19

363 25 0
                                    

Happy reading



 2 hari kemudian. Yunho dan Yeosang diizinkan pulang kerumah oleh pihak rumah sakit. namun setiap 4 hari sekali mereka harus pergi kerumah sakit untuk mengecek kondisi luka mereka. 

Yunho duduk dengan rapi saat Mingi datang. dia bosan berada dirumah sakit. makanya tidak sabar untuk pulang. submissive itu langsung merentangkan tangannya saat Mingi mendekatinya, minta gendong. 

Mingi menggendongnya dan lalu hendak menaruhnya dikursi roda. namun Yunho tidak mau turun. sejak dua hari yang lalu, Yunho benar benar melupakan rasa takutnya pada Mingi dan dia senang jika Mingi memeluknya atau menggendongnya. 

sebenarnya Mingi tidak keberatan menggendong Yunho kemana mana, namun ingat lah jika tubuh Yunho itu tinggi dan cukup berat. jadi kadang Mingi langsung encok kalau udah gendong Yunho selama sepuluh menit. 

saat itu Jongho juga sudah datang. dia memindahkan Yeosang kekursi roda dan mendorong kursi roda kearah lobby rumah sakit. Yeosang sebenarnya bisa berjalan, namun perutnya selalu terasa sangat sakit jika kakinya melangkah. Mingi mengikuti mereka dengan Yunho digendongannya. Yunho terlihat seperti anak koala. 

dilobby, mereka mengurus biaya rumah sakit kedua submissive itu. lalu mereka melangkah menuju mobil. "Bye Yeosang!" Yunho melambaikan tangannya kepada Yeosang. Yeosang mengangguk kaku dan berusaha tersenyum kepada Yunho. 

Jongho membawa Yeosang menuju mobilnya. sedang Mingi membawa Yunho kemobilnya sendiri. Yunho memeluk erat tengkuk Mingi dan menyembunyikan wajahnya setiap kali dia melihat dominan yang lewat disekitar mereka. 

mereka masuk kedalam mobil. Mingi memindahkan Yunho kekursi sebelahnya, atau tidak dia tidak akan bisa melihat kedepan saat sedang menyetir. "Kamu mau beli sesuatu?" tanya Mingi kepada Yunho. Yunho menoleh kearahnya dan lalu mengangguk. 

"Mau beli apa?" 

"Ramyeon" 

"Baiklah" Mingi mengangguk. dia menyalakan mesin mobil dan mulai menjalankan mobil menuju mansionnya. sekalian mampir keminimarket untuk membelikan camilan dan semua hal yang Yunho suka. Yunho menunggu didalam mobil. 

saat Mingi kembali kemobil dengan tangan penuh tas berisi makanan, Yunho langsung meraih es krim yang Mingi sodorkan. dia berterima kasih dan memakannya dengan senang. "Mingi. apa Rowoon hyung masih hidup?" gumam Yunho beberapa saat kemudian. Mingi menoleh kearahnya dan mengangguk. 

"Ya. dia masih hidup dan dipenjara. pengadilannya akan berlangsung sebulan lagi. daddy mengundurkan jadwalnya agar kamu bisa siap menatap wajah Rowoon saat pengadilan nanti" 

"Aku harus datang?" 

"Tentu saja" 

wajah Yunho sedikit muram. namun kemudian tersenyum lagi. "Baiklah" ucapnya. Mingi ikut tersenyum dan mengacak sejenak rambut Yunho. setelah itu keduanya bungkam dan tidak bicara lagi. 

5 menit kemudian mereka sampai dimansion keluarga Song. Mingi keluar dari mobil dan mengeluarkan kursi roda. dia membuka kursi roda itu dan lalu memindahkan Yunho kesana. setelah itu baru Mingi mendorong kursi roda tadi kedalam mansionnya. 

Evelyn terlihat sedang merapikan perapian yang ada diruang tengah mansion. dia kaget saat melihat Yunho yang duduk diatas kursi roda. "Astaga, Yunho? kamu kenapa?" tanya gadis itu sambil mendekati Mingi dan Yunho. 

Yunho langsung memeluk erat Evelyn dan lalu tersenyum. "Aku baik baik saja kok" ujarnya. Evelyn menatapnya sedih. Mingi mengisyaratkan gadis itu untuk menyingkir. Evelyn menyingkir dan membiarkan Mingi membawa Yunho naik kelantai atas. 

dikamar, Mingi menggendong Yunho dan meletakkannya diatas ranjang. setelah itu dia turun kelantai bawah dan mengambil plastik berisi camilan dan minuman milik Yunho. dia meletakkan semuanya dengan rapi diatas meja. lalu menoleh kearah Yunho yang ternyata sudah tidur bergelung dengan selimutnya yang berantakan. 

dominan itu tersenyum tipis melihat pemandangan itu. dia perlahan meraih selimut dan menyelimuti tubuh bongsor Yunho. lalu dia diam diam mengecup kening Yunho sebelum keluar dari kamar. 

_______________________________

   berbeda dengan Yunho yang menjadi makin dekat dan riang dengan Mingi. Yeosang entah kenapa malah menjadi menutup dirinya dan tidak mau bicara banyak dengan Jongho. wajahnya selalu suram sejak dia sadarkan diri. 

saat dirinya sampai dirumah besar Jongho, Yeosang hanya diam dan tidak banyak bergerak saat Jongho menggendong atau mengajaknya bicara. "Hyung. kamu mau makan apa?" tanya Jongho sambil melipat kursi roda dengan tangan kirinya. tangan kanannya menggendong Yeosang. 

Yeosang tidak menyahut. dia hanya menyandar pada bahu Jongho dan sama sekali tidak berminat untuk bicara. Jongho menatapnya sejenak sebelum membawanya kedalam kamar. "Hyung. jawab aku. kamu mau makan, tidak?" ulang Jongho degnan sabar. 

lagi lagi Yeosang bungkam. Jongho menghela nafas dengan sedikit kasar. dia harus sabar dengan Yeosang sekarang. akhirnya Jongho meletakkan Yeosang dikasur dan lalu bangkit berdiri. dia akan membeli ayam, mana tahu Yeosang akan senang. "Aku akan beli ayam ya, tunggu dulu" 

setelah mengatakan itu, Jongho melangkah keluar dan hati hati mengunci pintu kamar Yeosang dari luar. kemudian dia bergegas pergi dengan motornya menuju restoran cepat saji yang ada didekat rumahnya itu. 

setengah jam kemudian Jongho kembali dengan membawa tiga kotak besar berisi ayam dan juga jus untuk Yeosang. sambil tersenyum senyum Jongho masuk kedalam kamar, didalam Yeosang sedang membaca buku. "Hyung.. aku bawa ayam" 

ah, ayam memang selalu membuat Yeosang senang. pemuda itu langsung melempar bukunya dan bangkit duduk. "Ayam!" pekiknya perlahan. Jongho tersenyum tipis dan meletakkan kotak kotak berisi ayam goreng itu kepangkuan Yeosang. 

setelah memakaikan sarung tangan plastik ditangan Yeosang, Jongho duduk dan menungguinya makan. wajah Yeosang terlihat riang untuk sejenak. Jongho membuka botol yang berisi jus buah dan memberikannya kepada Yeosang. Yeosang minum dan memandangnya beberapa saat. 

"Terima kasih banyak. Jongho" 

Jongho mengangguk. dia mengusap rambut Yeosang dan merapikannya. kemudian Jongho bicara dengan serius. "Kenapa hyung tidak mau menjawab jika aku mengajakmu bicara akhir akhir ini?" tanya Jongho. Yeosang menurunkan paha ayam yang sedang dia pegang dan lalu menunduk. 

"Apa aku ada melakukan hal yang salah padamu hyung? katakan saja. kenapa kamu selalu mencueki aku akhir akhir ini?" 

setelah diam sejenak dan memakan sepotong ayam lagi, akhirnya Yeosang menjawab. "Aku merasa bersalah Jongho.." gumamnya. Jongho mendekat kearah Yeosang dan merengkuhnya perlahan. "Merasa bersalah karena apa? karena anak yang sudah dibunuh oleh mereka itu? itu bukan salahmu. bukannya aku sudah bilang jika kita bisa punya anak lagi setelah kita menikah?" 

Yeosang menunduk. iya sih. hanya saja dia benar benar merasa bersalah kepada Jongho. dia jadi segan bicara kepada Jongho. "Sudah lah hyung.. kamu tidak perlu merasa bersalah seperti itu lagi, oke? ayo senyum. aku kangen liat wajah cantikmu" 

perlahan Yeosang tersenyum mendengar ucapan menghibur Jongho. dia memeluk perlahan Jongho dengan tangan kirinya yang bersih dan lalu berkata. "Makasih Jongho. ayo makan bareng" senyum Yeosang. Jongho tertawa dan mengecup pipinya sebelum merapatkan dirinya dengan Yeosang. 



tbc. 

hai

Trauma [MINYUN/JONGSANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang