Masa depan

228 27 4
                                        

Wei wuxian terbangun, tanpa sadar ia tertidur seharian semenjak pulang dari rumah sakit kemarin. Rasa nyaman ketika tidur di kamar mamanya mengingatkan dia akan kenangan masa kecil dimana ia di buai manja oleh kedua orang tuanya.

Ia menatap langit langit kamar, mengingat ingat masa kecilnya , dimana ia berjanji akan selalu menjadi anak yang baik, anak yang bisa melindungi keluarganya terutama melindungi mamanya setelah kepergian sang ayah.

Namun kini sebaliknya, ia yang di lindungi oleh mamanya. Masih terasa mimpi baginya yang kini sudah tidak bisa berlari bebas dan harus bergantung pada kursi roda.

Kehidupannya berputar drastis 180 derajat, hari harinya menjadi abu abu, air mata yang selalu mengalir setiap hari dan rasa ingin mengakhiri hidup selalu menghantui.

Wei wuxian selalu berfikir mengapa penyakit ini memilihnya? Di umurnya yang masih muda, dirinya yang masih ingin melakukan banyak hal, dirinya yang baru saja menemukan seseorang yang berarti baginya.

Kenapa?dosa apa yang ia lakukan hingga penyakit ini memilihnya? Semakin ia berfikir semakin membuat hatinya sakit. Seperti tidak ada harapan dan tujuan ia untuk melanjutkan hidupnya.

Lamunannya terpecah saat Changse sanren memanggilnya untuk sarapan. "A xian, ayo makan dulu, dari kemarin A xian belum makan lagi"

Wei wuxian mengangguk dan di bantu Changse sanren untuk bangun lalu duduk di kursi rodanya.

"A xian mau mama suapi hm?" Changse sanren menaruh piring untuk Wei wuxian sarapan. Wei wuxian menggeleng "tidak ma, A xian bisa sendiri". Changse sanren sedikit khawatir namun ia harus percaya pada anaknya sendiri.

Mereka berdua makan dengan tenang, tidak sedikitpun pembicaraan yang terjadi,tidak seperti biasanya dimana Wei wuxian selalu memuji masakan mamanya dengan wajah cerianya , itu cukup membuat Changse sanren sedih.

'*uhuk uhuk' Wei wuxian tersedak, Changse sanren dengan cepat memberikannya minum dan menepuk pelan punggung putranya.

"A xian ayo di minum dulu" Wei wuxian masih terbatuk, sampai setelah ia minum batuknya mereda dan berhenti.

"Makasih ma, A xian udah enakan" Wei wuxian melanjutkan kembali makannya,lalu meminum obatnya satu persatu.

Setelah itu Wei wuxian selalu berdiam di balkon menikmati halaman rumah yang di penuhi bunga bunga yg ibunya rawat.

Dia men scroll layar hp nya menikmati konten2 yang tertera,sampai ia berhenti di video yang memperlihatkan 2 pasangan sedang menikah dan tersenyum bahagia.

Wei wuxian sadar jika ibunya sedang berada di belakangnya "Ma....apakah A xian bisa menikah?" Tidak ada rasa sedih dalam perkataannya namun, sangat menyakitkan untuk Changse sanren mendengarnya.

Changse sanren menepuk bahu putranya, ia tidak ingin semakin membuat suasana nya semakin menyedihkan. Dengan sedikit nada mengejek ia menggoda putranya.

"Sedang menunggu Lan zhan?" Wei wuxian tertawa kecil mendengar ucapan ibunya "haha tidak mah, Lan zhan pasti sedang bekerja saat ini,A xian hanya sedang melihat lihat hp saja".

Changse sanren melihat ke arah pagar dan disana terlihat mobil Lan wangji yang baru saja sampai.

"Hmm??benarkah?lalu itu siapa di depan pagar?" Wei wuxian langsung menoleh ke arah pagar dan mendapati Lan wangji sedang berdiri dan tersenyum ke arahnya.

Wei wuxian terpesona melihat senyuman Lan wangji yang ia rasa semakin tampan dan .... hangat, hingga membuat pipinya merona merah.

Changse sanren tidak tahan untuk tidak tertawa "fufufu mama tinggal dulu ke dalam ya, selamat bemesraan A xian" Changse sanren mengecup pucuk kepala putranya lalu  pergi masuk ke dalam rumah.

You are my happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang