[Tamat]
_Dipublikasikan tanggal 18 febuari 2024_
Shin Yeon adalah seorang pembunuh bayaran yang terkenal pintar dan cerdik, banyak yang ingin membayarnya untuk membunuh seseorang tanpa campur tangan orang tersebut. Hidupnya yang sebatang kara, tak m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Angin bertiup lembut menyisir poni Shin Yeon yang tengah berdiam diri di rooftop apartement yang sudah terbengkalai lama, ia menatap ke pemandangan perumahan dan juga jalan besar yang banyak mobil berlalu-lalang di hadapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesekali matanya menoleh kebelakang, menampakkan seseorang yang sedang duduk terborgol di depan komputernya dengan wajah penuh memar serta lubang hidung yang di sumpal tisu akibat mimisan. Sepertinya Shin Yeon menghajar orang itu.
"Butuh berapa lama lagi?". Seru Shin Yeon dengan mata menyipit karena sinar matahari yang begitu cerah.
"Se-sebentar lagi, a-aku tinggal mengakses nya".
"Yakk! Sudah sejam lebih aku menunggu, kau ingin kekasihku terluka huh?!". Kekasih? Apa sangat terlalu percaya diri ketika Shin Yeon mengatakan hal itu? Padahal mereka belum memiliki hubungan apapun selain penculik dan juga korban. Namun bagi Shin Yeon apa salahnya ketika kepercayaan dirinya itu lebih tinggi dibandingkan egonya.
"Sudahh!!! Lokasinya ditemukan!!". Serunya dengan senyum mengembang karena sudah bisa bebas dari laki-laki psikopat dihadapannya itu. Ternyata dia adalah seorang hacker yang dikenal ahli dalam kemampuannya, maka tak jarang orang-orang seperti Shin Yeon datang padanya untuk meminta bantuan. Namun tidak sekasar Shin Yeon.
Mendengar keberhasilannya, dengan langkah sedikit berlari Shin Yeon menghampiri. "Dimana dia sekarang?!".
"Kau bisa bawa ponsel ini untuk mengikutinya, mereka belum jauh dari Ulsan".
"Baiklah, kerja bagus [ menepuk bahunya ] ".
"Sekarang lepaskan borgolnya, kau membuatku sulit untuk bergerak. Lagi pun aku tidak akan kabur, kenapa harus berlebihan seperti ini?".
"Diamlah, kau ingin yang berdarah itu kepalamu?".
"Ti-tidak tidak!".
Sambil menghela nafas kasar Shin Yeon melepaskan kunci borgol yang mengunci tangan kiri pria itu dengan tiang di sampingnya, namun tiba-tiba saja rasa sakit dan perih membuatnya berlutut ke lantai. Sakit yang amat sangat, benar-benar membuat Shin Yeon hampir tidak bisa berdiri.