Dua puluh satu

1.7K 68 0
                                    

Cala berjalan menuruni tangga sambil menguap lebar-lebar. Tangannya nampak menggaruk rambutnya yang berantakan.

Galen yang sedang menonton tv di ruang keluarga menoleh ke arah tangga saat ujung matanya menangkap bayangan Cala. "Baru bangun?" Tegur Galen.

Cala meliriknya sekilas, memilih untuk tidak memperdulikan Galen di sana. Jam menunjukkan pukul 3 sore saat itu. Jelas sekali bahwa Cala melewatkan sarapan dan makan siangnya.

Tadinya Galen berniat membangunkannya. Namun mengingat gadis itu kurang tidur akhir-akhir ini, Galen pun memutuskan untuk membiarkannya.

Cala berjalan ke arah dapur mengambil gelas. Mengisinya dengan air dingin, kemudian meminumnya hingga tandas.

Galen masih memperhatikannya dari ruang keluarga. "Laper? Mau aku masakin?" Tanya nya ketika Cala terlihat mencari makanan di sana.

Toples berisi biskuit coklat Cala peluk untuk dimakannya di ruang keluarga bersama Galen. Mengambil duduk di samping pria itu, kemudian membuka toples untuk memakan isinya. Ia menatap malas ke arah tv. Nyawanya seperti belum kumpul seratus persen.

Galen masih lekat memperhatikannya. "Kamu mau makan apa? Biar aku bikinin" Galen kembali bertanya.

Cala menggeleng lemah. "Pesen aja, mas. Aku pengen ayam mentega nya Solaria" jawabnya.

Tanpa menunggu, Galen pun langsung membuka ponsel untuk memesan makanan yang Cala inginkan. "Satu itu aja?" Tanyanya memastikan sebelum melakukan pembayaran.

Cala mengangguk. "Kamu nggak mau, mas?"

"Aku udah makan"

"Kamu masak?"

Galen menggeleng. "Males. Delivery makanan tadi"

"Kok nggak pesenin buat aku sekalian?"

"Takut kamu bablas sampe malam tidurnya. Nanti makanannya keburu nggak enak. Jadi aku pikir mending nanti kamu aku pesenin dadakan aja" jelas Galen.

"Udah aku pesen" lanjutnya kemudian kembali meletakkan ponselnya di meja.

Mereka berdua diam, menikmati acara tv yang ada saat itu.

"Kamu kok suka nonton ginian sih, mas? Kamu kan cowok" tanya Cala di sela sesi menonton mereka.

"Kenapa? Filmnya bagus" jawab Galen singkat.

Cala meliriknya sebentar, entah kenapa rasanya ingin saja.

Awalnya hanya sekali. Namun berlanjut dua kali, tiga kali, dan kemudian empat kali hingga membuat Galen merasa terganggu.

Tadinya ia berniat tidak memperdulikan Cala yang terus meliriknya diam-diam. Tapi lama-lama rasanya gemas juga. "Kenapa, sayang?" Tanya Galen tiba-tiba, membuat Cala tersedak mendengarnya.

Galen bangkit untuk mengambil air di dapur. "Pelan-pelan makannya" tegurnya sambil memberikan gelas berisi air pada Cala.

Cala menerimanya kemudian meminumnya sedikit. "Makasih" ucapnya.

Setelahnya, mereka kembali diam. Dua-duanya kembali fokus ke arah tv.

"Judul nya apa sih?" Tanya Cala tiba-tiba. Matanya menyipit, mencoba membaca judul drama Korea yang saat itu sedang mereka tonton.

"Happiness" ejanya kemudian tertawa.

"Aneh banget! Masa judulnya happiness tapi isinya lari-larian di kejar zombie" ejeknya, nampak asyik sendiri.

Galen tak menanggapi.

Cala menoleh kembali ke arahnya yang nampak fokus pada tv, kemudian berdehem.

My Beloved CalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang