Dua puluh tiga

1.5K 60 0
                                    

Selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakan🎉

Sorry ya absen update 2 hari belakangan ini. Aku sibuk plus cape banget, lebaran no day off soalnya. Kalo kalian gimana? Hehe

🌼🌼🌼

"Pak, Cala berangkat ya" pamit Cala pada Maman yang sedang bersantai di pos jaga rumahnya pagi itu.

"Mau dianter nggak mbak?" Maman terlihat bersiap untuk mengambil jaket dan kunci motornya.

"Nggak usah. Di jemput mas Galen, kok. Bentar lagi sampe. Dia udah di depan komplek" jelas Cala.

Maman meletakkan kembali jaketnya tersebut. "Oalah, yaudah kalau gitu, mbak"

Tak berselang lama, sebuah mobil range rover berwarna hitam yang Cala kenali sebagai mobil Galen berhenti tepat di depan pagar rumahnya.

Maman melangkah terlebih dulu ke pagar untuk membukanya.

"Pagi, pak" sapa Galen sambil tersenyum setelah menurunkan kaca mobilnya.

Maman balas tersenyum kemudian mengangguk. "Pagi juga, mas"

Dua hari setelah diberitahu Windah bahwa ia dan Arjuna akan ke Bali terlebih dahulu sebelum pulang, salah satu penjaga rumahnya yang sedang cuti memutuskan kembali bekerja seminggu lebih awal setelah mendengar berita tentang kejadian yang di alami Arjuna di perusahaannya.

Dengan kembalinya Maman, Galen pun tak perlu lagi menginap. Baguslah. Bukan tak ingin menemani Cala. Namun, berdua an saja dengan gadis itu di rumahnya adalah ujian terberat baginya.

Ia harus lebih sabar menahan bisikan-bisikan jahat selama dia berada di sana. Ditambah pakaian rumahan Cala yang terlampau santai dan cukup minim, membuat Galen berkali-kali harus meneguk ludahnya sendiri saat sedang bersamanya.

Se-sabar apapun dirinya, ia hanyalah pria normal.

"Cala jalan dulu ya, pak" pamit Cala untuk yang kedua kalinya, kemudian langsung melesat masuk ke dalam mobil Galen.

"Hati-hati ya.."

"Mari, pak" ucap Galen sambil membunyikan klaksonnya sekali. Menutup kaca mobil, kemudian melajukan mobilnya ke tempat kerja gadisnya itu.

"Cafe kamu terima reservasi dadakan nggak, ya?" Galen membuka percakapan di tengah perjalanan mereka.

Cala menoleh ke arahnya. "Kenapa emang?"

"Nanti siang aku ada meeting sama client baru" Galen memberi tahu.

"Terus?"

"Di cafe kamu kayaknya nyaman kalau di jadiin tempat meeting. Di lantai 2 aku pernah liat ada beberapa private room"

Cala tersenyum miring, "Nyaman, soalnya kamu bisa sambil mantau aku kerja. Iyakan?" Godanya.

Galen ikut tersenyum begitu mendengarnya. "Pinter banget pacar aku" ujarnya. Menoleh sekilas ke Cala sambil mengusap rambutnya pelan.

"Biasanya kalau dadakan sih nggak bisa. Cuma nanti biar aku bantu ngomong ke pak Wisnu"

"Makasih sayang"

My Beloved CalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang