"Mas, udahlah. Kamu sana kerja. Aku bisa belanja sendiri" ucap Cala yang sudah benar-benar jengah pada Galen.
Setelah selesai sarapan, Galen benar-benar mengajaknya untuk berbelanja. Untung saja di daerah rumahnya ada supermarket yang sudah buka.
"Kamu bawel juga ya" balas Galen sambil mengambil beberapa jenis daging lalu meletakkannya di trolley mereka yang sudah hampir penuh.
Demi tuhan, bahkan Cala hanya mengambil 10 barang. Trolley yang hampir penuh itu, adalah hasil perbuatan Galen.
Pria itu nampak kalap berbelanja. Maklum, ini adalah kali pertamanya. Padahal setiap mamahnya sendiri minta ditemani belanja, Galen selalu menolak dengan alasan yang selalu ia buat-buat. Namun ia tak menyangka, berbelanja bahan makanan akan terasa semenyenangkan ini.
"Gimana nggak bawel? Kamu aja belanjanya banyak banget! Mana pake jas kerja segala lagi" semprot Cala, masih setia mengintili Galen yang juga masih sibuk melihat-lihat.
"Ya kan habis ini aku langsung berangkat kerja, la"
Cala mendengus. "Habis ini nya itu kapan? Udah hampir 2 jam loh kita muter-muter. Daritadi nggak ada habisnya kamu masukin barang ke trolley. Liat ini udah penuh loh, mas.." gemasnya.
Galen yang awalnya sedang melihat lihat ikan, beralih melihat ke arah trolley-nya. "Oh iya. Nggak berasa, ya. Perasaan aku cuma ambil dikit, deh" ujarnya tanpa rasa bersalah, membuat Cala makin naik pitam.
Setelah mengatakan itupun bukannya berhenti, ia malah lanjut memasukkan beberapa daging salmon ke dalam trolley dengan santai.
Tak tahan lagi, Cala segera mengambil alih trolley lalu segera mendorongnya ke arah kasir tanpa di sadari pria itu.
Galen baru saja akan meletakkan 2 pack ikan shisamo saat menyadari Cala sudah jauh dari posisinya sekarang. "LA!" Teriaknya, membuat beberapa pasang mata di sekitar memperhatikannya.
Ia pun berjalan cepat berniat menyusul karena merasa Cala dengan sengaja mengabaikan panggilannya.
Untunglah Cala sudah berada di kasir ketika Galen berhasil menyusulnya. Segera, Cala mulai memindahkan barang dari trolley ke meja kasir untuk di scan.
"Cepet banget sih, la" protes Galen dengan nafasnya yang sedikit memburu. "Aku belum beli udang"
"Nggak! Udah, cukup. Ini udah banyak banget, mas!" Tegas Cala yang masih sibuk memindahkan barang.
"Ada kantong belanjanya, kak?" Tanya kasir, menyelak perdebatan mereka berdua.
"Pakai kardus aja, mbak" balas Cala.
Kasir tersebut pun pergi sebentar untuk mencari kardus.
"La.." panggil Galen dengan suara lembutnya yang sejauh ini selalu bisa membuat Cala merinding ketika mendengarnya.
"Diem, mas! Kamu rese banget pagi ini" ketusnya.
Sadar jika gadis itu benar-benar marah padanya, Galen pun diam. Ia tak mengeluarkan sepatah kata lagi dan memilih untuk membantu Cala mengeluarkan barang belanjaan mereka.
Banyak juga, pikirnya. Pantas saja Cala marah.
10 menit mereka habiskan di kasir.
"Totalnya Rp. 2.467.300 ya, kak" ujar sang kasir.Cala baru mau membuka dompet tapi Galen sudah lebih dulu memberikan kartu ATM nya yang sudah ia siapkan dari tadi.
"Kok mas yang bayar?" Protes Cala.
Galen tidak menjawab. Tangannya sibuk memasukkan sandi kartunya di mesin EDC.
"Makasih, mba" ucap Galen pada kasir. Meletakkan kembali kartu ATM di dompetnya, lalu kemudian mengambil 2 kardus besar berisi belanjaan mereka untuk dibawanya ke mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Cala
ChickLit"Jelek banget mukanya. Lagi mikirin apa, sayang?" tanya Galen pada perempuan disampingnya yang sebentar lagi menyandang status sebagai istrinya. Nampak perempuan itu-Cala, sedang sibuk dengan ponsel di tangan kiri dan juga pulpen di tangan kanan te...