Author POV
Raut wajah gelisah begitu tampak jelas diparas ayunya yang berdarah jepang. Dengan kecepatan tinggi dikendarainya mobil kesayangannya itu dengan kencang. Seolah terburu-buru dan takut terlambat. Sedangkan disampingnya seorang gadis dengan wajah ayu khas pribumi tampak ketakutan dengan tingkah sahabatnya yang menyetir seperti orang kesetanan.
" Pelan-pelan saja Kiran ! jika seperti ini kita bisa celaka "
" justru akan semakin celaka,jika kita tidak bergegas. Nah akhirnya sampai juga"
Anin POV
Untung saja aku bisa sedikit mengimbangi lari Kiran, jika tidak pasti aku akan segera tersungkur mengingat tarikan tangannya yang kuat di pergelangan tanganku. Hari ini Ren dan Keenan harus berangkat ke Perancis mengurus beberapa pekerjaan. Ya, tepat satu bulan setelah malam pertunangan itu mereka mulai disibukkan dengan pekerjaan kantor. Bagaimana pun juga mereka adalah pewaris berikutnya dari perusahaan yang dibangun kedua kakek mereka.
" Hei lepaskan tangan gadisku Kiran ! sekarang lihatlah, bisa sampai merah begini. Kau baik-baik saja ?"
raut wajah khawatir selalu tampak jelas diwajah Ren setiap kali aku terluka. Meskipun sebenarnya aku baik-baik saja. Begitu juga dengan wajah Kiran yang sekarang Nampak menyesal.
" Maafkan aku Anin."
" aku baik-baik saja Ki. Oh iya Ren apa ada barangmu yang tertinggal ? pastikan semuanya sudah tersedia. Jangan lupa kotak obat-obatan dan minum juga vitaminmu. Akhir-akhir ini kau selalu tampak lelah "
" Semuanya sudah siap nyonya Renald. Hahaha, kau masih saja tersipu malu setiap aku mengatakan itu."
Kupeluk erat tubuhnya, sangat erat seolah aku takut kehilangannya. Selama seminggu aku harus rela melepaskannya untuk sejenak tenggelam dalam kesibukannya. Ketika itu kulihat juga kebahagiaan di raut wajah saudaraku setelah berhasil membuat kekasihnya itu membuat janji padanya.
" apa aku harus berjanji juga seperti Keenan ?"
" Kau tak perlu melakukan itu. Selama ini kau telah menjagaku dengan baik. Jangan khawatirkan aku, ada Kiran yang akan menjagaku."
" justru karena itu aku khawatir denganmu. Kau taukan sahabatmu itu sedikit idiot "
"Hei aku dengar ucapanmu itu tuan Renald."
Hahaha melihat respon Keenan aku hanya dapat tertawa. Belum lagi ketika Kiran menjulurkan lidahnya kepada Ren setelah mendapat pembelaan dari kekasihnya. Aku pasti akan sangat merindukannya. Semoga semua berjalan dengan baik.
,,,
Setelah mengantar kepergian Keenan dan Ren kami bergegas menuju mobil.
"Kali ini biar aku saja yang menyetir. Oke my friend ?"
" baiklah. Tapi aku ingin segelas capucino, bisakah kau membelikanku satu."
Lagi-lagi dia merengek kepadaku. Melihatnya seperti ini justru aku selalu merasa senang, bukan malah direpotkan.
" baiklah, kebetulan aku juga ingin caramel macchiato. Tunggulah dimobil, jangan kemana-mana" ucapku sembari memberinya peringatan.
"ay ay kapten "
Kulihat Kiran mulai masuk kedalam mobil sambil memasang earphonenya, berarti aku bisa membeli minum dengan tenang sekarang. Karena ku yakin hobi menghilangnya tak akan terjadi kali ini. Yap, sejak kecil Kiran selalu saja membuat orang-orang kebingungan karena hobinya yang menghilang atau lebih tepatnya bersembunyi.
Setelah membeli minuman, segera aku menuju tempat mobil Kiran terparkir. Baru saja membuka pntu mobil dan duduk dibalik kemudi. Aku mulai tersadar, Kirana tidak ada disampingku. Kutengok kursi penumpang di belakang dia tak ada. Kutaruh minumanku dan melangkah keluar sambil memanggil namanya. Namun tetap tak mendapat sahutan.
