Selamat berbuka buat yang udah buka. Jangan lupa dzikir ya.
Ayo kerja sama, aku nulis, kalian baca dan voment, oke? 😌
Happy Reading 🧚♀️
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🏍🏍🏍ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Kamu boleh tidur, tapi jangan pernah lepas pegangan. Helm kita udah pakai intercom, jadi kalo ngerasa cape atau ga nyaman langsung bilang, aku pasti dengar. Ngerti, By?" tanya Husain sambil memakaikan helm untuk Husna dan mengecek pakaian juga sepatunya. Mereka akan pergi subuh ini."Ngerti, Ucen. Kamu udah kasih tau berkali-kali. Emangnya aku anak kecil?!"
Husain menghela napas, biasanya jika Husna seperti ini, dia akan melakukan kebalikannya.
"Ya udah ayo." Husain mengunci pagar lalu naik motor dan membantu Husna untuk naik juga.
Setelah membaca doa, barulah Husain menjalankan motornya. Husain sudah biasa dengan perjalanan jauh menggunakan motor, tapi dia khawatir dengan keadaan Husna, ini pertama kalinya Husna naik motor cukup jauh.
Sepanjang jalan, Husain mencoba mengajak Husna mengobrol agar wanitanya tidak tertidur, tapi percuma, belum mereka meninggalkan Jakarta, Husna sudah terlelap. Husain membiarkannya dan hanya memastikan jika pegangan Husna masih erat.
Setengah perjalanan, Husain memutuskan berhenti untuk mengisi bensin.
"Sayang, bangun dulu, kita harus isi bensin." Husain membuka helm Husna dan menepuk pipinya pelan.
"Unaa Sayang."
Husna membuka matanya dan otomatis menyusut sudut bibirnya, Husain terkekeh.
"Turun dulu, kita isi bensin sekalian sarapan."
Husna mengangguk dan turun, barulah Husain turun. Husna mengikuti Husain yang mengantre untuk mengisi bensin.
"Kamu bisa tunggu di sana, By," Husain menunjuk area istirahat, tapi Husna menggeleng dan tetap mengikuti Husain.
"Mau sarapan di sini atau di depan?" tanya Husain.
"Masih jauh ga?"
"Lumayan."Husna mendesah, dia sudah pegal.
"Unaa mau makan apa?" tanya Husain.
"Di sini ga ada rawon ya?"
"Unaa mau rawon?"
"Iya."
"Kita cari aja ke depan, gimana?"Husna menggeleng lalu menunjuk gerobak bubur ayam. "Itu aja."
Husain mengangguk dan mengajak Husna untuk sarapan. Selesai sarapan Husain bertanya apa Husna masih ingin istirahat atau kembali jalan, Husna menjawab lanjut saja, dia tidak sabar ingin sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harsa Husna
Spiritual(Privat acak, follow sebelum baca) Bahagia seperti apa yang diinginkan semua orang? Apa bahagia mereka sama seperti definisi bahagia yang Husna inginkan? Husna hanya ingin tenang, melupakan dan melenyapkan semua masalahnya. Itu rencana Husna dalam...