Follow akun terlebih dahulu sebelum membaca ceritaku.
Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak di setiap paragraf nya.
Selamat membaca.
04
∞
Louisa berjalan keluar dari mobilnya dengan rambut gelombangnya yang tergulung dengan beberapa helaian poni yang menutupi dahinya.
Langkah kakinya terus bergerak dengan kecepatan sedang menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai atas gedung sekolah pagi ini.
Saat di tangga lantai dua, Louisa berpapasan dengan Lucane. Lelaki itu hanya meliriknya sekilas lalu kembali berjalan melewati Louisa yang terdiam.
Louisa membalikkan tubuhnya menatap punggung Lucane yang menjauh lalu membasahi bibirnya sejenak sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.
“Lou, kata Om Seno lo ada latihan hari ini?”
Louisa menatap Callypso lalu menggidikkan bahunya acuh. “Willy yang atur jadwal.” ucapnya. “Kenapa?” tanyanya heran karena sepagi ini Callypso sudah ada di kelasnya.
Callypso bergerak mendekati Louisa yang sudah duduk di bangkunya. “Gue kemarin ikut latihan kan sama Om Seno tapi di rumah Opa, katanya lo juga mau latihan tapi gak ada.” ucapnya pelan.
“Kak Willy buru-buru datang mukanya panik terus bilang kalau lo ngundur latihan jadi besok. Jadi, mana yang bener?”
Louisa menghela nafas kasar mendengar pernyataan Callypso yang menyudutkannya. Gadis itu menyandarkan tubuhnya pada kursi menatap Callypso dengan mata tajamnya.
“Kenapa ikut latihan tiba-tiba?”
Callypso mengerjap pelan mendengar pertanyaan Louisa yang ia pikir tidak akan gadis itu ucapkan. Dan sekarang, Callypso menggaruk tengkuknya bingung.
“Gak boleh? Gue udah lama gak latihan, sekalian aja kan?”
Louisa mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. “Karate. Lo belum pernah latihan bahkan dulu cuma setengah jalan, kenapa sekarang mau belajar?”
“Mau aja?” balasnya tidak yakin. Callypso berdehem kecil menyandarkan tubuhnya pada meja Louisa. “Lou, lo beneran gak mau daftar basket?” tanyanya.
Louisa meliriknya sekilas membuat Callypso kembali berdehem. “Cuma, menurut gue peluang lo bakal lebih besar di sana, kalau enggak, gue juga ikut deh buat nemenin lo,” ucapnya semangat. “Sekalian modus sama Leo.” gumamnya sangat pelan.
“Apa?”
Callypso tertawa kecil lalu menggeleng. Suara bel masuk mengalihkan perhatiannya melihat kelas yang tadinya kosong mulai terisi satu persatu.
“Bukan apa. Pikirin lagi aja,” sarannya. “Kalau nanti lo cari gue, gue kayanya ijin pulang deh.” beritahu nya lalu tertawa kecil.
Suara bel masuk menyadarkan Callypso. Gadis itu mundur dari tempatnya menatap Louisa yang diam memainkan handphone.
“Gue ke kelas dulu!” pamitnya melambaikan tangan sekilas lalu pergi dari sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCANE
Novela JuvenilLucane D'Vulcan, salah satu cucu dari pengusaha dengan nama besar Damian D'Vulcan sangatlah di junjung tinggi oleh orang lain. Bahkan, siapapun merasa segan dengan lelaki berdarah campuran Amerika itu. Kecuali Louisa Billard, seseorang yang baru sa...