LUCANE

200 13 0
                                    

Call me La

Jangan lupa follow akunku.

Selamat membaca.

11

Kapan latihan nembak?”

“Lusa,”

Lucane berjalan memasuki kamarnya dengan handuk di kepala. Lelaki itu bergerak mengeringkan rambutnya selagi menatap laptop. Tugas Powerpoint nya belum selesai.

Dan suara Justin kembali terdengar, dari handphone yang tergeletak di atas meja ruang tengah. “Gue ikut pelatihan sama lo aja, Bang Hitto udah setuju.” ucapnya dengan nada pasrah.

“Kenapa?”

“Gue di omelin Papa gara gara liat anaknya cuma ikut lomba akademik aja, iri dia liat Om Suho anaknya borong lomba olahraga.” dengus-nya malas. “Dasar panasan,” lanjutnya dengan decihan.

Lucane melirik sekilas layar ponselnya lalu terkekeh sinis. “Latihan di rumah Kakek aja. Atasan Hitto cuma satu.”

“Sial. Sombong lo gitu?”

Lucane menggidikkan bahunya acuh lalu meraih kaleng soda miliknya dan meneguknya dengan mata yang tetap terfokus ke arah laptop.

“Powerpoint Fisika di kumpulin besok, jangan lupa.” ingatnya yang di balas gumaman oleh Lucane.

“Jangan lupa juga, nanti malam ada acara peresmian Bang Leo, lo tau?”

Gerakkan tubuh Lucane langsung terhenti. Lelaki itu menatap dinding di depannya sejenak lalu kembali melanjutkan mengerjakan tugasnya tanpa membalas ucapan Justin barusan.

Jangan bilang lo masih belum akur? Meskipun Bang Leo udah di kasih kepercayaan buat pegang posisi Dirut sama Om Suho, tapi gue yakin lo bakal jauh lebih dari dia posisinya nanti. Belum keumuran aja, sabar satu tahun lagi,” ucap Justin dengan nada prihatin.

Lucane mendesis kesal dengan wajah yang sangat tidak bersahabat. Matanya menyorot tajam pandangan di depan dengan rahang mengeras. “Because all of D'Vulcan's ownership belongs to me alone.” gumamnya pelan bahkan nyaris tidak terdengar.

Helaan nafas terdengar dari sebrang sana membuat Lucane kembali mengalihkan pandangannya pada handphone. “Jangan sampai Om Suho ngamuk gara-gara lo gak datang.” ucapnya memperingati.

Lucane menarik handphonenya lalu mematikan sambungan telponnya secara sepihak. Lelaki itu meneguk kembali minuman soda miliknya hingga tandas dan merematnya dengan kuat.

Satu fakta yang sangat membuatnya tertarik belakang ini. Suho mengangkat Leonard menjadi seorang direktur utama di perusahaan milik pria itu, dan Lucane baru mengetahuinya kemarin malam.

Setelah pria itu berhasil membeli lahan dari seseorang yang ia rekomendasikan, setelah investor yang ia tunjuk hingga membawanya naik, nyatanya, semuanya kembali menjadi milik Leonard. Yang bahkan tidak pernah ikut campur tangan dalam bisnis apapun.

Lucane terkekeh sinis, menutup laptopnya dengan kasar tanpa memperdulikan kembali tugasnya yang belum selesai. Pikirannya kembali buyar saat Justin membahasnya kembali.

LUCANE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang