LUCANE

350 21 0
                                    

Hai guys, nice to meet you.

Sorry banget kalau aku baru bisa up cerita Lucane lagi, karena belakangan ini aku sibuk nugas dan bener-bener gak bisa di tinggalin.

Regardless of whatever it is, selamat kembali membaca Lucane.

15

Keputusan Louisa mengajak Justin ataupun Lucane adalah kesalahan terbesar. Menyatukan dua sahabat yang ia pikir akan terdengar seru ternyata Louisa salah besar.

Keadaan di mobil terasa canggung dengan mulut yang terbungkam. Justin yang enggan membuka suara, dan Lucane yang terlihat acuh dengan keadaan.

Louisa memijat keningnya yang mulai terasa berdenyut. “Okay, stop di depan.”

“Belum sampai, Lou.”

“Gue gak mau tau, stop didepan Lucane.” tegas Louisa tidak ingin di bantah.

Lelaki itu menghela nafas pelan lalu menuruti perintah Louisa. Gadis itu melepaskan sabuk pengamannya dan melirik ke belakang dimana Justin berada.

“Kalian berdua turun. Termasuk lo, Justin.” tutur Louisa melirik lelaki itu yang fokus pada handphone.

Louisa berjalan keluar dari mobil, setelah mobil itu terparkir didepan halaman yang terdapat tempat parkir. Menunggu dua lelaki yang masih belum keluar dari dalam.

Lucane melirik sekilas Justin dari kaca, lelaki itu berjalan keluar meninggalkan Justin yang mengumpat kasar. “Keluar!”

Lucane berjalan mendekati Louisa yang sudah santai menatap sekelilingnya. Setelah Justin keluar, barulah Louisa mulai berjalan perlahan menyusuri taman dengan langkah pelan di ikuti keduanya dari belakang.

“Gue balik.”

Louisa berbalik ke belakang menatap Justin yang menampilkan wajah juteknya. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya dengan bingung. “Ya udah. Tapi jangan bawa mobil gue.”

Justin mengumpat kasar. Jika begitu, dirinya di suruh jalan kaki? Karena di daerah ini tidak terdapat taxi yang berlalu lalang.

“Emang harusnya lo balik.” ucapan Lucane membuat Justin mendelik.

Lelaki itu berjalan cepat menghampiri Louisa. “Gak jadi!”

Lucane mendesis pelan melihat tingkah Justin barusan. Lelaki itu berjalan santai dengan kedua tangan di dalam saku dan berjalan menyusul keduanya.

Louisa mengajak keduanya ke sebuah pusat hiburan yang terletak tidak jauh dari taman. Berbagai permainan dengan memacu adrenalin terlihat menjulang tinggi di depan sana.

“Lou?” Lucane merasa tertekan.

Sedangkan Justin terpaku lebar dengan pemandangan di depannya. Jika di ingat-ingat, terakhir kali ia pergi ke taman hiburan adalah saat usianya menginjak 8 tahun, dan ia baru kembali setelah 10 tahun yang lalu.

“Terakhir lo ke sini pas kelas dua, dan gue masih inget kalau lo pengen lagi ke sini, tapi sayang, harapan lo setelahnya belum terkabul.” Louisa menatap lelaki di sampingnya dengan senyum tipis.

LUCANE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang