[Tamat]
_Dipublikasikan tanggal 18 febuari 2024_
Shin Yeon adalah seorang pembunuh bayaran yang terkenal pintar dan cerdik, banyak yang ingin membayarnya untuk membunuh seseorang tanpa campur tangan orang tersebut. Hidupnya yang sebatang kara, tak m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Pranggg!
Terdengar suara barang berbahan kaca yang pecah saat itu. Suaranya yang nyaring membuat gadis berumur 8 tahun itu terperanjat kaget dengan suaranya, ia mencoba mencari sumber suara tersebut karena penasaran. Ternyata gadis itu adalah Kim Jisoo. Dengan boneka kelinci yang ia gendong langkahnya mendekat ke suara ribut didalam kamar orang tua nya.
Tumben. Di dalam kamar orang tuanya terdengar keributan? Tapi tidak terdengar begitu berisik seakan mereka sedang bersembunyi-sembunyi saat bertengkar. Jisoo mencoba mendengarkan di depan pintu kamar orang tuanya dengan menempelkan telinganya di pintu untuk memperjelas pendengarannya.
Sayup-sayup dari kejauhan ia mendengar seorang wanita tengah merintih menangis, apakah itu Ibunya?
"Kau sudah merebut segalanya... Keluarga ku, kekayaan ku, bahkan kau telah mencuci otak anak kita".
"Apa yang kurang untukmu? Semua telah kuberikan". Ucap seorang wanita sambil terisak-isak, kemungkinan dia adalah Ibunya.
"Diam!".
"Cukup turuti kemauanku, biar urusan kedepan aku yang atur!". Tutur suara seorang laki-laki, dan ternyata suara itu adalah suara Jae-hwa.
Raut wajah Jisoo terlihat khawatir, ia berniat untuk masuk kedalam kamar mencoba untuk melerai mereka berdua agar tidak bertengkar. Karena setau Jisoo kedua orang tuanya itu jarang sekali bertengkar, mereka terbilang sangat harmonis dimata Jisoo.
Saat tangan kanannya meraih gagang pintu kamar untuk membukanya, seseorang langsung menggendong tubuh Jisoo menjauh dari kamar orang tuanya saat Jisoo menoleh siapa yang menggendongnya ternyata dia adalah pengasuhnya. Pengasuhnya itu melemparkan senyumannya ke arah Jisoo, seakan ia mengisyaratkan untuk tidak ikut campur urusan orang tuanya.
"Bi.. Kenapa aku tidak boleh masuk?". Tanya Jisoo dengan tatapan penuh kebingungan.
"Kamu masih kecil, kamu tidak tau apa-apa. Nanti kalau sudah besar kamu pasti tau". Jawab pengasuhnya sambil menurunkan Jisoo di lantai kamarnya yang dikelilingi dengan mainan miliknya.
Jisoo yang tak ingin terlalu mengintrogasi pengasuhannya pun mengabaikan kejadian barusan dan kembali memainkan boneka kelincinya. Hingga terdengar suara langkah kaki masuk kedalam kamarnya, saat Jisoo menoleh kearah pintu ternyata Yuna datang menemui Jisoo dengan kelopak mata yang sudah sembab dan juga hidung mancungnya yang memerah seakan ia menghabiskan waktu cukup lama untuk menangis.
"Tinggalkan kami..". Ucap Yuna pada pengasuh Jisoo seakan ia ingin mengobrol dengan gadis kecilnya itu. Tanpa menjawab sang pengasuh pun pergi dari kamar Jisoo sambil menutup pintu.
Yuna masih berdiri menatap Jisoo dengan raut wajah sedihnya, seakan ada sesuatu yang mengganjal dihatinya saat itu. "Ibu kenapa? Apa Ayah memarahi Ibu?'. Tutur Jisoo dengan bibir mungilnya itu.