Telepon....aku harus meneleponnya. Aishh kenapa handphone Kiran tidak aktif ? dia tidak pernah menon-aktifkan handphonenya. Bahkan jika baterainya baru berkurang setengahnya dia akan langsung menchargernya. Kamu ada dimana Ki ?. seketika itu juga ntah kenapa ada rasa takut yang menelusup hati Anin, bahkan meskipun dia membuang perasaan itu jauh-jauh. Rasa itu muncul kembali, hingga airmata mulai menetes.
Author POV
Di tempat lain seorang gadis tengah duduk dikursi bagian belakang penumpang dengan kondisi tangan terikat dan mulut ditutup kain. Perlahan-lahan kesadaran gadis ini mulai kembali. Dilihatnya sekelilingnya, wajahnya Nampak terkejut setelah tau ada yang tidak beres.
" kenapa tanganku terikat ? mulutku juga ditutup ? tunggu ini bukan mobilku ! siapa mereka ? handphone dimana handphone ku? Lalu Anin mana ? Siapa mereka ?" batin gadis itu.
Sekarang pikirannya mulai dipenuhi dengan berbagai pertanyaan, hingga terdengar dari suara pria dari kursi depan penumpang.
"Kenapa nona ? kau terkejut ? itu sudah pasti. Oh tunggu dari pandanganmu aku tau kau pasti mencari ini."
Diambilnya sebuah handphone berchasing pink dari sakunya. Seketika itu juga Kiran semakin terkejut.
" oh tidak, jangan terkejut dulu. Kau tidak ingin menanyakan kabar sahabatmu itu ? tenanglah, jangan memelototiku nona. Dia masih baik-baik saja untuk sementara ini."
Ntah kenapa ada rasa lega serta rasa takut yang bersamaan. Hingga membuatnya bergidik ngeri setiap mendengar ucapan pria bertopeng dengan tubuh yang terbilang kekar itu. Saat itu berulang kali yang ada dipikirannya hanya " aku harap kamu baik-baik saja Anin. Karena aku pastikan semuanya akan baik-baik saja, bukankah aku gadis yang kuat dan pemberani " .
baru saja dia berusaha menguatkan hatinya pria tersebut mengeluarkan pernyataan melalui telepon yang seketika membunuh keberaniannya " Kami sudah mendapatkannya. target selanjutnya adalah Anin bukan ? itu masalah mudah, hanya menunggu waktu dan kita bisa menyingkirkannya serta gadis ini juga "
" tidak Anin dalam bahaya. Ren harus tau, Anin tidak boleh terluka. Keenan tolong ! cepatlah kembali !"
Ren POV
"Apa Kirana hilang ? Anin tenangkan dirimu. Apa kamu sudah mencarinya ?"
"......"
" oke. Aku dan Keenan akan membatalkan keberangkatan kami."
"....."
" Tidak apa-apa. kamu tenang saja. Ayah pasti akan mengerti akan kondisini ini. Aku akan segera kesana ?"
baru saja telepon ditutup "Apa yang terjadi dengan Kirana ?"
" Kamu harus tenang dulu Nan."
" cepat katakan !..." kulihat kilatan kemarahan serta kecemasan dalam wajahnya. wajar saja jika dia bersikapa begitu. Jika hal yang sama terjadi pada Anin pasti aku akan.... TIDAK Anin akan baik-baik saja.
" ada apa ?"
"Kirana menghilang. Bahkan handphonenya tidak aktif. Berdasarkan cctv tempat parkir bandara dia dibawa dua orang bertopeng "
" apa ? tidak mungkin! apa sudah benar-benar dipastikan ?"
" Anin telah meminta tolong pada salah satu kepercayaan ayahnya untuk memeriksa cctvnya dan hasilnya seperti itu. tapi, kita tidak tau plat mobil penjahat itu. bahkan ketika mobil itu keluar parkiran"
" kenapa bisa ?"
" Itu tiba-tiba saja cctvnya mati. sehingga kejadian selanjutnya tidak terekam. Kurasa pelakunya telah merencanakan semuanya sebaik mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispering Of Love
Romance"Aku bukanlah pria sempurna, tanpa kamu sosok gadis kecil yang telah tumbuh menjadi permata yang cantik " - Keenan Koesmadji Dolken - "Hari - hariku akan selalu menjadi mimpi buruk. Tanpa kamu sebagai pelindungku" - Kirana Des K...