LUCANE

285 14 0
                                    

Jangan lupa follow.

Vote dan komen guys.

Call me La.

Happy reading and have nice day!

09

“Bian brengsek!”

“BALIKIN TEH KOTAK GUE!”

Lexie mengepalkan tangannya di udara dengan nafas yang sudah memburu. Dada gadis itu naik turun dengan wajah yang mulai memerah menahan amarah menatap lelaki dengan nama lengkap Biantara di depannya tengah asik meminum teh kotak miliknya yang bahkan belum sempat ia minum.

Callypso berjalan mendekat menyuruh Biantara untuk mengembalikan minuman itu dan segera pergi.

“Balikin Bi, Lexie lagi gak baik hari nya.”

Biantara yang tadinya asik menjahili tiba-tiba terdiam. Lelaki itu melirik Lexie yang sudah siap menangis lalu buru-buru mengembalikan teh kotak yang ia ambil kepada Callypso dan berjalan mendekati Lexie membuat Callypso memejamkan matanya kesal.

“Maaf ya, Lelex. Besok gue ganti teh nya sama air comberan,” ucapnya lalu tertawa keras dan pergi dari sana.

Meninggalkan Lexie yang sudah menangis dengan tubuh merosot ke lantai.

Callypso mengumpat kasar melempar buku tulis milik temannya ke arah Biantara yang berlari keluar kelas.

“Ambil nih, gak usah nangis. Yang ada tuh cowok kesenengan.” ucapnya menarik tubuh Lexie agar berdiri.

“Lexie!”

Bukannya menurut, gadis itu malah berlari menuju pintu kelas yang baru saja di buka dan menampilkan wajah Louisa yang baru masuk dan langsung memeluknya dengan erat.

Keadaan kelas tiba-tiba hening. Semua mata yang tadinya menatap ke arah Callypso dan juga Lexie kini beralih menatap Louisa. Namun tidak sampai lima menit, semua pasang mata itu kembali menatap ke sembarang arah.

“Bian bangsat, ngeselin! Dia nyuri teh kotak gue Lou.” ucap Lexie seakan mengadu.

Louisa menghela nafas panjang beralih menatap Callypso yang menggidikkan bahunya acuh. “Ngapain di sini?”

Callypso menggaruk tengkuknya bingung lalu menatap tiga kotak susu kedelai di atas meja Louisa membuat gadis itu menaikkan alisnya bingung.

“Gue, minta maaf soal Leo.” ucapnya tulus. Nyatanya, niatnya memasukkan Louisa pada pertandingan basket itu sangat menguras tenaga dan otaknya.

Bagaimana tidak, Louisa yang selalu menuruti nya, membantunya, bahkan selalu membelikan apa yang ia mau malah menjauhinya. Dan Callypso tidak tahan dengan itu.

Louisa melirik minuman kesukaannya itu sekilas lalu berusaha melepaskan Lexie dan berjalan ke arah mejanya dan mengambil satu kotak susu itu dan kembali berjalan keluar.

“Lo mau kemana Lou?!”

“Lo ikut gak?!” sentak malas Callypso menatap Lexie yang masih terdiam.

LUCANE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang