6. Baby

4.6K 403 140
                                    

Udah dzikir?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah dzikir?

Selamat sahur, hati-hati subuhnya ketinggalan ya

200 vote, 100 komen langsung up ❤️‍🔥

Happy reading 🧚‍♀️

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🏍🏍🏍

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Husain berdiri saat melihat Husna melewat di depan ndalem. Mengulurkan tangannya, memberikan susu dan camilan tanpa mengatakan apa pun. Husna langsung menerimanya tanpa mengatakan apa pun juga. Husain berjalan terlebih dahulu meninggalkan Husna dan kedua temannya di belakang.

"Kalian kenapa?" tanya Dara.
"Kenapa apa?" Husna balik bertanya.
"Udah satu bulan kalian diem-dieman. Gus Husain juga ga ganggu kamu lagi. Tiap pagi cuma kasih susu sama camilan tanpa ngobrol. Kalian berantem?" tanya Dara.
"Engga. Kenapa juga harus berantem? Dan bagus dong dia ga gangguin aku lagi. Tenang."
"Mungkin Gus Husain nyerah setelah tau Husna suka sama Gus Hasan," sahut Cia.
"Masa iya dia nyerah gitu aja? Bukan Gus Husain banget," ucap Dara.

Husna tidak menanggapi ucapan Dara dan Cia. Sampai di kelas, Husna langsung meminum susu yang Husain berikan. Karena Husain memberinya susu dengan rasa melon setiap hari, Husna jadi suka susu ini, karena itu dia tidak menola, lumayan, pikirnya.

"Sebentar lagi Ramadhan, kalian pulang ga nanti?" tanya Cia.

Husna terdiam, benar juga, sebentar lagi Ramadhan, dan Husna teringat jika dia belum membayar uang bulanan.

"Aku sih pasti pulang, mau mudik ke Surabaya jenguk Nenek, lumayan kan satu bulan," jawab Dara.
"Aku... belum tau," jawab Husna.

Cia mengangguk. "Bulan kemarin Ibu kamu udah ke sini ya? Seneng banget ditengok. Aku minta Ibuku buat nengok malah jawab 'sebentar lagi kamu pulang, nanti aja sekalian jemput."

Husna tersenyum getir, menengok? Jika bukan karena masalah waktu itu, Ibunya tidak akan pernah menengoknya.

Jam pelajaran dimulai, Husna berusaha untuk fokus walaupun sebenarnya otaknya malas untuk menyimak, ini pelajaran bahasa Inggris, dan Husna tidak suka bahasa Inggris. Lebih baik belajar bahasa Arab satu minggu full dianding belajar bahasa Inggris satu hari, pikirnya.

"Don't forget to do your work!" ucap Ustadzah sebelum keluar dari kelas.

Husna menghela napas lega, dua jam yang mendebarkan dan membosankan. Dilanjut pelajaran yang lain, Husna hanya menguap beberapa kali sambil berusaha untuk tetap terjaga, sampai akhirnya bel istirahat berbunyi. Husna langsung membereskan bukunya.

"Mau kemana?" tanya Dara.
"Mau ke ruang Ustadzah, mau telepon Ibu."
"Ayo sekalian, kan searah," sahut Cia diangguki Husna.

Mereka berjalan beriringan, Daa dan Cia berbelok ke kantin, sedangkan Husna ke ruang Ustadzah.

Harsa HusnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang