memaafkan

1K 71 1
                                    

kirana POV

semua gambaran kebahagiaan lenyap,hilang begitu saja. Anin pasti akan membenciku. tidak mungkin ini cara yang terbaik untuk melindunginya.

"berhentilah menangis. kita semua tau kamu hanya ingin melindunginya"

Keenan dia selalu setia mendampingiku. berusaha mendukung semua keputusanku. harusnya kudengarkan saja sarannya dulu. 

"Nan aku harus ketemu anin sekarang juga. harusnya setelah pertemuan itu aku meminta maaf. bukan malah mengulur waktu."

"memangnya kamu udah yakin?"

suara itu,jujur saja aku sangat merasa bersalah pada Ren. dia adalah teman yang baik. tapi aku justru membawanya kedalam masa yang sulit. melibatkannya dalam sebuah kebohongan, tentu saja membuat hubungannya dengan Anin semakin memburuk.

"Ren, aku mau...."

"kalo kamu cuma mau minta maaf lagi, mendingan nggak usah Kiran. sekarang kondisinya sudah semakin membaik. Anin juga udah mulai paham, alasan kamu menutupi masalah ini."

"kamu nggak bercanda kan ?"

"aku serius. bahkan hari ini juga kalo kamu ada waktu, dia mau ketemu kamu."

"aku bersedia"

,,,

sore ini selimut senja mulai menutupi langit kota, sebentar lagi kerlap kerlip lampu kota akan mulai dinyalakan. aku sedang berada disebuah cafe dilantai 3. ini adalah tempat favoritku dengan Anin. selain dapat melihat pemandangan kota dari kaca - kaca pembentuk bangunan disini terdapat banyak buku yang dapat dipinjam oleh pengunjung. dulu sekali, kami lebih tepatnya aku dan Anin sering menghabiskan waktu disini hingga malam tiba atau bahkan hingga Ren dan Keenan menjemput kami.

ini sudah buku kedua yang telah kubaca, bahkan hampir setengah halamannya telah terbaca. tapi sampai saat inipun sosok Anin tak kunjung muncul juga. Anin bukanlah tipe orang yang gemar mengulur waktu, kecuali orang yang dimaksud adalah aku. sudah sangat sering aku mengulur waktu ataupun membatalkan janji secara sepihak.

" ini buat kamu"

segelas coklat panas dengan marshmellow diatasnya membuatku sedikit tergiur. kutatap sejenak sosok yang memberikanku minuman ini.

"Anin aku mau bilang..."

"nggak usah minta maaf Ra. aku paham semua alasan kamu nutupin masalah ini dari aku. tapi bukan berarti aku membenarkan maksud baik kamu itu, untuk melindungi aku"

" aku tau,nin. aku nyesel, harusnya aku bisa berpikir lebih jernih lagi. bahkan aku nggak mikirin perasaan kamu yang khawatir sama aku."

"Ra...aku mau kamu ngelakuin satu hal buat aku."

"apa Nin? aku akan berusaha ngewujudtin kemauan kamu itu. aku janji"

" jangan janji dulu Ra. karena aku tau, ini akan sulit buat kamu. aku mau kamu...."

,,,,

pertemuanku dengan Anin kemarin tentunya berbuah manis. anin sahabatku mau memaafkanku. tapi permintaannya saat itu sangatlah menggangguku hingga saat ini. permintaan pertamanya tentulah sangat mudah, tapi permintaan selanjutnya membuatku harus menelan ludah. 

bagaimana mungkin aku bisa mewujudkannya ? jika hati ini saja belum mau berdamai dengan masa lalu itu. haruskah aku lari lagi ? menghindarinya ? tapi sampai kapan. atau mungkin aku bisa berpura-pura ? tapi itu bukanlah sifatku.

Flashback on

"Ra...aku mau kamu ngelakuin satu hal buat aku."

"apa Nin? aku akan berusaha ngewujudtin kemauan kamu itu. aku janji"

" jangan janji dulu Ra. karena aku tau, ini akan sulit buat kamu. aku mau, kamu ngebantuin nyusun acara pernikahan aku dan Ren."

"kamu serius ? emang kapan kamu mau nikahnya ?"

"tiga minggu lagi"

uhuk uhuk baru saja aku berusaha menikmati minuman hangatku, anin sudah ingin membunuhku dengan berita heboh ini.

"kamu nggak lagi bercanda kan ? kok buru-buru banget ?"

"ini maunya Ren. lagipula kamukan udah balik, jadi bukannya niatan baik ini jangan ditunda tunda ya ?"

"oke aku siap. apa ada lagi nyonya Renald ? hahaha"

"aku mau kamu berdamai sama hati kamu Ra."

digenggamnya tanganku seolah takut jika aku merasa kecewa atau bahkan marah. ini bukan kali pertamanya anin bersikap ingin menguatkanku,tapi kali ini apa maksudnya ? berdamai ?

" aku mau kamu belajar memaafkan Clara. berhenti membenci dia Ra. hentikan niatan kamu buat balas dendam. bisa?"

" dia perempuan jahat Nin. bahkan dia akan nyakitin kamu. dia boleh nyakitin aku tapi nggak dengan kamu. asal kamu tau aja, dia juga berniatan ngerebut Keenan dari aku."

"maafin aku Ra. kalo aku bikin kamu keinget kejadian dulu. dan kamu harus sedih lagi."

 saat itu aku kembali menangis. berusaha merenungi setiap tindakanku. apa yang salah ? tidakkah tindakanku benar ?

Flashback of

hari ini semua harus usai. aku harus menepatinya, tak mau lagi lari dan bersembunyi. kugenggam tangan Keenan, berjalan memasuki butikku. disana sosok Clara telah berdiri menungguku. sekilas kulihat ekspresi ketidaksukaan darinya, tapi aku bisa apa ? bukankah sekarang aku harus mengungkapkan semuanya ?

bertatap muka dengannya sangat membuatku sedikit muak. hanya sebuah senyuman yang berusaha kuukir diwajahku, berusaha kuat,ikhlas dan pasrah.

"aku udah inget semuanya, Clara."

raut wajah terkejut tak luput dari wajahnya sekarang.

"tapi kamu tenang aja. aku nggak akan memperkarakan masalah ini. aku udah memafkan semua kesalahan kamu itu."

kulepas genggaman tanganku dari Keenan, dan beralih mengulurkan tanganku merengkuh tubuh Clara. kubisikan sesuatu di telinganya sebagai pengingat untukknya.

"aku melepaskanmu, tapi kalo kamu berani menghancurkan semuanya dengan niatan buruk kamu. jangan harap kebaikan akan datang seperti hari ini. wanita jalang!!"

kulepas pelukanku, dan kembali menggenggam tangan Keenan sembari tersenyum padanya dan berjalan meninggalkan butik. sekilas sebelum melangkah pergi, wajah terkejut tak kunjung hilang dari wajangnya.

"apa yang kamu bisikan ke Clara tadi ?"

"aku cuma bilang, kalo sekarang Kirana yang ada dihadapannya adalah Kirana yang kuat bukan lemah "



Whispering Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang