Malam semuanya.
Hai hai! La come back!!!
Yang nunggu Lucane sini sini. La bawa chapter baru. Sebelum itu, jangan lupa follow akun La, dan tinggalkan jejak di setiap part-nya.
Selamat membaca.
•••
Orang-orang berlalu lalang memasuki area D'Vulcan School. Bis asing dari berbagai sekolah elit mulai memasuki area sekolah. Kali ini D'Vulcan School menjadi tuan rumah acara perlombaan.
Hari yang di tunggu-tunggu itu, kini telah datang.
Tidak banyak dari mereka yang mengikuti turun dari bis di susul oleh beberapa suporter yang akan menjadi figur mereka. Acaranya di lakukan di gedung khusus tepat di sebelah gedung sekolah atau lebih di kenal dengan (DSA) atau D'Vulcan Selection Area. Area khusus yang di gunakan hanya ketika acara tertentu seperti penyeleksian siswa, ataupun perlombaan yang biasanya di lakukan.
Awal memasuki area DSA, mereka sudah di sambut dengan ratusan orang dari berbagai sekolah yang hadir. Lexie menatap orang-orang itu dengan seksama di gedung lantai atas, dengan setangkai lollipop di bibirnya.
“Rasanya kaya beda sama tahun-tahun kemarin.” ucapnya.
Callypso menyeru, “Ya kali sama.”
Di keheningan itu, Biantara tiba-tiba saja datang dengan kamera di tangannya. “Call, di panggil Pak Aryo.”
“Dimana?”
“Ruang tunggu.” ucapnya melirik ke arah Lexie yang melotot ke arahnya. “Gak udah melotot melotot lo, keluar matanya nanti.”
“Sok ngurus banget lo.”
“Lah?” Biantara memutar bola matanya malas.
Sedangkan Callypso menatap keduanya jengah dan pergi dari sana untuk menghampiri Pak Aryo yang sudah menunggu di ruang tunggu.
“Bi! Pemotretan udah mau di mulai!”
Biantara mengacungkan jempolnya menatap seseorang dari arah tangga. Lelaki itu berjalan melewati Lexie dengan jahil menarik tas gadis itu hingga melorot ke bawah.
“BIANJING LO YA!”
Lelaki itu hanya tertawa dan menghilang di balik tangga. Meninggalkan kekesalan pada diri Lexie yang kini bergumam tidak jelas.
Matanya kembali terpaku menatap ke bawah, matanya melotot kagum menatap sebuah mobil sport hitam di susul mobil lainnya di belakang mulai memasuki area DSA.
Seseorang yang menjadi perbincangan hangat beberapa bulan yang lalu bergerak membuka pintu dan berjalan keluar dari dalam mobil, lalu setelahnya di susul oleh Lucane yang muncul di balik pengemudi.
“Hello my sist Louisa!” Sabiru dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya menyapa Louisa dengan girang.
Atlantis menoyor kepala temannya itu dengan ekspresi jijik. “Malu-maluin lo bangsat!” kesalnya.
“Bang Abang! Mau pada di foto gak?!” suara Biantara menyapu indera pendengaran Sabiru.
“Yoi! Gas!” balasnya semangat. “Woi! Lo semua ayo!” serunya memanggil Atlantis dan Justin yang diam di tempat.
Justin bergidik sendiri melihat tingkah tidak biasa temannya itu. Apalagi Atlantis yang kini malah pura-pura tidak mengenalnya.
“Buruan anjing! Kapan lagi kita foto-foto bareng. Cane! Buruan!” teriaknya yang malah mengundang perhatian banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCANE
Teen FictionLucane D'Vulcan, salah satu cucu dari pengusaha dengan nama besar Damian D'Vulcan sangatlah di junjung tinggi oleh orang lain. Bahkan, siapapun merasa segan dengan lelaki berdarah campuran Amerika itu. Kecuali Louisa Billard, seseorang yang baru sa...