Tujuh

2.2K 88 3
                                    

Btw keknya aku keseringan upload ga sih? HAHA.

Tapi nggak papa, soalnya niat aku memang kebut sampai belasan part baru mulai aku gantung beberapa hari.

Enjoy~

🌼🌼🌼

Hari ini hari Selasa. Sudah 2 hari ini Cala hanya berdiam diri dirumah karena libur. 2 hari ini ia habiskan untuk bermain bersama 2 keponakannya.

Saat ini Cala sedang berdiri di depan pintu kamar mandi di kamarnya, mengigit ibu jari kanannya nampak gelisah.

Pintu kamar mandi dibuka dari dalam, membuat Cala maju selangkah. Dengan perlahan, Hazel keluar dari sana sambil berlagak lesu.

"Gimana kak?" Tanya Cala, menanti dengan gugup jawaban Hazel.

Hazel menghela nafas, lalu memberikan testpack yang baru ia pakai kepada Cala.

Cala menerimanya dengan semangat, buru-buru ia melihat hasilnya.

Garis dua!

Cala melotot sambil menarik nafasnya dalam, "Serius nih, kak?!"

Hazel mengangguk lemah lalu kemudian melebarkan senyumnya.

Cala memekik girang, "Aaaa, aku jadi onty lagi.." ujarnya penuh haru sambil menarik Hazel ke dalam pelukannya.

Wanita itu tersenyum, ikut gembira. Sebenarnya ia sudah merasa tidak enak badan sejak seminggu lalu, tepatnya saat dirinya baru saja kembali ke rumahnya.

Ia pikir, ia hanya jetlag. Kemudian hari esoknya pun Hazel sempat beberapa kali muntah, merasa badannya semakin tidak enak. Tapi ia pikir, itu hanya karena ia kelelahan membantu bundanya seharian di dapur.

Namun ternyata pikiran ia salah. Selama ini ia sedang mengandung anak keduanya.

Hazel melepas pelukan Cala ketika dirasa bahu Cala mulai bergetar.

"Ih, kok nangis sih, la?" Ujarnya heran ketika menemukan adiknya itu sedang sesenggukan.

"Aku terharu" jawab Cala di sela senggukannya sambil mengusap matanya yang sedikit banjir.

Hazel yang melihat reaksi Cala yang sampai seperti itu pun ikut terharu. Langsung ia bawa adiknya itu kembali ke pelukannya. Memberikan usapan pelan di punggung, berharap adiknya bisa sedikit merasa tenang.

"Nggak usah nangis, dong. Harusnya seneng" ujar Hazel.

Cala cemberut. "Ini aku seneng loh, saking kelewat senengnya jadi nangis"

Hazel terkekeh mendengar jawaban adiknya.

"Kamu harus kasih tau yang lain, kak. Pasti yang lain juga seneng kalau tau" Ucap Cala kembali.

Hazel mengurai pelukannya. "Menurut kamu, enaknya aku kasih tau Mas Devan dulu apa bunda dulu?"

Cala nampak berfikir, "Mas Devan dulu deh kayaknya. Nanti dia ngambek lagi. Dia kan maunya di nomor satu in terus sama kamu, kak. Bunda sama yang lainnya biar aku yang kasih tau lewat kode nanti" jawabnya.

Hazel nampak mengangguk setuju. "Yaudah kalo gitu, sini testpack nya. Aku mau kasih tau Mas Devan" Hazel menjulurkan tangan, meminta testpack yang masih berada di tangan Cala.

Segera, Cala mengembalikannya. Setelahnya, Hazel berjalan meninggalkan Cala di kamarnya. Cala baru saja berniat untuk mengekori kakaknya, namun dering panjang ponselnya yang terletak di atas kasur mampu menghentikan langkahnya.

Cala berbelok arah, segera mengambil ponselnya hendak menjawab panggilan telfon tersebut.

Ia diam sejenak begitu melihat nama yang tertera disana.

My Beloved CalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang