Short Story 02.

1.6K 95 19
                                    

Dunia Kairi seakan-akan hancur... Kenapa dengan skylar? Dia.. Hilang ingatan? Yang benar saja! Apa-apaan ini?!

"Apa maksudnya?! Lo lupa sama tunangan lo sendiri?!" Skylar menatap Kairi bingung, tunangan? Apakah di bodoh? Mereka berdua lelaki!

"Aku laki-laki sia-lan, apa mak-sud mu? Tuna-ngan? Huh?" Pak AP juga lemas, kondisi yang di beritahu oleh dokter benar-benar terjadi. Skylar menatap pak AP seolah-olah kenapa dia ada disini? Bukankah dia sedang Trial? Apa yang terjadi?

"Pak sa-ya kena-pa?" Tanya nya kikuk. Pak AP menghela nafas lelah dan menatap skylar sedih.. Kenapa harus terjadi hal seperti ini kepada anak semalang itu?

"Kamu terjatuh dari tangga skylar, lalu apa yang kamu ingat? Ah.. Saya akan panggilkan dokter terlebih dahulu" skylar menatapnya penuh tanda tanya, sky-lar?

"Sky-lar?" Baiklah.. Detik ini pak AP benar-benar di landa kekhawatiran. Apakah tidak ada satupun yang anak itu ingat?.

Pak AP hanya mengelengkan kepalanya dan pergi memanggil dokter untuk memeriksa keadaan skylar. Skylar menatap punggung pak AP dari ranjang rumah sakit.

"Umnh.. Sa-kit gila" skylar memegang kepalanya yang tiba-tiba berdenyut dan pusing. Kairi masih diam, dia menundukkan kepalanya tak percaya, bagaimana dengan janji yang keduanya ucapkan saat itu?

"Lo sia-pa?" Skylar menatap wajah sendu Kairi, apakah anak ini baru saja menangis? Apa yang ia tangisi?

Kairi menatap skylar sayu, apakah ini adalah karma miliknya? Kenapa Tuhan selalu seperti ini kepada Kairi.. Dia mau bahagia bersama orang yang dicintainya.

"Dan.. Umnh, dima-na mama dan pa-pa?" Kairi mengelengkan kepalanya, dia menaruh kepalanya di kaki skylar.

Skylar menghela nafas lelah harusnya papa dan mama nya menjemput skylar di tempat GH RRQ. Meskipun mereka tidak menyetujui kalau dia masuk ke team esport namun dia tetap mau dan kabur dari rumah.

Tak lama setelahnya datang dokter dengan suster. Mereka tampak tersenyum kearah skylar dengan pak AP yang di luar sepertinya.

"Maaf nak Kairi. Kamu harus keluar agar skylar dapat kami periksa" Kairi tidak menjawab, dia acuh dan pergi keluar dari ruangan milik skylar.

Skylar sedikit terkesan, di hatinya seolah-olah sakit karena tidak di tunggu oleh Kairi. Tangannya yang lemas kemudian berusaha meraih baju Kairi namun nihil itu tidak mencapainya.

Dokter yang tahu itu kemudian mencegah Kairi, dia menatapnya dengan sedih. Dokter tahu bahwa Kairi kecewa karena tidak bisa menjaga salah satu orang kesayangannya namun dia harus berfikir dewasa agar keadaan tidak semakin runyam.

"Temani disini, pegang tangan dia" Kairi hanya mampu terdiam, tidak ada kata apapun yang keluar dari mulutnya seolah-olah dia sudah lelah dengan semua cobaan yang Tuhan berikan.. Apakah dia tidak pantas bahagia?

Kairi tidak berbalik, dia menepis cengkraman dokter di tangannya. Kairi sedikit menutupi pintu dengan kasar.

"Dok-ter.. Kena-pa saya ti-"

"Tidak apa-apa Skylar, kamu hanya terjatuh dari tangga.. Mungkin kamu masih terkejut dan linglung. Saya dan suster akan mengecek kamu" Skylar hanya mampu mengangguk, saat suster mencoba menyuntik nya dia sedikit takut.

"Tidak apa-apa Skylar, suster emelyn hanya memberimu obat agar kamu tidak pusing lagi" Skylar sedikit takut namun menganggukan kepalanya, saat suster itu selesai menyuntikkan dia menjadi linglung. Semua yang ada di fikirannya jadi kosong namun dia masih tetap sadar.

"Baiklah Skylar.. Ada yang ingin saya tanyakan, apakah kamu mengenali siapa kedua orang tadi?"

ᴘʀᴏ ᴘʟᴀʏᴇʀ ᴏʙsᴇssᴇᴅ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang