semua ingatan itu telah kembali, berputar merangkai setiap momen yang tercatat dalam hidupku hingga bagian terburukku. beberapa waktu lalu sat ingatanku kembali hanya sebuah topeng yang kugunakan. tak mungkin aku menceritakan kejadian tragis itu kepada mereka. bukan ! bukan karena aku tak percaya, tapi aku menunggu seseorang. yups.....kalian benar dia adalah tunanganku Keenan. rasanya begitu lama aku tak menjumpainya, bahkan aku menyesal karena sempat melupakannya. jujur aku merasa begitu bodoh. bagaimana mungkin aku bisa lupa dengan seseorang yang akan menjadi pendampingku,imamku.
"Kirana ...?"
suara yang sangat kurindukan,dia telah datang. masih tetap bertahan pada posisinya bahkan belum melangkah sejengkal pun. aku hanya bisa menatapnya saat manik mata kami bertemu. dan saat itu pula air mataku mulai mengalir.
sekarang dia duduk disampingku, menggenggam erat jemariku berusaha membuat aku tenang. mungkin dia lupa, aku selalu nyaman berada disampingnya.
"kamu jangan nangis lagi ya. aku udah dateng sekarang"
" maaf...maafin aku keenan...maaf untuk semuanya...aku menyesal....maaf"
hanya itu yang mampu terucap. aku sadar bahkan kata maaf pun tak mampu menghapus salahku. sempat aku berkhianat karena tertarik akan Ren. tapi jujur aku melakukannya karena tak mengingat apapun.
"apa ada hal lain yang mau kamu omongin ?"
"aku punya tiga syarat buat kamu, sebelum aku cerita semuanya ke kamu. apa kamu sanggup ?"
" kamu mau ngomong apa sih kiran ?"
"syarat pertama apapun masalah yang aku ceritain ke kamu jangan pernah kamu bilang putus, yang kedua kamu berhak marah tapi beri aku kesempatan, dan terakhir kamu harus bantu aku menyelesaikan nya"
" aku sanggup"
"saat aku hilang ingatan bahkan lupa akan statusku aku sempat hampir jatuh hati sama Ren."
jujur selama ini aku nggak pernah menyembunyikan apapun darinya. tapi kali ini sebelum melanjutkannya aku kembali menatapnya ku genggam tangannya lebih erat. rasanya ingin kutunjukan kesungguhanku padanya.
"aku minta maaf akan hal itu. aku juga menyesal sempat lupa akan status kita. tapi ada hal yang lebih penting. ingatanku sudah sepenunya kembali.dan nggak ada satupun yang terlewat"
"apa itu tandanya kamu ...."
" aku ingat kejadian penculikan itu Nan. dan kamu harus bantu aku nyelesaiin semuanya,bukan hanya itu kita juga harus ngelindungi Anin. aku takut kalo orang itu tau aku ingat semuanyadia akan menyakiti Anin."
"siapa orang itu Kir?"
,,,,
setelah obrolan panjang antara aku dan Keenan kami memutuskan menghabiskan satu hari lagi di Paris sebelum lusa kami pulang. bukan hanya itu, bahkan kepulanganku kali ini tidak hanya untuk menemui orang-orang yang kusayangi. melainkan untuk memberikan kejutan untuk seseorang yang telah berani menghancurkan hidupku.
siang yang cerah di paris kuhabiskan bersama Keenan untuk sekedar berjalan-jalan. ntah apa yang merasukiku, aku merasa sangat senang bahkan hanya dengan merasakan genggaman tangan Keenan di jemariku jantung ini terasa ingin meloncat dari tempatnya. kalian bisa beranggapan aku berlebihan tapi Keenan adalah satu-satunya orang yang mampu membuatku merasakan hal ini.
percaya atau tidak bahkan kami hanya sibuk bercerita sembari menghabiskan secangkir capuccino kesukaanku. Keenan bukan orang yang mudah protes akan makan tidak sepertiku.
"aku kira setelah hilang ingatan kamu akan menyukai pinggiran roti.hahahaha"
" aih..apa kau bercanda ? selama inikan aku tidak pernah memakan pinggiran roti."
"kemarikan piringmu, biar aku yang habiskan"
hahahaha selalu saja seperti ini, sejak kecil aku tidak menyukai pinggiran roti dan semenjak mengenal Keenan dialah yang akan dengan sukarela menghabiskan pinggiran rotiku. eittss tidak berarti dia menyukai banyak hal. Keenan tak menyukai putih telur,jadi aku yang akan menghabiskannya. dia adalah orang pertama yang membuka mataku akan indahnya dunia dari sisi lainnya.
" Kiran, kalo kita udah kembali lagi. kamu mau nggak nemenin aku ke suatu tempat"
"kemana ?"
"negeri diatas awan"
kalian jangan bingung akan hal itu. dengan senang hati aku akan bercerita sedikit. yah hitung-hitung mengingat momen bahagiaku. Negeri di atas awan merupakan sebuah pemandangan yang biasa aku nikmati bersamanya diatas balkon rumahnya. karena rumah Keenan merupakan kawasan yang cukup tinggi dibanding sekitarnya, pantulan cahaya dari rentetan rumah disekitarnya akan tampak seperti bintang di malam hari. bahkan saat pergantian tahun pantulan cahaya dari gemerlap kembang api akan begitu senada dengan cahaya lampu disekitarnya.
,,,,
"aku pulang. lho Ren kamu belum tidur ini udah malam"
"ada yang mau aku omongin sama kalian berdua"
ruang tamu penginapan ini sangat nyaman, bentuknya yang merupakan rumah pribadi tentu membuat siapapun yang tinggal akan betah. tapi jika mereka menatap pancaran mata Keenan dan Ren saat ini hati mana yang tak akan gugup. suasana yang seharusnya nyaman justru mencekam.
"aku mau minta maaf. seharusnya aku tak menyembunyikan Kirana, aku menyesal. jadi kumohon jangan ceritakan masalah ini ke Anin. biar aku yang melakukannya."
"tak masalah Ren. aku yang harusnya berterima kasih kamu sahabatku dan telah berbaik hati melindungi tunanganku"
aku tau saat ini keenan menahan emosinya. tapi aku sadar keenan bukanlah orang bodoh yang akan bertindak gegabah. dia cukup paham akan keputusannya.
" masalah hubunganmu dan Anin aku nggak akan ikut campur. kamu udah cukup paham untuk mengambil keputusan yang tepat. sekarang yang terpenting kita harus melindungi Kirana dan Anin"
"aku bersumpah akan meringkus dia karena dia udah nyakitin sahabatku, kirana. dan nggak akan aku biarin dia menyentuh aninku"
" kita percaya kamu Ren"
melihat sikap dewasa antara Ren dan Keenan membuat aku tak habis pikir. bagaimana cara mereka mengontrol persaan mereka yang kujamin saat ini sedang campur aduk.
,,,,,,
memiliki dan dimiliki merupakan hadiah dari Tuhan
tapi terkadang kita terlupa,
hati itu dipilih bukan memilih.
layaknya takdir ,
terikat bukan hanya menyikat.
itulah jawaban hati.
sejauh apapun kamu berlari,
nyatanya bumi itu bulat,dan kau akan kembali lagi.
- kirana -
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispering Of Love
Romance"Aku bukanlah pria sempurna, tanpa kamu sosok gadis kecil yang telah tumbuh menjadi permata yang cantik " - Keenan Koesmadji Dolken - "Hari - hariku akan selalu menjadi mimpi buruk. Tanpa kamu sebagai pelindungku" - Kirana Des K...