17. Ucul

4.3K 431 214
                                    

Udah dzikir?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah dzikir?

Jangan lupa voment 😪❤️‍🔥

Happy Reading.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🏍🏍🏍

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

Saat ini di pondok sedang dalam masa ujian kenaikan kelas dan sudah hampir seminggu Husna tidak mengobrol dengan Husain, mereka hanya bertemu pagi hari saat Husain memberi Husna susu, hanya itu. Jadi hari ini Husna memutuskan untuk ke ndalem, dia ingin mengobrol dengan Husain dan ada yang ingin Husna sampaikan.

Sampai di ndalem, Husna menyalami Nyai dan membantunya sebentar di dapur lalu setelahnya Husna disuruh untuk menunggu Husain di kamarnya. Husna langsung mengiyakan, dia ke kamar Husain dan merebahkan tubuhnya di kasur sambil memainkan ponselnya yang selalu ada di atas nakas.

Tidak lama menunggu, suara Husain terdengar dari luar, Husna langsung duduk dan menunggu Husain masuk.

Husain membuka pintu tapi tiga detik kemudian kembali menutupnya membuat Husna bingung. Tidak lama ponsel Husna berdering dan memunculkan nama Husain membuat Husna semakin bingung.

"Halo?"
"By, kamu di mana?"
"Aku di-"
"By, tolong ke ndalem dong, masa ada malaikat cantik di kamar aku, aku takut diculik."

Husna tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Masuk cepat!"

Langsung terdengar kekehan di luar disusul pintu yang terbuka.

Husain mendekat dan langsung mengecup pipi Husna. "Kok udah di sini? Ga makan siang?"

"Pengen makan di sini, boleh ga?"
"Boleh dong, ayo keluar."
"Sebentar, ada yang pengen aku kasih tau."
"Apa?"

Husain sambil membuka baju dan mengganti seragamnya.

"Ucen, uang yang Bunda kasih hilang."
"Kok bisa?"
"Ga tau, aku simpan uangnya di tas, aku emang pisah uangnya di beberapa tempat, awalnya cuma hilang seratus ribu tapi besoknya hilang lagi dua ratus ribu."
"Lupa simpan mungkin."
"Engga kok."
"Ya udah simpan di sini uangnya, nanti kita bikin tabungan aja buat kamu, lebih aman."

Husna mengangguk, dia juga sudah berpikir seperti itu.

Husain mengulurkan tangannya. "Ayo makan siang."

Husna berdiri dan menerima uluran tangan Husain, sebelum keluar, Husna berdiri di depan cermin membuat Husain bingung.

"Ucen, aku gemukan ya?" tanya Husna sambil memegang perutnya.

"Engga."

"Bohong?"

Husain terkekeh lalu ikut memegang perut Husna. "Mungkin ini isinya bayi, halo Dedek, ini Ayah."

Harsa HusnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang