5. Kita Peduli

4.2K 400 159
                                    

Udah dzikir?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah dzikir?

Gimana puasanya?

200 vote 100 komen buat langsung up ❤️‍🔥

Happy reading 🧚‍♀️

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

🏍🏍🏍

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Husain dan Hasan duduk di depan orang tua juga mbahnya. Setelah akad barusan, semua orang langsung pamit termasuk Husna. Sekarang banyak pertanyaan yang harus Husain jawab.

"Dari mana kamu dapat uang itu?" tanya Ayah tentang uang panai dan mahar yang membuat semua orang tua kaget. Husain ternyata sudah menyiapkannya.

"Kerja," jawab Husain pelan.
"Kerja? Pekerjaan apa yang merekrut anak sekolahan?"
"Kita freelance, Yah," jawab Husain lagi.

"Freelance apa yang gajinya sebanyak itu, Mas?" kini giliran Bunda yang bertanya.

Husain menyenggol Hasan agar menjelaskan. Hasan menghela napas pelan lalu pamit untuk ke kamarnya sebentar. Hasan kembali dengan laptop di tangannya.

"Banyak, Yah. Kerjanya cuma dari laptop dan ga butuh minimal pendidikan, content writer, editor, sama beberapa pekerjaan lainnya, kadang kita cuma disuruh isi survei aja. Dan gajinya ga sebanyak itu kok, cuma ratusan ribu atau paling banyak ya dua sampe tiga juta. Kenapa tabungan kita banyak? Karena kita udah lama kerjain ini, sekitar tiga tahun lalu," jawab Hasan memperlihatkan salah satu contoh jenis pekerjaan yang biasa dia dan Husain lakukan.

"Terus gimana cara kalian bikin tabungan? Itu kan harus ada wali," tanya Bunda lagi.
"Mas Raden," jawab Hasan menunjuk kakak sepupunya yang kebetulan juga sedang ada di sana.

Ayah menghela napas. Setelah diskusi cukup panjang tadi sore. Mereka akhirnya memilih untuk merestui Husain dengan syarat Husna juga setuju. Sebenarnya ada beberapa hal lain yang membuat mereka menyetujui pernikahan dini ini, tapi itu biarlah jadi rahasia para orang tua.

"Zakatnya dikeluarkan?" tanya Hakim.
"Pasti, setiap bulan."

Ayah hanya mengangguk, jika seperti ini, tidak ada lagi alasan untuk marah.

"Ingat syarat-syarat yang tadi kamu setujui. Ingat tujuan kamu menikah dan ingat kalo kalian masih pelajar," ucap Ayah diangguki Husain sambil mengulum senyum.

Ayah menyuruh Hasan Husain untuk istirahat. Mereka mengangguk lalu berpamitan dan berjalan ke kamar. Husain berjalan di belakang Hasan, Husain teringat kata kasar yang dia lontarkan kepada Hasan.

Hasan masuk ke kamarnya tanpa menoleh sama sekali. Husain juga masuk ke kamarnya, mengambil sesuatu di laci lalu keluar dan mengetuk pintu kamar Hasan yang ada di sebelah kamarnya.

Harsa HusnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang