18. TAKUT DI SUNTIK

14 1 0
                                    

Ketika pagi Mia dan Alin turun ke bawah, saat di bawah Alin melihat tangan Mia yg sedang di perban.

"Tangan mu kenapa??" tanya Alin panik.

"Ah tak apa-apa, ayo makan ibu sudah siapkan makanan itu." Mia mengalihkan pembicaraan nya sambil berjalan ke arah ruang makan.

"Oke," Alin pun mengikuti nya dari belakang.

Mereka pun makan bersama keluarga nya, saat habis makan Mia masih menyembunyikan tangan nya karna takut di lihat oleh Chan dan Leonar.

"mia kau kenapa??" tanya Chan sambil melirik ke arah tangan yang di perban nya.

"Tak apa-apa Yah," jawab nya.

"Kau sakit atau bagaimana? kok tangan mu di sembunyikan?" Leonar bertanya-tanya.

"Tidak bu, tak apa-apa."

"Bohong dia bu, tangan nya habis di perban, bilang saja Mia tak usah bohong." ucap Alin membuka suara.

"A-aku tak bohong kok," gelagap Mia.

"Jika bohong itu dosa 'kan bu?" tanya Alin kepada Leonar.

"Iya dosa Alin malahan ya dosa nya gede,"
"kau kenapa sih Mia kok seperti panik begitu?" tanya Leonar melihat raut wajah Mia yang seperti sedang panik.

"Aku tak apa-apa bu," masih saja Mia tak mengaku.

Alin pun menjailin Mia dengan menaruh ular mainan di bawah kursi Mia.

"ADA ULAR DI BAWAH KURSI MU MIA!!" Alin pura-pura panik agar Mia juga ikutan panik.

"Mana?mana?" panik Mia sambil mencari ular itu sampai perban itu terlihat oleh Chan dan Leonar begitu juga oleh Alin.

"Tuh bu tangan Mia di perban," ucap Alin.

"Kau menjailin aku ya?" protes Mia.

Alin pun tertawa,"Kau sih tak ngaku²,"

"Tapi kan-"

"Buka perban itu," sela Chan sambil menatap Mia dengan sinis.

"Tapi kan-"

"Buka saja Mia," titah Leonar.

"Ih kakak, kau pun jahil sekali jadi orang." cemberut Mia.

Alin pun tertawa lagi,"Biarkan sekali-kalo menjahili mu,"

"Buka atau Ayah-"

"Eh iya iya sabar, awas kau Kak." ancam Mia.

"Miaa.." panggil Chan sambil sinis ke arah Mia.

"Iya sabar nihh," Mia pun membuka perban yang berada di tangan nya itu.

"Wahh kenapa tangan kamu itu?? kok bisa berdarah sih, kau habis apa?" Alin bertanya-tanya kepada Mia.

"Ini luka lama, tapi ga sembuh-sembuh. Aku juga bingung," jawab Mia.

"Sudah di bawa ke dokter belum, itu seperti nya infeksi." ucap Leonar.

Mia pun menghembuskan nafas nya sejenak,"Belum Bu,"

"Pantas saja," sahut Alin sambil menepuk pundak Mia.

"Aduhh" ringis Mia.

"Kau pun susah sekali kalau di bawa ke dokter," omel Alin.

"Ah nanti juga sembuh," sahut Mia.

"Ibu panggilkan dokter saja ya," ucap Leonar.

"Tidak,tidak," tolak Mia.

"Panggil saja sayang, kau mau tangan mu ini di potong?" ancam Chan.

ANAK DAN AYAH TERPISAHKAN { Tahap Revisi }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang