Tell him

82 9 3
                                    

129

Jam 5 pagi, Hao terbangun karena handphonenya bergetar dan dia mengecheck panggilan masuk, melihat itu dia langsung terbangun dari tidurnya dan melihat Hanbin yang masih tertidur pulas.

Hao pun langsung keluar dari kamar perlahan dan mengangkat panggilan tersebut di balkon, dia pun membuka pintu balkon dan mulai mengangkat panggilan tersebut.

"Apakah dia meminta sepagi ini?" ucap Hao pada panggilan tersebut.

"Kemarin malam sudah ku kasih."

"Jaga dirimu ibu." ucapnya sambil mengakhiri panggilan tersebut dan mematikan panggilannya.

"Ibu?" Tanya Hanbin dari belakang dan membuat Hao sontak menghadap ke belakang.

"Hanbin." Sontak Hao sambil menengok ke belakang yang ternyata sudah ada Hanbin yang berdiri di belakangnya.

"Kenapa diluar Hao, nanti kedinginan." Ujar Hanbin sambil memeluk Hao dari belakang.

Hao menanggapinya dengan mengangguk mereka pun masuk kembali ke dalam.

Pukul 9 pagi Hanbin sedang bermain game di handphonenya, berbeda dengan Hao yang sedang murung di sebelahnya, mereka berada di sofa.

Selesai menyelesaikan gamenya itu, Hanbin langsung melirik pada Hao dan menatapnya dengan bingung.

"Kenapa hm?" Tanya Hanbin.

"Ahh tidak." Balas Hao.

"Masih belum mau cerita hm?" Tanya Hanbin sambil mengelus kepala Hao.

"Bukan begitu." Lirih Hao.

"Gapapa Hao." Ucap Hanbin sambil pucuk mengecup kepala Hao.

Hao mengangguk dan memeluk Hanbin sambil menenggelamkan wajahnya di dada Hanbin.

130

"Apa?" Tanya Natty tidak percaya.

"Tidak mau?" Tanya Ricky.

"Tentu saja-" belum selesai Giselle sudah memotongnya.

"Tentu saja kita mau! Hei Natty kau akan menjadi influencer!" Seru Giselle.

"Kalau begitu kita akan mulai syuting sebelum makan siang dan dilanjutkan lagi setelah makan siang hingga sore." Jelas Ricky lalu meninggalkan mereka berdua.

"Hei sudah kukatakan aku tidak mau!" Seru Natty tetapi Ricky sudah melangkah jauh dan tidak mendengarnya.

"Ada apa?" Tanya Keita yang baru saja yang menghampiri mereka berdua disusul oleh Jay.

Mereka berada di dalam gedung arena, tepat berada di lorong, masih terlihat sepi karena hari masih sangat pagi, hanya beberapa para staff yang berlalu lalang, itu pun tidak banyak.

"Dia akan menjadi artis, dia menjadi model untuk brand Michelin." Jelas Giselle.

"Kau bercanda? Tidak mungkin, itu luar biasa, Michelin merek ban mobil ternama lalu kau menerimanya?" Tanya Keita.

"Tentu saja, hampir saja kita menolaknya." Sinis Giselle melihat Natty.

"Jika kau menolaknya, aku akan meledakkan mobilmu, hei kau tau jika kau menerimanya, kita bisa saja mendapatkan ban serep yang bagus dan berkualitas sesuai dengan harganya." Jelas Keita.

"Benarkah?" Tanya Jay.

"Mungkin saja, tapi seharusnya iya." Balas Keita.

131

Fast & Love [HAOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang