"Di coba perlahan Wei ying,mungkin hanya perasaanmu saja" Lan wangjiWei wuxian masih mencoba untuk berdiri dan menggerakan kakinya,namun hasilnya tetap saja kakinya tidak bisa bergerak.
"Lan zhan, Lan zhan bagaimana ini? *hiks aku... aku tidak mau aku-"
"Wei ying,lebih baik kita ke rumah sakit dulu" Lan wangji
Lan wangji menggendong Wei wuxian, mereka kembali ke rumah untuk mengambil mobil dan dengan cepat menuju ke rumah sakit.
Selama perjalanan Wei wuxian hanya bisa menangis namun tidak bersuara hingga perjalanan mereka ke rumah sakit tidak ada satupun kata yang terucap.
~~~~~
Tanpa lama, Lan wangji membawa Wei wuxian ke ruangan Wen qing, dan baiknya Wen qing sedang berada di sana.
"Wen qing, Wei ying bilang dia tidak bisa menggerakan kakinya lagi"
Wen qing dengan cepat memeriksa kaki Wei wuxian, ia menekan di beberapa tempat dan mengangkat kaki Wei wuxian berharap dapat ia tahan, namun benar Wei wuxian sudah kehilangan kemampuan berjalannya.
"Wangji , Wei wuxian.....gejala penyakitnya bertambah lebih cepat di luar perkiraanku. Mau tidak mau mulai saat ini kau harus memakai kursi roda untuk aktivitasmu"
"Tidak, aku tidak mau" jawab Wei wuxian dingin.
"Aku sudah bilang agar kau menata ulang hidupmu, dan ini salah satunya" -Wen qing
"Aku akan melwkukan rehabilitasi untuk kaki ku, aku yakin aku masih bisa berjalan" -Wei wuxian.
"Wei wuxian, kaki mu sudah mencapai batasnya. Kau tidak bisa terus-"
"LALU APA??!! KAU MEMINTAKU UNTUK MENERIMA SEMUA INI ?? WEN QING KAU TIDAK MERASAKAN POSISIKU" -Wei wuxian
"A-aku...aku tidak" Wen qing terkejut melihat Wei wuxian saat ini, tidak pernah terbayang sosok yang selalu ceria itu terlihat sangat putus asa.
"Aku-.... aku tidak bisa, aku takut *hiks Lan zhan , mama *hiks Wen qing tolong aku, aku takut *hiks".
Lan wangji dengan cepat memeluk Wei wuxian, di peluknya tubuh kecil itu yang bergetar menangis, ia tidak sanggup melihat betapa menderitanya orang yang ia cintai itu.
Wen qing merasa bersalah, ia tidak seharusnya menekan Wei wuxian seperti tadi, ia menghampiri sahabatnya.
"Wei wuxian, kami di sini bersama mu. Lan wangji, mama, aku semuanya di sini." -Wen qing.
Wei wuxian sedikit mulai tenang, ia juga tidak seharusnya selalu menolak kenyataan pahit ini. Mau seberapa keras ia melarikan diri penyakitnya tidak akan menghilang begitu saja.
"Baiklah, mulai saat ini aku akan memakai kursi roda, maafkan aku" lirih Wei wuxian,
Lan wangji dan Wen qing tersenyum lega.Wei wuxian mencoba kursi roda yang di pilihkan Wen qing, ada tombol di sebelah kanannya untuk mengendalikan kursi rodanya.
Dengan begitu Wei wuxian bisa bebas kemana saja tanpa harus mengandalkan orang untuk mendorongnya.
Namun mulai saat ini,ia juga tidak bisa menaiki ataupun turun tangga lagi.
~~~~~~
"Ma, kami pulang" ucap Lan wangji yang sambil mendorong Wei wuxian di kursi roda.
Changse sanren yang tidak lama sampai, mengerti melihat putranya kini tidak berjalan seperti biasa. Ia menangis dan memeluk putranya.
"A xian anak mama pasti kuat, kalo A xian butuh sesuatu jangan sungkan bilang mama atau Wangji ya?"
Wei wuxian hanya mengangguk lemah ia berjalan menuju arah tangga kamarnya dan merenung.
"A xian, mama akan membuat kamar yang nyaman di sini untukmu oke. Untuk sekarang A xian tidur dengan mama ya?"
"A xian ngantuk ma, ingin tidur" -Wei wuxian.
Lan wangji menggendong Wei wuxian ke kamar Changse sanren dan menidurkannya.
"Ma sepertinya, Wei ying tidur. Wangji pamit pulang, dan kembali lagi besok"-Lan wangji
"Jangan lupakan pekerjaanmu juga Wangji, mama tidak ingin A xian merasa menjadi beban untukmu"
"Wangji mengerti"
Lan wangji pulang, Changse sanren duduk di sofa, ia melihat foto dimana putranya tersenyum dengan sangat ceria.
Tanpa sadar air matanya jatuh, ia tidak bisa melihat putranya sangat putus asa hingga senyuman yang di kenalnya itu lenyap dari wajah putranya.
'Kenapa harus kamu yang mengalami ini A xian...kenapa?'
TBC
Halooo im back...maaf yaa update sedikit, makasih buat yang udah baca sampai sinii🫶🫶jangan lupa votenya yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
You are my happiness
Romance"Lan Zhan......untuk semuanya, maaf dan terimakasih" Air mata yang Lan Wangji tahan dengan susah payah pun tak dapat terbendung lagi hingga mengalir di pipinya yang dingin. Salju perlahan mulai turun di luar sana. Dingin membalut tubuh semua orang...