****
Happy reading
****
Setelah kesalahpahaman ini selesai Laura memutuskan untuk kembali ke pesantren meskipun masih ada rasa sakit hati pada Athallla. Namun, dia akan mencoba ikhlas dan melupakan masalah ini.
Sebuah kebenaran yang membuat Laura harus benar-benar ikhlas untuk melupakan masalah nya dengan Athalla. kebenaran yang tidak seharusnya Rafan katakan sekarang.
"Mar, saya ingin berbicara berdua sama kamu bisa?" Rafan mengajak Kyai Umar untuk mengobrol berdua.
"Tentu, mari ikut aku kita ngobrol di depan saja," Kyai Umar beranjak dari duduk nya, berjalan keluar dan mengobrol dengan Rafan.
Rafan membuka obrolan nya, menjelaskan tujuannya mengajak Kyai Umar mengobrol berdua, "Mar. Sepertinya ini saat nya Laura tau semuanya. Menurut kamu bagaimana?"
Kyai Umar tersenyum dan menjawab, "Boleh silahkan, jika memang saat ini adalah waktu yang pas kenapa harus ditunda lagi."
Kedua orang yang tengah mengobrol bersama menunjukan raut wajah bahagia, Rafan memegang pundak Kyai Umar dan berkata, "Akhirnya kita akan benar-benar menjdi besan, Mar."
"Iyah, Fan. Aku masih tidak menyangka hari itu akan tiba, hari dimana kita akan menjadi keluarga besar." jawab Kyai Umar.
Setelah mengobrol berdua mereka kembali masuk ke ndalem untuk membahas persoalan yang sudah mereka diskusikan.
Kyai Umar mempersilahkan Rafan untuk memulai pembicaraan nya kali ini.
"Untuk kesalahpahaman Laura dan Athalla kita anggap sudah selesai. Disini saya sudah meminta saran kepada Kyai Umar dan beliau menyetujui nya. Pembahasan yang ingin saya bahas adalah soal perjodohan Laura." ucap Rafan.
Jantung Laura kini berdetak kencang ketika mendengar apa yang Rafan katakan, "Apa maksud Papa membahas masalah ini sekarang, apalagi di depan keluarga kyai Umar." lirihnya dalam hati.
Berbeda dengan Athalla yang sudah tidak sabar mendengar penjelasan yang akan Rafan katakan, seperti yang semua keluarga mereka tau, kecuali Laura.
Laura menatap Rafan dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya apa maksud dari ucapan papa nya itu. "Ada hal lain yang ingin Papa bicarakan sama kamu, Ra. Sebenarnya yang ingin Papa pilih untuk jadi suami kamu ada Gus Athalla." ucap Rafan pada Laura.
Bagai suara petir di sore hari Laura mendengar kebenaran ini dari papa nya secara langsung, "Maksud Papa?"
"Iya, Ra. Maksud Papa Gus Athalla adalah calon suami kamu,"
Laura beralih bertanya kepada Aisyah dan Adnan, mereka berdua hanya mengangguk dan tersenyum saja.
Nyai Trisha yang berada di hadapannya juga tersenyum pada Laura. "Sekarang kamu paham kan kenapa kita perlakuin kamu dengan spesial di pesantren ini?"
Mendengar perkataan Nyai Trisha Laura semakin bingung, memang perlakuan keluarga ndalem selama ini pada Laura terlihat spesial. Namun, Laura tak menyadarinya.
Raut wajah Adnan serasa tidak rela jika adiknya benar-benar menikah dengan Athalla, apalagi ia tau sifat Athalla sebelumnya pada Laura seperti apa.
Demi meyakinkan dirinya kembali, Adnan berinisiatif mengajak Athalla untuk mengobrol sebentar. Belum sempat mereka mengobrol azan maghrib terdengar, membuat semua orang beralih ke masjid untuk melaksanakan sholat dan melanjutkan obrolan mereka nanti setelah sholat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLAURA [ON GOING]
RomansI{•------» ATHALLAURA «------•}I| ๑ ๑ ๑ ๑ Menikah dengan pilihan sendiri atau dijodohkan? Seorang gadis penyuka dunia malam, penyuka balapan, dan sangat tidak menyukai pakaian tertutup, seketika berubah 180° menjadi berbanding terbalik, kok bisa? Di...