The love triangle & trust

140 17 1
                                    

33

Malam hari pukul 11 malam, Seobin tengah berjalan sambil menenteng sebungkus makanan, dia baru saja meninggalkan minimarket yang berkerja selama 24 jam itu, lampu jalan menerangi jalan dan trotoar, jalanan kota terlihat sepi, dia bahkan mengenakan setelan sweater berwarna biru dan celana berwarna cream, sangat berbeda penampilan ketika ia sedang bekerja.

Dia sangat terlihat berjalan menuju rumahnya hingga pada saat ada kerumunan besar, awalnya ia tidak tertarik dengan kerumunan tersebut tetapi dia tertuju pada mobil yang sering ia lihat, mobil berwarna serba hitam pekat itu, siapa lagi kalau bukan mobil atasannya, semua penonton bersorak dari kejauhan, mereka menyoraki mobil tersebut karena menang dari pertandingan mengalahkan mobil di sebelahnya tersebut.

Seobin menghampiri kerumunan tersebut, dia berada di belakang kerumunan, dan meloncatkan dirinya berkali-kali untuk melihat apakah ada Jiwoong disana.

Dia pun mencari celah demi celah agar bisa ditengah kerumunan, dia pun melihat Jiwoong dengan mobilnya, dia sempat senang dan bangga hingga akhirnya Karina menghampiri Jiwoong dan memeluknya.

"Kau hebat sekali Jiwoong, skill mu semakin meningkat, bahkan lawanmu berbeda beberapa detik, itu sangat jauh." ucap Karina dengan bangga, lalu melepaskan pelukannya.

"Aku memang harus hebat kan? Hei kau tau? Aku begini agar bisa memenangkan pertandingan tersebut." sahur Jiwoong.

"Kau seperti biasanya, teruslah berlatih agar kau menjadi juara di pertandingan nanti." ucap Karina sambil tersenyum.

Seobin yang melihat mereka asik ngobrol segera menjauhi kerumunan, dia memikirkan apakah atasannya tersebut mengingat dirinya apapun itu yang sedang dilakukannya, apakah atasannya menyadari bahwa dirinya menyukai dia, Seobin pun membuang pikiran itu.

"Untuk apa aku memikirkan itu? Aku hanya sekretarisnya."

Seobin segera melanjutkan perjalanan pulang sambil menenteng kantong plastik berisi makanan yang ia beli di minimarket.

34

"Good morning princess."

Hao baru saja membuka matanya, lalu dihadapan wajahnya secara dekat hanya beberapa centi selisih jarak mereka Hanbin sudah mengejutkan Hao.

Hanbin mencium bibir Hao berkali-kali hingga Hao merasa kesal.

"Hentikan Hanbin."

"Ini morning kiss dari ku princess."

Setelah acara morning kiss selesai, mereka sarapan dengan roti, dan segelas susu.

"Kau cocok memakai baju itu." ucap Hanbin bangga melihat Hao selalu memakai baju yang ia beli.

"Kau selalu memuji ku Hanbin dengan baju yang kau beli, hentikan atau aku akan membenci baju yang kau beli."

"Jangan, kau tau? Kau tidak menyukai baju ku karena kebesaran, dan aku membelikan bajunya untukmu."

"Aku kan bisa mengambil bajuku dirumahku."

"Anggap saja hadiah dariku, aku tidak mau princess kecapean mengungsi baju untuk tinggal dirumahku."

"Kamu sangat perhatian yah."

"Memang."

Hao melanjutkan sarapannya, asik sarapan hingga Hao sadar Hanbin tidak melanjutkan sarapannya.

"Hanbin kenapa?"

"Ahh tidak, aku hanya memikirkan sesuatu."

"Memikirkan apa?"

"Dirimu."

"Serius Hanbinnnn!"

"Kau kepo sekali hm?" ucap Hanbin dan kembali melanjutkan "Aku berpikir jika kita berdua mencapai final, apakah kau berusaha memenangkan pertandingannya?" Tanya Hanbin.

Hao menghentikan sarapannya, dan memikirkan perkataan Hanbin, mencerna apa yang ia akan lakukan di pertandingan nanti jika ia sudah berada di final bersama Hanbin.

"Mungkin aku berusaha lebih keras, tapi jika salah satu dari kita menang aku ikut senang, entah itu diriku atau dirimu Hanbin." Jelas Hao.

"Kau tidak keberatan jika aku memenangkan pertandingan itu?"

"Tidak memangnya kenapa? Semua orang berhak mendapatkan posisi pertama bukan?"

Hanbin terdiam, perkataan Hao benar, entah itu dirinya, atau Hao, bahkan orang lain, mereka berhak mendapatkan posisi pertama jika mereka berhasil mencapai hal tersebut.

"Waktu kita pertama kali bertanding, adakah Aku merasakan dendam dengan dirimu? Aku bahkan terpikat dengan dirimu, bukan merasa dendam hingga akhirnya menjadi seperti ini berakhirnya."

"Kau baik sekali Hao, apakah aku ditakdirkan hidup bersama malaikat seperti dirimu?" Kagum Hanbin.

"Aku menyukaimu Hanbin."

"Aku juga menyukaimu, sangat sangat sangat menyukaimu."

Hao tersenyum dan meminum susunya dan melanjutkan sarapannya.

"Sejujurnya aku ingin merasakan memenangkan pertandingan itu Hao, aku tidak ingin merasa egois didepan mu." ungkap Hanbin.

Hao menghentikan sarapannya.

"Kalau begitu kau harus menang, wakili aku jika kau serius, aku tidak apa jika tidak menang, bahkan jika aku juara 2 dan kau juara 1 aku malah lebih senang, kau tidak perlu merasa egois didepan ku, bukankah seorang pasangan harus saling mengerti?" Jelas Hao

"Benar, terimakasih princess nya Hanbin, kau selalu baik padaku, aku janji akan membuat mu bahagia dan menjagamu apapun itu!" ucap Hanbin dengan bersungguh-sungguh pada Hao.

Hao tersenyum dan merasa dia memang ditakdirkan untuk bersama Hanbin, dia pun melanjutkan sarapannya kembali bersama Hanbin.

35

Keita sedang memeriksa mobil Supra yang akan dipakai Jay bertanding, Jay sedang memasangkan ban yang dipakai, Jay sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan mengganti keempat ban mobilnya.

"Hei Jay, kau sudah selesai? Ayo ke markas, aku sudah memanggil yang lain untuk ke markas sedaritadi, Ayo!" ajak Keita dan menutup kap mesin mobilnya.

Mereka berdua pergi ke markas, hanya beberapa menit mereka sampai dan sudah ada Natty, Hanbin, dan Hao yang susah berada di depan markas Keita.

Mereka menghampiri ketiganya dan berhenti di depan mereka, keduanya pun turun dari mobil.

"Untuk apa kau memanggil kami kesini?" Tanya Natty

"Kau harus melihat ini!" ucap Keita segera membuka markasnya yang sangat besar.

Markasnya terbuka besar dan memperlihatkan sebuah dua mobil, mobil tersebut merupakan campervan dan satunya truck pick up mobil yang bisa membawa mobil, Jay terkagum mobilnya sangat besar.

"Kau membuka dealer mobil atau bagaimana?" Tanya Hanbin tidak percaya.

"Aku hanya menyewanya sementara, terlihat bagus bukan?"

"Ya bagus hingga kau menempelkan logo bengkel mu pada kedua mobil besar itu." Protes Natty.

"Hei, ini hanya sewa, setelah sewa nanti aku akan melepaskannya, ini salah satu bagian promosi." ucap Keita dengan bangga.

"Dan aku juga sudah menyiapkan seseorang untuk membawa kedua mobil ini, jadi kalian tidak perlu kelelahan membawa mobil tersebut, ah itu mereka."

Mobil kecil hatchback datang kepada mereka, mobil yang merupakan mobil biasa layaknya city car tersebut menghampiri mereka dan berhenti di hadapan mereka, didalamnya ada tiga orang yang turun dari mobil tersebut, ketiganya menghampiri mereka.

"Holy shit, aku tidak menyangka, kau mengajak Gilet?" ucap Jay.

"Giselle bodoh." Jelas wanita yang turun dari mobil hatchback tersebut.

"Gery akan menjadi sekretaris ku sementara."

"Giselle." Jelas Giselle sekali lagi.

"Ya maksudku itu, intinya aku mengajak Giselle sebagai sekretarisku, dan dua lagi nya mereka supir yang mengendarai kedua mobil itu." Jelas Keita.

"Perkenalkan namaku Jackson."

"Aku Myungjin."

"Tidak terlihat seperti pekerja montir di bengkel." ucap Jay sambil melihat kedua supir itu.

Kedua supir itu mengenalkan umur mereka, hanya bersilih seperti 10 tahun umurnya dari mereka, membuat mereka tidak terlihat seperti sangat tua.

"Memang bukan, aku menyewa mereka juga, untungnya bengkel sudah ku atur dan banyaknya bekerja disana termasuk ambil alih pekerjaan administrasi." ucap Keita.

"Ya, tapi catat hanya aku salah satu administrasi yang unik."

"Kali ini Aku setuju dengan dirimu Gwen." ucap Jay.

"Giselle!" Teriak Giselle.

"Baiklah, kalau begitu cukup berkenalannya, ayo berlatih!" ucap Keita.

Mereka menuju tempat latihan seperti biasa, sementara ketiga orang yang baru datang disuruh Keita menjaga markas Keita.

36

Karina sedang berada di lampu merah dengan mobilnya itu, dan membuka kaca mobilnya, melihat beberapa bangunan ruko, dia melihat pemandangan di depannya, hanya jalan kosong yang panjang, dia berniat untuk memutar balik untuk mengunjungi gedung Jiwoong, tetapi dia melihat mobil yang menghampiri di sampingnya.

Mobil tersebut berada di sambil mobil Karina, dan terbukalah kaca mobil tersebut, terpampang muka pria yang menurut Karina menjengkelkan walau tampan.

"Hei, ternyata nona manis yang membawa mobil ini, pantas aja mobilnya manis, yang mengendarainya juga manis." ucap Pria itu.

"Siapa kau? Mau apa kau?" Tanya Karina.

"Kenalkan, namaku Jeonghyeon, aku hanya ingin berkenalan dengan mu."

"Berhenti omong kosong."

"Kau berani juga yah, bagaimana jika kita bertanding di jalanan lurus ini? yang sampai diujung dia pemenangnya, aku hanya mengajakmu bertanding secara sehat, tidak ada taruhan di dalamnya, kau masih takut?"

"Takut? Siapa yang takut? Baiklah, kau hanya membuang waktuku."

"Baiklah, aba-aba dimulai ketika lampu merah menjadi hijau."

Karina siap mengambil ancang-ancang, lampu merah menunjukkan detik 10 itu berarti sebentar lagi pertandingan kecil itu dimulai, begitupun Jeonghyeon mengambil ancang-ancangnya sambil sedikit memberi suara mobilnya terhadap knalpotnya yang menawan.

Lampu merah sedikit demi sedikit terhitung mundur, pada detik terakhir, lampu berubah menjadi warna hijau, mereka berdua menancapkan gasnya dengan penuh.

Jeonghyeon memimpi, disusul Karina, mobil Karina berhasil menyusul mobil Jeonghyeon dan membalapnya, Karina menyetir dengan serius.

"Boleh juga kau." ucap Jeonghyeon yang dibalap oleh Karina.

Jeonghyeon segera berganti gigi pada mobilnya dan menancapkan gasnya setelah mengatur kopling pada mobilnya, membuat mobil itu mempercepat kecepatannya dan membalap Karina dan meninggalkan Karina sangat jauh hingga dia sampai pada garis finish yang dibuatnya.

"Tidak mungkin." ucap Karina tidak percaya melihat Jeonghyeon semakin cepat.

Mereka berdua berhenti setelah berada di ujung jalanan lurus tersebut.

"Hei aku belum tau namamu, siapa namamu?" Tanya Jeonghyeon.

"Karina." Jawab Karina.

"Nama yang bagus, aku akan mengingat balapan ini, jangan kau lupakan juga, aku akan selalu mengingat wajahmu cantik, bye." ucap Jeonghyeon pergi meninggalkan Karina.

Karina sedikit tersenyum, dan memutarkan arah balik mobilnya dan melanjutkan niatnya untuk pergi ke gedung Jiwoong.

37

"Hei Seobin."

"Ya?"

"Menurutmu bagus yang mana?"

"Aku rasa ini, cocok sepertinya dengan dress itu, kau ingin berkencan?" Tanya Seobin dengan teman kantornya.

"Tentu saja! aku memang tertarik dengan ini, selera kita sama! Tidak sia-sia aku menanyakan mu, doakan kencan ku lancar." ucap temannya."

"Kau sangat antusias sekali, pasti kau menyukainya, Semoga kencan mu lancar Arin!" ucap Seobin menyemangati teman kantornya yang bernama Arin.

Arin yang mendengar itu tersenyum dan kembali menatap laptopnya dengan melanjutkan pekerjaannya.

Seobin pun berusaha memfokuskan dengan pekerjaannya, tetapi dia melihat Jiwoong dari luar ruangan dia bisa melihat Jiwoong yang berada di dalam ruangan.

"Seandainya aku mempunyai jadwal kencan dengan dirinya, aku pasti bisa sebahagia seperti Arin." benak Seobin sambil memperhatikan Jiwoong.

