LUCANE

361 19 1
                                    

Follow akun sebelum membaca.

Jangan lupa vote dan komen.

Terimakasih, selamat mencoba.

07

Lamborghini Sport hitam melaju kencang
di jalanan pagi ini. Alunan musik One Of The Girls terdengar memenuhi dalam mobil dengan sedikit alunan suara dari seseorang yang mengendarai.

Jari lentik itu bergerak mengetuk seiring dengan nada yang terdengar. Memutar setir ke kiri memasuki pekarangan D'Vulcan School dengan gerbang yang masih terbuka lebar karena jam masih menunjukkan pukul 07.18 yang artinya dua menit lagi bel berbunyi.

Mobil itu bergerak memasuki area parkiran yang masih terbilang cukup ramai. Semua pasang mata tertuju pada mobil itu termasuk empat orang yang baru saja menginjakkan kaki pada lorong parkiran.

Sepatu boots hitam dengan di atas mata kaki menjadi hal pertama yang terlihat setelah pintu terbuka. Seseorang yang menjadi topik hangat dua Minggu lalu adalah sosok di baliknya.

Louisa. Gadis itu menggulung rambutnya dengan menyisakan beberapa helaian rambut dengan poni yang tidak memenuhi seluruh keningnya. Pakaian seragam yang lengkap dengan almamater, juga rok yang berada di atas lutut.

Kebayangkan orang bilang, bahwa Louisa adalah jelmaan malaikat namun juga iblis. Bagaimana wajahnya yang hampir sempurna, juga sikapnya yang kasar. Selain itu, Louisa mahir dalam segala bidang.

Hal pertama yang tidak boleh terlewatkan.

Dengan kedatangannya dengan mobil Lamborghini Sport hitam yang bahkan semua orang tahu, siapa pemiliknya.

Louisa menutup pintu mobil dengan pelan, gadis itu memfokuskan tatapannya pada empat orang yang menatapnya dari lorong.

Gadis itu berjalan menghampiri salah satunya, memberikan kunci mobil yang berada di tangannya, kepada Lucane yang berdiri di samping Justin.

“Gue pulang sama Willy.” ucapnya memberitahu.

Lucane hanya mengangguk membalasnya. Dan Louisa tersenyum tipis. Gadis itu beralih menatap Justin di samping Lucane lalu memberikan tatapan bertanya sebelum pergi dari sana tanpa sepatah kata lagi.

Dan itu semua, di saksikan oleh banyaknya orang.

Sabiru memiringkan kepalanya dengan tatapan plongo. Lelaki itu menatap Lucane dengan tatapan bertanya. “Maksudnya apa nih? Gue ketinggalan berita atau gimana?”

“Perasaan gue seharian sama lo deh, Cane.” timpal Atlantis.

Merasa tidak ada balasan. Keduanya beralih menatap Justin yang terdiam. Lelaki itu, melirik benda kecil bulat berbentuk ring pada jari manis Lucane.

“Ini–?”

Lucane menaikkan alisnya, lelaki itu menepis kasar tangan Sabiru yang menarik tangannya dan berjalan mundur beberapa langkah.

“LO KAWIN?!”

“SABIRU!”

Justin memukul kepala temannya itu gemas. Jantung berdetak lebih cepat menatap Lucane yang ternyata tidak memperlihatkan ekspresi apapun.

Lelaki itu hanya menatap malas, dan berjalan menyusuri lorong menuju tangga yang berhubungan dengan lantas atas.

Sedangkan Sabiru, lelaki itu sedikit terkejut dengan tubuh yang sedikit merosot ke bawah dan dengan cepat di tahan oleh Atlantis.

LUCANE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang