11 | It's Fine

58 7 1
                                    

Perlahan-lahan, dua teman kecil itu nampak tidak bisa meluangkan banyak waktu seperti biasanya. Kini selalu ada sesuatu yang menghambat kesempatan pertemuan mereka. Jikalau keduanya sudah berjanji, pasti ada yang menggagalkannya.

Kini hanya melalui panggilan, Haruto dan Wonyoung bisa meluapkan apapun yang ingin disampaikan satu sama lain. Rasanya memang berbeda, lebih baik mereka bertemu secara langsung. Tapi bagaimana bisa? Sebagai salah satu solois ternama, Wonyoung sulit menyisakan waktunya untuk berjumpa dengan pemuda itu.

Sama sepertinya, Haruto pun dipenuhi oleh agenda perkuliahan tanpa henti. Mengingat ia nampak hampir menuju mimpinya, tentu saja dirinya harus lebih serius. Haruto tidak ingin suatu hal merusak impiannya seperti dulu. Ambisi itu juga membuat Haruto lebih mengedepankan pelatihan renang lebih dari apapun.

Seperti saat ini, mengingat bahwa ia ditunjuk sebagai representatif klubnya untuk mengikuti kompetisi. Ia tidak bisa menolak. Sejujurnya Haruto sangat ingin mengikuti perlombaan nasional itu, pasti sangat bisa menunjang karirnya. Orang tuanya akan sangat bangga.

Tapi, terkadang ia merasa tidak adil, seharusnya ia bisa memberikan kesempatan untuk adik tingkatnya yang lain. Kebimbangan itu beberapa kali mengganggunya, tapi Jihoon meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.

Bicara soal Jihoon, Haruto kembali ingin dilatih oleh kakaknya itu. Tidak ada yang bisa membuat Haruto lebih tenang selain Jihoon. Meskipun disibukkan dengan semester akhir, Jihoon tetap menerimanya, ia sudah menganggap Haruto dan Jeongwoo sebagai adiknya sendiri.

━─━────༺ LOOVE ༻────━─━

Tepuk tangan meriah menggema di studio berisikan banyak pebisnis dan artis ternama. Di tengah sana, terlihat beberapa wanita berjalan dengan anggun dan menakjubkan, memperkenalkan mode pakaian yang bertemakan musim semi.

Bahkan ratusan kilat cahaya menyinari mereka tanpa henti. Tamu undangan juga mengangkat kameranya, mengabadikan momen itu.

Wonyoung berada di barisan tempat duduk paling depan, sebagai duta merek global. Ia tersenyum lebar, menganggumi setiap gaya seni yang ia lihat. Sesekali ia sulit mengontrol ekspresinya ketika melihat ada pakaian yang begitu indah.

Jika ia punya keberanian sedikit, mungkin Wonyoung akan berteriak bahwa baju itu adalah miliknya. Untung saja ia masih punya kewarasan.

****

"I'm so happy to see you Wonyoung." (Aku sangat senang melihatmu Wonyoung.) CEO dari label itu selalu mengucapkan rasa bahagianya selama acara berlangsung. Hal itu membuat Wonyoung merasa senang atas penerimaannya.

"It is an honor for me to be invited here. I hope we can meet again." (Sebuah kehormatan bagiku untuk diundang ke acara ini. Aku harap kita bisa bertemu lagi.) Dengan bahasa Inggris yang fasih, Wonyoung juga mengungkapkan perasaannya.

Salam perpisahan itu juga tetap menjadi momen para wartawan untuk memotretnya. Wonyoung sukses menarik atensi seluruh orang, terutama karena parasnya yang cantik. Ia juga mengikuti tema fashion show hari itu, yakni mengenakan rok putih dengan atasan sweater biru yang dipadukan dengan kemeja berwarna senada.

Selepasnya perbincangan dengan sang petinggi label, Wonyoung segera berlalu ke mobilnya. Kini saatnya ia meninggalkan tempat itu dan menyiapkan penerbangan untuk pulang esok.

Wonyoung merebahkan kursi mobilnya untuk beristirahat. Sejujurnya punggungnya sedikit pegal dan ia lelah berbincang dengan puluhan orang. Hal normal yang akan ia lakukan adalah berdiam diri dan menikmati perjalanan.

LOOVE II : Promise Me | Wonruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang