Di karenakan Wei Wuxian yang tadi pagi terburu buru dan melupakan sepedanya,ia terpaksa berjalan kaki ke kedai dinsum tempat ia bekerja paruh waktu. Walaupun jarak nya tidak terlalu jauh dari gedung Lan Group,namun jaraknya cukup untuk membuat Wei Wuxian lelah. Setelah sampai Wei Wuxian duduk sejenak untuk melepas sedikit rasa penat sebelum ia mengganti bajunya menjadi kaos hitam yang di double dengan setelan jas nya. Setelah memakai celemek berwarna merah dan topi hitamnya,Wei Wuxian dengan lincah dan lihainya mulai mengolah bahan bahan untuk membuat dinsum. Dan pada akhirnya ia harus bosan ketika menunggu dinsum yang sedang di rebus hingga matang.
Kedai tempat Wei Wuxian bekerja terbilang cukup terbuka,hingga dia bisa melihat orang yang lalu lalang di jalan, yah cukyp untuk menghilangkan rasa bosannya. Setelah dinsum sudah matang, Wei Wuxian mulai meniriskan dan memasukannya ke dalam klakat bambu dan siap untuk di jual.
Tugas Wei Wuxian hanyalah membantu ibu pemilik toko membuat dinsum di karenakan suaminya yang sedang sakit beberapa bulan ini,namun sepertinya Wei Wuxian tidak akan lama lagi bekerja di sini karna kabarnya suami sang ibu kedai dinsum kondisinya sudah mulai membaik, dan itulah mengapa Wei Wuxian mencari pekerjaan kesana kemari.
Sekedar info :
Sebenarnya keluarga Wei Wuxian saat ini sudah tercukupi,karna Changse Sanren merupakan wanita karir yang sukses dan selalu berpindah tempat,karena itu ia selalu jarang berada di rumah dan tidak bisa mendengar semua yang Wei Wuxian alami. Dan Wei Wuxian tidak ingin membebani ibunya dengan semua kebutuhannya lalu iapun memilih untuk mencari pekerjaan sendiri.
Setelah semua tugas di selesaikan Wei Wuxian duduk di kursi pelanggan dan mengeluarkan buku catatannya dan mulai mencatat hal hal yang harus ia siapkan untuk wawancara yang lain.Larut dalam kegiatannya,Wei Wuxian tidak menyadari ada seseorang yang menghampirinya dan 'BRAK' Wei Wuxian tersentak ketika mejanya d pukul seseorang itu, "tch bisakah untuk tidak mengagetkanku jiang cheng!,lihat tulisan ku jadi berantakan" yang di bentak dengan ketus menjawab " apakah wajahku terlihat peduli?" sambil menggeser kursi untuk duduk dan mengeluarkan buku bacaannya.
Jiang cheng adalah teman masa kecil Wei Wuxian dan keluarga mereka pun berhubungan dekat walaupun keluarga Jiang berasal dari Yunmeng yang jaraknya tidak jauh dari Yiling, Jiang cheng berada di universitas yang sama dengan Wei Wuxian, Universitas Gusu. Walaupun watak Jiang Cheng sangatlah buruk,namun dia sangat menyayangi Wei Wuxian seperti saudaranya sendiri.
"Bagaimana dengan wawancara mu hari ini?" tanya Jiang Cheng yang masih membaca bukunya. Wei Wuxian menempelkan pipinya di meja dan menghela nafas "ntahlah,kurasa tidak akan ada panggilan untuk ku,kau bagaimana?" Jiang Cheng melirik temannya "hmph aku hanya akan pasrah,jika nanti ak--" perkataan Jiang Cheng terpotong saat telponnya berdering dan menunjukan nomor yang tidak di kenal.
"Terima kasih tuan,mohon kerja samanya dan sekali lagi terima kasih" ucap Jiang Cheng sambil menutup telpon. Melihat gelagat temannya,Wei Wuxian bisa menebak bahwa temannya mendapatkan pekerjaan, "Wei Wuxian,kau tahu aku baru saja....eh hm maaf" perkataan Jiang Cheng berhenti karena merasa tidak enak dengan temannya yang kini belum mendapat pekerjaan. "Kau di terima?" tanya Wei Wuxian dengan senyuman lembutnya dan di balas anggukan oleh Jiang Cheng. "Kalau begitu selamat dan bersemangatlah Jiang Cheng.kau tak perlu mengkhawatirkan aku,aku bukan anak kecil" Jiang Cheng hanya tersenyum canggung.
~
~
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 1 siang,dimana Wei Wuxian dan Jiang Cheng harus mulai beranjak ke kampus karna hari ini ada kelas. Setelah selesai merapihkan kedai, Wei Wuxian pun bergegas menyusul Jiang Cheng di depan kedai dengan setelan kaos hitam dan kemeja yang terbuka berwarna merah. Dengan ceria ia merangkul sahabatnya itu dan mulai melangkah menuju universitas Gusu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are my happiness
Romance"Lan Zhan......untuk semuanya, maaf dan terimakasih" Air mata yang Lan Wangji tahan dengan susah payah pun tak dapat terbendung lagi hingga mengalir di pipinya yang dingin. Salju perlahan mulai turun di luar sana. Dingin membalut tubuh semua orang...