Enjoy~
🌼🌼🌼
"La, ada yang nyari lo tuh" ujar Reza-seorang pria yang merupakan teman kerja Cala saat Cala sedang bersiap untuk pulang di lokernya.
Cala melepas topi kerjanya lalu menaruhnya di loker, "Siapa?"
"Nggak tau. Temen lo kali? Cewe. Cantik" jawab Reza kemudian berlalu.
Setelah selesai melepas semua atribut kerjanya, Cala berjalan keluar hendak menemui orang yang mencarinya.
Ia nampak mengedarkan pandangannya. "Yang mana, za?" Tanyanya pada Reza yang sedang sibuk membenahi display slice cake.
Reza menegakkan tubuhnya, lalu dagunya mengarah ke satu titik. "Tuh, meja nomor 5."
Cala segera melihat ke arah yang Reza maksud, lalu matanya menyipit mencoba mengenali perempuan tersebut namun gagal. Ia tak mengenalinya sama sekali.
Tanpa ragu ia pun berjalan menghampiri perempuan yang sedang memainkan ponselnya itu.
"Sorry?" ujar Cala.
Perempuan itu mengalihkan pandangan dari ponselnya untuk menoleh ke arah suara. "Lo yang namanya Cala?" Tanyanya to the point.
"Ada perlu apa, ya?" Tanya Cala
Perempuan itu langsung bangkit dari duduknya. Menyambar tas sembari berkata, "Ikut gue!". Ia pun langsung berjalan keluar cafe tanpa menunggu Cala.
Cala menoleh ke arah Reza sebentar, sebelum akhirnya mengekori perempuan itu berjalan membawanya ke area parkiran yang saat itu sepi dan tertutup pohon.
Perempuan yang tidak Cala kenal itu bersidekap dada sambil menatap rendah padanya.
Cala yang merasa terganggu pun bertanya, "Lo siapa? Kita pernah kenal?"
Perempuan itu menyunggingkan senyum remeh nya. "Gue Samara. Gue pacarnya Dhyko"
Dhyko-salah satu teman kerjanya di cafe tersebut.
"Ada perlu apa?" Tanya Cala.
"Gue minta Lo jauhin Dhyko"
Cala mengernyitkan dahinya, "Maksudnya?"
"Jauhin cowo gue! Lo tuli apa gimana?" Sembur Samara.
"Gue sama Dhyko nggak ada hubungan lebih selain rekan kerja kalau Lo mau tau" jelas Cara
"Bulshit! Gue tau Lo suka minta tebengan sama cowo gue! Lo nggak mikir dia udah punya cewe? Lo kan perempuan, masa nggak ngerti?" Ujar Samara berapi api.
Nebeng? Cala cuma pernah sekali. Itupun Dhyko yang memaksa karena saat itu mereka baru saja selesai melakukan general cleaning di cafe hingga lewat larut malam.
"Lo salah paham" sanggah Cala.
"Persetan salah paham! Lo nggak usah ngebela diri! Gue tau busuknya Lo di belakang kaya gimana!"
"Gue cuma pernah sekali nebeng sama Dhyko, itupun Dhyko yang maksa karena kita pulang kelewat malem sehabis general cleaning. Lo bisa tanya anak-anak kalo nggak percaya. Mereka saksinya." Cala menjelaskan dengan tenang
"Nggak usah bacot! Maksud Lo cowo gue yang gatel ke Lo? Sok iya banget! Lo nggak usah ngelak! Gue udah liat pake mata kepala gue sendiri chat Lo sama Dhyko banyak pake sayang-sayangan! Murahan banget sampe mau sama cowo orang? Padahal Lo cantik. Tapi kenapa mau?!"
Cala membuka mulutnya tak percaya. Sejak kapan ia memanggil Dhyko 'sayang'? Bahkan ia hampir tak pernah menghubungi Dhyko diluar seputaran pekerjaan.
"Lo salah orang kayanya" ujar Cala membuat perempuan di hadapannya emosi lalu tanpa ragu mendaratkan tamparan keras nya pada pipi Cala.
Telinga Cala sempat berdenging sepersekian detik setelah menerima tamparan itu. Tangan kanannya terangkat memegang pipi nya yang dirasa perih. Ia lalu menatap marah pada perempuan di depannya.
Mereka beradu tatap sengit.
"Gue peringatin sama Lo buat jauhin dia. Atau gue sendiri bakalan bertindak lebih jauh dari ini" Samara mengancam Cala sambil menunjuk Cala di depan muka, kemudian berlalu begitu saja.
Cala menatap kepergiannya dengan marah.
"Dhyko brengsek! Maksudnya apa coba gue dibawa-bawa begini? Jadi gue yang kena. Sialan!" ujar Cala bermonolog pada diri sendiri.
Ia meringis sambil mengusap pipi nya yang terasa panas. Air matanya terlihat membasahi pelupuk mata. "Sakit banget lagi, anjir" desisnya.
Ia kemudian berjalan dengan cepat dan marah masuk kembali ke cafe, menuju loker berniat mengambil ponsel untuk menghubungi Dhyko meminta penjelasan.
Reza sempat menoleh ketika Cala melesat dengan cepat ke arah loker. Ia sedang melayani customer, jadi tidak bisa langsung menghampirinya dan bertanya ada apa.
Cala membuka pintu loker lalu meraih ponselnya dari dalam tas. Ia pun langsung menelfon Dhyko. Tak butuh waktu lama untuk Dhyko mengangkat panggilan telfonnya.
"Dimana Lo, monyet?!" Semprot Cala.
"Kenapa? Bentar lagi sampe gue" jawab Dhyko dari seberang sana.
"Abis lo sama gue!" Desis Cala kemudian langsung menutup panggilan telfonnya sepihak.
Ia kemudian berjalan menuju toilet karyawan untuk memeriksa keadaan pipinya. Saat berkaca, Cala membuang nafasnya kasar.
Pipi kanannya nampak memerah dengan sedikit luka goresan di area mata. Sangat kontras berbeda warna dengan pipi sebelahnya.
Ia kembali memegang pipinya sambil meringis, "Dasar cewe gila!" Umpatnya.
Sementara itu, di area parkiran terlihat seorang pria dengan setelan jas nya yang tengah duduk di kursi penumpang sedang memandang lekat ke arah tempat dimana Cala di tampar oleh Samara tadi.
Ia jelas melihat semua kejadian itu dari awal hingga akhir, walau tidak bisa mendengar percakapan mereka sama sekali.
Ia-Galen, terus memandangi tempat itu dengan tatapan tak terbaca tanpa berniat mengalihkan pandangannya ke arah lain hingga tak lama pintu kemudi mobilnya dibuka lalu nampak seseorang masuk kesana.
"Ngeliatin apa Lo?" Tanya Reno-sekretaris sekaligus sahabatnya sambil membawa tentengan berisi minuman dan makanan.
"Gue abis nonton sinetron" jawab Galen.
Reno mengernyit, "Sinetron? Sinetron apaan? Dimana?"
Galen menggeleng santai, "Bukan apa apa" jawabnya.
"Aneh" balas Reno lalu kemudian menyalakan mobil, membawa mereka keluar dari area cafe tersebut.
🌼🌼🌼
Hai! Setelah lama vakum dari wattpad akhirnya aku mutusin buat balik lagi dengan akun baru plus cerita baru tentunya. Buat kalian yang nggak sengaja nemu dan tertarik baca cerita ini, makasih ya. Kritik dan saran di persilahkan.
Nggak berharap banyak cerita ini bakalan ada yang baca, karena aku cuma menyalurkan hobi ngehalu aja.
Semoga suka✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Cala
ChickLit"Jelek banget mukanya. Lagi mikirin apa, sayang?" tanya Galen pada perempuan disampingnya yang sebentar lagi menyandang status sebagai istrinya. Nampak perempuan itu-Cala, sedang sibuk dengan ponsel di tangan kiri dan juga pulpen di tangan kanan te...