38

Mereka berlatih seperti biasa dengan perubahan yang sangat meningkat, mental mereka sudah teruji dengan adanya bimbingan Keita, mereka menghabiskan waktunya hingga sore hari, dan hampir malam, mereka selesai dengan latihannya.

Mereka beristirahat sejenak di tempat sekitaran danau bawah bukit seperti kemarin, mereka berempat berada di cafe tersebut dengan jajaran ruko lainnya.

"Melelahkan juga bisa di tahap seperti ini." ucap Natty.

Mereka sudah mengambil tempat mereka, tetapi hanya mereka bertiga yang duduk, Hanbin dan Hao mengatakan bahwa mereka ingin pergi ke suatu tempat.

"Ya kau benar, tapi setidaknya kerja keras kita tidak sia-sia." ucap Keita.

"Aku lapar, ayo pesan sesuatu." ucap Jay sambil memutar menunya dan memanggil pelayan dan menghampiri mereka.

"Aku pesan steak beef dengan kematengan medium, dan memakai saus baberque, serta kentang goreng, dan minumnya strawberry milkshake, kalian apa?" Tanya Jay.

"Kau seperti mentraktir kita saja, aku hanya ingin coklat dingin." ucap Natty.

"Aku ingin kentang goreng dan kopi susu saja." ucap Keita pada pelayan.

Pelayan tersebut mencatat semua pesanan mereka, hingga pelayan tersebut meninggalkan mereka.

"Apakah bekerja di bengkel Keita mendapatkan gaji besar hingga kau dapat mentraktir kita?" ucap Natty.

"Aku tidak bilang mentraktir kalian." Jelas Jay.

"Lalu kenapa kau bersikap seperti ingin mentraktir kita?" Tanya Natty.

"Baiklah aku mentraktir kalian, dengan dompet itu." ucap Jay sambil menunjuk dompet diatas meja, dompet itu merupakan milik Keita.

"Enak saja kau, curi saja hartaku semua, kau bahkan belum mengungsi dari bengkelku." ucap Keita tidak terima.

"Aku sudah nyaman di bengkelmu."

"Akan ku usir jika kau kalah dalam pertandingan."

"Kapan Tom and Jerry ini berhenti." ucap Natty memperhatikan mereka yang sedang beradu mulut.

39

"Ahh kalian datang lagi, apakah kalian ingin melihat anjing-anjing ini? Mereka sedikit tumbuh lebih besar." ucap pemilik petshop pada Hanbin dan Hao.

"Bolehkah aku melihat anjing itu?" Tanya Hao menunjukkan anak anjing yang kemarin ia elus dan sekarang tumbuh sedikit besar.

"Boleh."

Pemilik petshop tersebut mengambil anjing itu dan memberikannya pada Hao, Hao menerimanya dan menggendong anjing tersebut.

"Kau lucu sekali anjing kecil." ucap Hao yang menggendong anjing tersebut, anjing itu senang berada di dekat Hao, dan menjilati pipi Hao.

"Dia terlihat sangat senang." ucap pemilik petshop.

"Hei Hao, jika aku menang dalam pertandingan, aku akan membelikanmu anjing ini padamu." ucap Hanbin pada Hao.

"Benarkah? Aku akan mengingat ucapanmu." ucap Hao.

Beberapa menit setelahnya, Hao dan Hanbin telah menyelesaikan bermainnya dengan anak anjing itu dan segera pergi.

"Tunggu!" ucap pemilik petshop menghampiri mereka.

"Ada apa?" Tanya Hao.

"Jika suatu saat kalian ingin mengambil anjing itu, kabari aku, aku akan menyimpan anjing itu jika kalian menginginkannya, ini kartu namaku, hubungi aku jika perlu." ucap pemilik tersebut sambil memberi kartu nama.

Hao menerimanya "Sunoo?" ucap Hao sambil membaca nama pemilik kartu nama tersebut.

"Kalau begitu kami pergi yah." pamit Hanbin kepada Sunoo selaku pemilik petshop.

Mereka berdua keluar dari petshop tersebut, dan menghampiri ketiga partnernya di cafe di jajaran ruko tersebut.

40

Malam pada saat dua hari sebelum pertandingan dimulai, mereka sudah memasukkan mobil mereka kedalam truck pick up mobil yang besar itu.

Mereka berangkat bersama, Setelah menyiapkan semua yang mereka latih dan bekerja dengan menyetel mobil mereka menjadi lebih cepat, kini mereka sudah siap.

"Perjalanan sangat jauh, Jadi kita harus berangkat dari sekarang, karena satu hari disana kita sudah harus berlatih disana, dan aku minta jangan sia-siakan latihan kalian, salah satu dari kalian berhasil sudah membuat diriku bangga, kalian paham?" ucap Keita.

"Paham!" Semua nya membalas perkataan Keita.

"Baiklah aku akan bersama pak Jackson mengemudi truck pick up mobil ini, kalian semua berada di campervan dengan pak Myungjin mengerti? Jangan lupakan masukkan barang kalian di dalam campervan." Jelas Keita.

Semua paham dan memasuki mobilnya masing-masing, dan memasuki barang bawaan mereka di dalam campervan.

"Aku di depan." ucap Jay, dan mengambil bangku di depan yang berada disebelah Myungjin.

Hanbin,Hao,Natty, dan Giselle memasuki campervan, itu sangat besar, terdapat kursi sofa menjajar, TV didalamnya, dan bahkan ada 2 kasur, Satu diatas, dan satu dibawah, bahkan didalam campervan tersebut ada toilet dalam, serta kompor untuk memasak.

"Woahh ini keren sekali." ucap Hao dengan kagum.

"Hao, kemarilah." ucap Hanbin sambil menepuk kursi, dan Hao menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Aku akan mengambil kasur atas." ucap Natty dan sudah berada di kasur yang ia tuju.

"Bukankah aku harus ikut bergabung dengan mu?" ucap Giselle naik keatas kasur bersebelahan dengan Natty.

Mereka semua berangkat meninggalkan markas Keita, mobil mereka yang dibuat untuk balap di pertandingan ditutupi oleh sarung, agar tidak kotor dan tidak dilihat orang lain ketika mereka berpergian.

41

"Kau sudah siap?" Tanya Karina.

"Aku sudah menyiapkan semuanya." ucap Jiwoong.

"Baiklah, ayo kita pergi."

"Hanya kita berdua?" Tanya Jiwoong.

"Tidak juga, kita menyewa truck untuk mobilmu, dan kita pergi dengan mobilku, berarti kita bertiga sudah cukup bukan?"

"Ahh benar juga, ayo."

"Tunggu, kau tidak mau mengajak seseorang lagi? Untuk menemanimu? Karena aku pemilik acara pertandingan ini, tidak mungkin menghandle mu selalu."

"Lalu kau akan ajak siapa?" Tanya Jiwoong.

Mereka sudah siap dan berada di depan mobil truck dan mobil Karina, Jiwoong dan Karina, mereka berdua sedang menunggu orang yang Karina ajak, seseorang terlihat membawa tas besar seperti ingin pindah rumah.

Jiwoong kaget melihat orang yang berjalan kearah nya, dia melihat pria memegang tas besar dengan tersenyum kepadanya.

"Apakah kita akan jalan-jalan tuan?" Tanyanya pada Jiwoong.

"Ahh akhirnya kau datang Seobin, ayo berangkat." ucap Karina.

"Aku duduk dimana?" Tanya Seobin.

"Ahh kau duduk di truck sebelah supir yah, aku dengan Jiwoong di mobilku." ucap Karina.

Seobin sebenarnya tidak menyukainya, tetapi setidaknya dia diajak berjalan-jalan dengan Jiwoong, lalu dia memasuki truck di sebelah sopir dengan tas gedenya yang ia atuh di belakang jok mobil.

"Biarkan aku menyetir." Tawar Jiwoong.

"Hei tidak perlu, aku kuat menyetir, kau harus menyimpan staminamu, sudah kau di sampingku saja." Banyak Karina.

"Baiklah." pasrah Jiwoong.

Jiwoong memasuki mobil dan dia berada di sebelah Karina yang sedang duduk di kursi mengemudi, mereka semua berangkat untuk memenangkan pertandingan mereka.

End

Next Chapter Will Soon!

Aku sengaja menamai the love triangle & trust karena di chap ini ada 3 tiga cinta segitiga walau ternyata bukan, dan trust karena mereka (Haobin) percaya dengan satu sama lain untuk mengawetkan hubungan mereka.

Sepertinya konflik antara Hanbin dan Hao semakin deket guys! Share ke temen kalian cerita ini dan jangan lupa rajin2 vote yaw! Satu vote berarti bagiku! Rajin2 komen dan memberi masukkan yah agar Aku semakin semangat ngetik nya! Dan Kayaknya untuk besok aku kayak jarang ngetik cerita ini karena sekolah udha dimulai, Tapi Aku akan berusaha dan cepat untuk bikin cerita ini selesai! Hope y'all enjoy it this book! Thank you!

Fast & Love [HAOBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang