(Privat acak, follow sebelum baca) Bahagia seperti apa yang diinginkan semua orang?
Apa bahagia mereka sama seperti definisi bahagia yang Husna inginkan?
Husna hanya ingin tenang, melupakan dan melenyapkan semua masalahnya. Itu rencana Husna dalam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Udah berapa juz ramadhan tahun ini?
200 voment buat next 🔥
Happy Reading 🧚♀️
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ 🏍🏍🏍
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ Husain menggandeng tangan Husna lalu memasukkan tangan mereka ke saku jaketnya, sekarang mereka sedang berjalan ke luar komplek untuk ke minimarket dan mencari makanan.
Tadi, Husain sangat kaget mendengar ucapan Husna, pasalnya Husna mengatakannya dengan nada serius, mereka memang jadi lebih sering bercanda, Husna juga sering bercanda meminta untuk disentuh, tapi malam ini berbeda. Husain hanya berdehem pelan dan mengajak Husna untuk keluar mencari makanan, untunglah Husna langsung mengiyakan.
"Emang masih buka minimarketnya?" tanya Husna. Gadis itu mengatakan ingin minum susu stroberi, dan tidak ada stok di rumah, jadi Husain sekalian mengajak Husna untuk membeli susu.
"Buka. Una mau jajan apa selain susu? Mau beli nasi goreng juga ga? Atau sate?"
Husna menggeleng, dia tidak selera untuk makan.
"Ga lapar lagi emang? Una cuma makan sedikit." "Sedikit." "Ya udah nanti beli camilan aja sekalian."
Sampai di minimarket, Husain langsung mengambil banyak makanan manis, dia juga menyuruh Husna untuk mengambil apa yang dia inginkan. Husna hanya mengambil dua susu rasa stroberi.
"Cuma dua?" tanya Husain. "Iya." "Ambil lagi." "Ga mau, di rumah kan banyak yang rasa melon, ini buat malam ini aja."
Husain mengambil sendiri beberapa susu rasa lain dan segera membayar semua belanjaannya.
"Ucen, ga boleh boros tau." "Engga boros, ini kan buat berdua, dan habisnya bakal lama."
Setelah membayar, mereka kembali pulang. Komplek mereka tidak terlalu sepi, masih ada beberapa orang yang mereka jumpai.
"Kalo di Malang, jam segini udah sepi," ucap Husna. "Iya, apalagi di Bandung, biasnya lewat jam sembilan itu udah ga ada orang." "Ucen sering ke Bandung?" "Lumayan, seenggaknya setahun sekali. Nanti kita ke Bandung ya, kata Bunda lebaran hari ketiga kita ke Bandung." "Aku juga?" "Ya iya, emang mau ditinggal di Jakarta sendirian?"
Tiba di rumah, Husain kembali mengunci pagar dan masuk, membawa semua belanjaanya ke kamar dan mengajak Husna untuk duduk di karpet bawah. Husain mengeluarkan belanjaannya dan membuka salah satu camilan.
"Aku mau cerita," ucap Husain sambil memberikan susu yang sudah dia buka untuk Husna.
"Kamu ingat uang panai yang aku kasih buat kamu?" tanya Husain. "Iya, tapi uangnya diambil Ibu."
