan video yang sedang berlangsung itu.
Xin menatap pipi dan bibir Skylar yang sedikit robek akibat tamparan semalam, ia menghela nafas dan mengambil obat dari nampan.
"Ngapain? awshh!!! WOY SAKIT AN- MPH?!" Xin menatap Skylar dengan wajah masam, ia menyumpal mulutnya dengan tangan milik dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴘʀᴏ ᴘʟᴀʏᴇʀ ᴏʙsᴇssᴇᴅ (END)
ContoTak ada yang perlu di khawatirkan namun ada saja masalah dalam ke khawatiran tersebut. RRQ Skylar akan sulit menghadapi kehidupannya setelah membuat ONIC Kairi terobsesi memiliki dirinya sendiri. • • • original by irrish ✶ 記録 。 기록 ✶ 🥇01 𝐌𝐋𝐁...