Jangan lupa dzikir.
Vote dulu baru boleh baca 😠
Ps. aku bukan dokter atau tenaga medis yang ngerti tentang psikologis, mohon maaf kalo agak ga masuk akal, kalo ada salah dikomen aja, biar aku jadi lebih baik 💗Happy Reading 🧚♀️
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🏍🏍🏍ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Husain!"Husain tersenyum lalu masuk setelah mengucapkan salam, dia menyimpan tasnya, membuka sarung lalu mendekati Husna dan mengecup pipinya. Sudah satu bulan sejak sejadian itu, Husna sudah membaik walaupun belum sepenuhnya pulih. Wanita itu masih tidak mau bertemu orang banyak dan tidak mau keluar dari ndalem, padahal tahun ajaran baru sudah dimulai dan berjalan hampir tiga minggu tapi Husna menolak untuk sekolah dan mengaji.
Selama tiga minggu ini, Husna hanya akan menunggu Husain pulang sekolah dan mengaji di dalam kamar, hanya Husain teman berbicaranya.
Husain senang melihat Husna membaik, apalagi Husna yang selalu bersemangat menunggunya pulang seperti saat ini. Tapi Husain rasa dia akan lebih senang jika Husna mau keluar rumah dan mencoba kembali bersekolah. Husain harus sabar, dokter bilang tidak boleh memaksa Husna atau keadaannya akan memburuk.
"Udah sholat?" tanya Husain langsung diangguki Husna.
"Makan?" kali ini Husna menggeleng.
"Kita makan mi ayam di tempat biasa yu?" ajak Husain. Husna kembali menggeleng.
Husain mengangguk kecil, dia mengajak Husna untuk makan di dapur. Husna mengikuti Husain dari belakang. Menikmati makan siang berdua.
Selesai makan, Husain kembali mengajak Husna ke kamar. Masih ada waktu sebelum jadwal mengajinya siang ini. Husain membuka bukunya dan menarik Husna untuk duduk di sampingnya.
Karena Husain tidak ingin Husna ketinggalan pelajaran, setiap hari Husain akan menceritakan apa yang tadi dia pelajari di sekolah dan masjid, walaupun Husain tidak memiliki bakat mengajar, tapi setidaknya Husna memiliki sedikit gambaran jika nanti dia kembali sekolah dan mengaji.
"Jadi kalo aku bilang 'I don't like banana' kamu jawabnya 'me neither' bukan 'me too' ngerti?"
Husna hanya mengangguk, entah benar-benar mengerti atau tidak.
"Husain ga ke masjid?" tanya Husna.
Husain langsung melihat jam dinding, "oh iya. Kamu ikut, yu?"
Husna lagi-lagi menggeleng membuat Husain mengembuskan napas pelan. Husain mengganti bajunya lalu pamit dan segera kembali ke masjid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harsa Husna
Spiritual(Privat acak, follow sebelum baca) Bahagia seperti apa yang diinginkan semua orang? Apa bahagia mereka sama seperti definisi bahagia yang Husna inginkan? Husna hanya ingin tenang, melupakan dan melenyapkan semua masalahnya. Itu rencana Husna dalam...