7. Teman

4K 389 144
                                    

Jangan lupa dzikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa dzikir

200 vote 100 komen langsung up ❤️‍🔥

Happy Reading 🧚‍♀️

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🏍🏍🏍

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Malam harinya, Husna dapat kabar jika Husain masuk rumah sakit. Husna bingung dan penasaran, digigit semut sampai masuk rumah sakit? Tapi di sisi lain, Husna juga kasihan, tadi sore saja suhu tubuh Husain sudah tinggi, belum lagi bentol di hampir seluruh badannnya. Husna ingin bertanya keadaan Husain, tapi kepada siapa? Malu jika dia harus ke ndalem dan bertanya langsung, atau kepada teman-teman Husain? Tapi gengsi.

"Kamu mulai suka sama Gus Husain ya?" tanya Cia membuat Husna menoleh.
"Aku? Enggalah."

Cia menyeringai lalu mencubit gemas lengan Husna. "Gapapa kok, menurut aku kalian cocok."

"Husna terlalu baik buat Gus Husain," sahut Dara yang berjalan di belakang Husna dan Cia.
"Nah benar tuh."

"Kebalik ga sih? Gus Husain yang terlalu baik buat Husna. Gus Husain kan ganteng, baik, suka kasih jajan. Ughh kalo aku jadi Husna, aku udah jatuh cinta sama Gus Husain," ucap Cia.
"Ya udah jatuh cinta aja. Ga ada yang ngelarang kan," sahut Husna.
"Engga ah, aku sukanya sama Mas Jaman."

Dara dan Husna tertawa. Geli sekali mendengar Cia memanggil Jaman seperti itu. Sangat menghayati.

Sampai di asrama, Husna langsung naik ke kasurnya, tidak ada yang bisa dilakukan lagi, selain itu, dia masih penasaran dengan keadaan Husain. Husna mencoba untuk memejamkan matanya. Husna tiba-tiba teringat tentang uang yang tadi sore Husain berikan. Sebelum pergi dari kamar Husain tadi sore, Husain langsung bangkit dan menahan Husna, memberinya uang yang menurutnya cukup banyak untuk dipakai sekedar jajan. Husna jadi penasaran, dari mana Husain memiliki uang, apa dari Ayah? Entahlah, tidak penting juga Husna pikirkan.

Keesokan harinya, Husna sengaja pergi ke sekolah sedikit lebih pagi, berjalan pelan melewati ndalem, di halaman, ada Bunda yang sedang menyapu sambil menggendong Khadijah. Husna menghampirinya lalu salam.

"Emm Bunda, Gus Husain udah baikan?" tanya Husna.
"Alhamdulillah udah, tapi kayanya hari ini ga sekolah dulu, barusan Bunda cek masih hangat, terus badannya masih merah. Mau jenguk?"
"Alhamdulillah kalo gitu. Engga usah Bunda, aku piket, jadi harus ke kelas sekarang," kilah Husna.
"Udah sarapan?"
"Udah makan roti."
"Ya udah, nanti pulang sekolah, mampir dulu ke sini ya."

Husna mengangguk, kembali salam dan pamit lalu berjalan ke gedung kelasnya. Ini pertama kalinya Husna tidak dapat susu dan camilan dari Husain setelah pernikahan mereka. Husna sedikit.. rindu?

Harsa HusnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang