3 | Schedule

79 10 0
                                    

Keringat bercucuran membasahi dahi pemuda yang sedari tadi berlari mengelilingi lapangan itu. Meskipun diiringi kicauan burung yang menenangkan, nampaknya suasana hangat di pagi hari tidak cukup mampu menggugah semangatnya untuk terus berolahraga.

"SATU PUTERAN LAGI!!!" seru seseorang dari tribun sembari menatap layar ponselnya. Haruto lantas mengacungkan jari tengahnya, namun tetap menuruti perintah sahabatnya itu.

"Mampus lu, suruh siapa nipu gua," ucap Jeongwoo sambil setia menatapnya.

Selepas menyelesaikan "hukuman" darinya, Haruto segera berlari ke arah Jeongwoo dan memukul kepalanya menggunakan handuk kecil yang sudah dibasahi keringat.

"Makanya ga usah lu boongin gua pake bilang ada jadwal latihan!"

"Lu yang ga baca grup! Dah dibilang pelatihnya ke luar kota Oon!!" Haruto tidak mau kalah.

"Tapi enak kan olahraga pagi?" Haruto tidak menjawab, ia masih berbaring merehatkan tubuhnya.

Jeongwoo melihat ke tengah lapangan lepas, beberapa klub terlihat sedang berolahraga bersama tim mereka masing-masing. Sedangkan, klub renang mereka sedang di masa terbengkalai karena sang pelatih harus pergi mendadak.

"Kalo kita SMA, ini pasti isinya bocah-bocah basket ya To?" ujar Jeongwoo pelan.

"Terus lu mainnya ngga jago, beban tim," celetuk Haruto.

"Kangen banget gua sama Jihan!!"

Sontak Haruto memukul punggungnya, "Berisik!!"

Jeongwoo berlagak menangis karena merindukan momen ketika mereka SMA dulu. Sekarang, dunia perkuliahan sedikit menyita waktu mereka untuk bersenang-senang. Meskipun masih berkutat dengan bidang yang digemari, namun perkuliahan hampir membuat keduanya gila.

Setelah menghabiskan waktu menjalani rutinitas latihan seperti biasa, Haruto dan teman sejatinya bergegas menuju kantin untuk mengambil jatah makan siang. Biasanya, menu di sana beragam dan disesuaikan dengan nutrisi yang diperlukan seorang atlet.

Mata Jeongwoo berbinar saat melihat makanan prasmanan yang tersaji. Ia pun segera menyiapkan wadah dan mengambil porsinya.

Di sisi lain, baru saja Haruto akan mengambil makanan, sebuah lagu yang familiar di telinganya terputar di seluruh sudut kantin. Meskipun begitu, ia tidak memberikan banyak reaksi. Orang-orang pasti tau hubungannya dengan Wonyoung, ia hanya tidak ingin kehidupan mereka kembali diusik oleh orang asing.

Haruto tidak menghiraukan tatapan anak-anak lain kepadanya. Ia tetap melanjutkan aktivitas makan siangnya tanpa peduli banyak mulut yang mungkin sudah membicarakan dirinya.

"Kemarin pulang jam berapa lu? Ga liat lu balik soalnya." Jeongwoo berucap sambil mengunyah makanannya.

"Sore mau ke malem, jam 7 kali."

"Lu jam segitu ngorok," lanjut Haruto.

"Iya lah anjir! Sibuk pacaran." Jeongwoo tidak mau kalah. Tak lupa ia menekankan kata akhir di kalimatnya.

"Kalo Doyoung denger pasti kecewa dia, parah lo." Kedua anak itu tertawa. Sayang sekali seorang sahabat mereka harus pergi karena jalan pendidikan yang berbeda. Pasalnya, Doyoung memilih untuk menempuh pendidikan di luar negeri.

Hal itu juga yang menyebabkan dirinya harus mengakhiri hubungan dengan Yujin.

Andai saja sejak awal mereka punya minat yang sama, pasti sekarang formasi mereka masih lengkap.

"Jihan sibuk banget. Dia lagi siapin lomba juga. Heran gua, ga cape gitu otaknya," celetuk Jeongwoo.

"Bagus lah, belajar lu dari dia. Cantik, pinter, talenta ada, rajin iya-" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, ia sudah mendapat tatapan tajam dari Jeongwoo.

LOOVE II : Promise Me | Wonruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang