AL : 18

316 19 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

****

"Malam saja punya bintang dan bulan untuk membantu menerangi langit, lalu manusia punya Tuhan untuk menerangi jalan hidupnya. Lantas, kenapa masih berharap yang tidak pasti jika kita masih punya Tuhan?"

–Muhammad Athalla Abbiyya Al Farizi–


****

Happy reading

****

Malam ini suasana di pesantren Al Farizi sangat dingin dan langit nampak masih mendung, membuat pesantren nampak sepi karena seluruh penghuninya memilih istirahat di kamar mereka masing-masing, termasuk para santri dan santriwati.

Di kamar Agnia kini Laura tertidur lelap dan berharap bermimpi indah, akhir-akhir ini ia sering bermimpi buruk mengenai kejadian yang sebelumnya menimpa dirinya.

Suasana di dalam kamar semakin sepi sebab teman-teman nya sudah tidur dan hanya terdengar suara jangkrik. Baru sebentar mereka merasa tidur dengan tenang, kini Laura kembali berteriak dengan suara yang nampak takut, air keringat berjatuhan dari keningnya.

Dengan mata yang masih tertutup Laura terus berucap dengan nada ketakutan, "Tolong, lepasin aku. Siapapun tolong. aku gamau ikut mereka. Mereka jahatt."

Agnia dan teman-temannya mendengar jeritan Laura membuat mereka segera membangunkan Laura dari mimpi buruknya itu, Agnia khawatir dengan keadaan Laura malam ini.

"Ra, bangun Ra, Laura," ucap Agnia sambil membangunkan Laura dengan perlahan.

Mata Laura terbuka secara perlahan ia bangkit dari tempat tidurnya dan langsung memeluk Agnia, "Nia, aku mimpi buruk lagi, tolongin aku, mereka jahat."

Agnia berusaha menenangkan Laura meski dirinya juga merasa khawatir dengan kondisi Laura.

"Gapapa, Ra. Tenang aja ada kita disini, yah kan, Una, Aura, dan Kinan?"

"Iyah Ra tenang aja ada kita disini, " jawab Kinan.

"Bener kata Agnia, Ra. Kamu gausah takut, semua baik-baik aja kok," Aura berusaha membantu menenangkan Laura.

"Nih minum dulu," Una mengambil segelas air segelas untuk membuat Laura tenang.

Kini Laura sudah sedikit merasa tenang, ia meminta izin kepada Agnia, Una, Aura, dan Kinan untuk keluar dari kamar berkeliling pesantren sambil menenangkan pikirannya.

"Humm, Nia boleh ngga aku keluar bentar cari angin sambil tenangin pikiran?"

"Boleh, Ra. Tapi jangan lama-lama yah udah malem juga,"

"Iyah, Nia. Aman, yaudah aku pergi dulu yah. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam," jawab Agnia, Una, Aura, dan Kinan.


****

Athalla berjalan seorang diri mengelilingi pesantren diiringi dengan suara jangkrik. Ia memilih duduk di taman pesantren sambil menatap ke langit.

ATHALLAURA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang