17

379 25 0
                                    

Happy reading





   Hyera dengan segera menyusul Mingi yang masih berada didepan lift. Mingi melirik gadis itu sekilas dan lalu segera menekan tombol lift. mereka masuk dan dengan segera Mingi menekan tombol lantai 20.

Hyera memperhatikan bayangannya dicermin lift dan mengomel perlahan. "Sialan. seragamnya sempit sekali" gumam Hyera. Mingi meliriknya lagi dan dengan tidak sopannya dia berkata frontal. "Siapa suruh dadamu besar"

nyaris saja Hyera meninju Mingi. namun kemudian dia bungkam. dia cepat cepat menekan lantai 18. "Aku akan mengecek Yeosang" gumam Hyera lagi. Mingi mengangguk. satu menit kemudian mereka sampai dilantai 18. Hyera keluar dan memakai masker agar tidak ketahuan.

Mingi terus kelantai 20. sesampainya disana, suasananya lengang. dia terus melangkah dan sesekali mengecek beberapa ruangan. kosong. tangannya dalam saku celana, memegang revolver. sedang sakunya yang satu lagi penuh dengan pisau dan pistol yang lain.

mendadak alarm berbunyi. Mingi menatap kearah alarm merah itu waspada. dia sedikit tersembunyi dilorong kamar mandi. 5 menit kemudian terdengar langkah 4 orang berlarian menuju tangga darurat. terdengar pengumuman yang memperintahkan mereka turun kelobby karena ada serangan.

Mingi menyelinap dengan segera kearah ruangan yang diujung. dia mengintip, dan langsung melihat Yunho yang tergeletak tidak bergerak dilantai. tubuh submissive itu dipenuhi sperma dan juga darah.

didalam ada dua penjaga, dengan segera Mingi. karena pakaiannya seperti penjaga yang lain, dua penjaga itu menduga Mingi adalah teman mereka. "Kenapa kau kemari kawan?" tanya salah satu dari mereka.

dengan segera Mingi mengangkat rovelvernya dan menembak mati dua penjaga itu. lalu dia merogoh tas berisi selimut yang dia bawa. dihampirinya Yunho yang sepertinya pingsan. dengan cemas Mingi membalik badan Yunho.

mata Yunho terbuka, dia masih bangun. namun nafasnya lemah sekali dan ada luka tembakan dikakinya. Mingi dengan segera membersihkan wajah Yunho dan menepuk nepuk pipinya. "Yunho, Yunho.. ini aku.." gumam Mingi.

mata Yunho mengerjap perlahan. dia menoleh kearah Mingi, air matanya kembali mengalir begitu melihat pemuda itu berlutut disisinya. Mingi menyambar kalung ular Yunho dan menyimpannya. lalu dia menyelimuti Yunho sebelum menggendongnya.

"Mingi.. sakit.." isak Yunho perlahan. Mingi bergegas membawanya pergi. dia menatapnya kasihan. "Tahan sebentar ya sayang? sebentar lagi aku akan membawamu kerumah sakit" bisik Mingi dengan lembut. Yunho mengangguk sambil terus terisak.

dengan hati hati Mingi turun lewat tangga darurat yang kedua. tidak ada orang yang berkumpul atau berjaga disana. sepertinya mereka sibuk berada dilobby. Mingi dengan lancar meluncur keluar lewat pintu belakang. dia mengeluarkan pistolnya dan menembak seorang karyawan yang mencoba untuk lari dengan mobil.

Mingi menyambar kunci mobil yang dipegang karyawan mati itu, lalu dia masuk kedalam mobil itu dan menyetirnya dengan ngebut. Yunho masih bergelung dipelukannya sambil menangis kecil.

_________________________________________

Hyera menatap lift yang lanjut naik kelantai 20. dia membalik badannya dan melangkah maju. dia ingat detail sekilas yang ditunjukkan oleh kamera kecil tadi. lalu dia berbelok keruangan tempat Yeosang yang masih diurus. "Ah! perawat, kau datang juga!" ujar pria yang sepertinya adalah dokter satu satunya yang tersisa disana. yang lain sudah berlarian pergi saat alarm berbunyi tadi.

gadis itu melangkah mendekati pria tadi dan dia merasa hatinya sakit saat menatap wajah pucat dan perut yang penuh akan jahitan calon adik iparnya itu. perlahan Hyera mengeluarkan belati yang dia sembunyikan distocking yang dia pakai.

saat dokter tadi lengah, Hyera langsung menjambak rambutnya dan menempelkan pisau dilehernya. "Apa yang kalian lakukan padanya?" desis Hyera, matanya yang merah menyala nyala mengerikan. dokter tadi mengkerut ketakutan.

"A-kau bukan Minjae" sahut dokter tadi. Hyera menekan pisaunya lebih dalam, darah mulai mengalir dari leher dokter itu. "Jawab aku jika kau tidak mau mati" ancam Hyera. dokter itu terbata menjawab.

"Ka-kami mengambil bayinya"

"Dimana bayinya sekarang?"

"Su-sudah mati"

"APA?!" Hyera menghantamkan kepala dokter itu kedinding. dokter tadi tersedak kaget. dia memegang kepalanya yang sakit. Hyera menatapnya tajam. "Apa maksudmu sudah mati? bukannya tenggat waktunya belum lewat?"

"Tu-tuan Joong memperintahkan kami untuk mengeluarkan anak itu tepat setelah dia menghubungi tuan muda Choi, nona Choi.. ma-maafkan saya, saya hanya menjalankan perintahnya. tuan Joong sangat lah kejam dan dia sudah menyekap anak anak saya"

Hyera sedikit mengendurkan cengkramannya. "Setelah kalian mengeluarkan anaknya, apa yang kalian lakukan?" gadis itu masih menodong pisaunya kekening dokter yang bersimpuh dihadapannya itu. "Tuan Joong memperintahkan kami untuk memasukkan bayi itu kedalam tabung itu" ucap sang dokter sambil menunjuk tabung yang berisi cairan kimia yang berbahaya tadi.

dalam sekejap Hyera sadar apa itu dan dia menggeram marah. "Kalian membakar bayi itu didalam sana?!" bentak Hyera. dokter itu mengangguk. Hyera menendangnya keras keras dan dia menghantam perut dokter tadi dengan tendangan yang luar biasa menyakitkan.

dokter itu terlempar. Hyera menoleh kearah Yeosang dan dia tahu jika pendarahan diperut Yeosang bisa saja kambuh jika dia tidak hati hati membawa tubuhnya.

saat Hyera berpikir keras cara untuk membawanya turun, Jongho menerobos masuk. "Yeosang hyung!" teriaknya. dia mendekati ranjang yang berisi Yeosang dan dia terperangah saat memandang perut Yeosang. seketika saja kaki Jongho melemas dan dia terduduk disisi ranjang Yeosang.

walaupun anak diperut Yeosang itu adalah anaknya Mingi, tetap saja Jongho tidak rela mengetahui jika fakta calon anaknya itu sudah mati dibunuh. Hyera perlahan mengusap bahu Jongho, lalu gadis itu mengedarkan pandangannya kesekitar ruangan.

dokter yang tadi meringis sambil menahan sakit diperutnya. perlahan Hyera mendekatinya dan membalik tubuh dokter tadi dengan ujung sepatu boots yang dia pakai. gadis itu menatap dokter itu tajam

"Kau tahu dimana Park Seonghwa?" tanya Hyera serius. dokter tadi mengangguk dan dia bergegas memberi tahu dimana lokasi Seonghwa sebelum Hyera kembali menghajarnya "Bagus, aku akan mengambilnya sekarang" gumam Hyera sambil mendekati Jongho lagi. Jongho masih terduduk disisi ranjang Yeosang, tangan Jongho menggenggam erat jemari Yeosang yang dingin. seperti Yunho, nafas Yeosang nyaris tidak terdengar. Yeosang terlihat sangat lemah.

tubuh Yeosang pucat sekali, bahkan nyaris kelabu. saking banyaknya darahnya yang keluar. Jongho menangis perlahan dan menciumi jemari Yeosang, Hyera mengelus rambut adiknya dan lalu menghubungi rumah sakit.

pihak rumah sakit mengatakan jika bantuan akan tiba dalam waktu 5 menit "Nunna mau kemana?" tanya Jongho heran saat Hyera menggelung rambutnya dan lalu memakai stockingnya yang berwarna hitam gelap.

Hyera menyeringai dan menepuk pipi sang adik "Menyelamatkan Seonghwa"

setelah itu gadis itu melesat keluar dari ruangan itu dengan tangan memegang pistolnya erat erat. yang ada dipikirannya hanya Seonghwa, mantan kekasihnya yang cantik itu. Hyera bersumpah akan menyelamatkannya.


Tbc.

How are you guys

Trauma [MINYUN/JONGSANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang