2. zahratunnisa

115 75 22
                                    

.

.

.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"kak zahra, kak zahra" seorang wanita berkerudung panjang menjuntai sampai lengan itu mengangkat tangannya seperti tengah mengusulkan diri untuk memanfaatkan kesempatan di auditorium itu.

"baik, kamu yang ada disana. boleh berdiri, siapa namanya?," ucap wanita dengan postur tubuh ideal dilapisi sebuah abaya hitam menjuntai menciptakan kesan sejuk dipandang mata, nampak juga ia memakai sebuah handshock menjaga aurat lengannya dari hembusan angin yang kerap nakal berhembus, sebuah cadar memeluk wajah cantik yang berada di belakangnya, hanya lentik matanya saja yang kerap kali menembus jantung pria untuk mencintai wanita bernama zahra itu.

wanita yang berhasil di-notice zahra mulai berdiri, satu auditorium terpancing pada satu sudut baru yang mereka tatap, seseorang dari tim memberikan microfon sebagai kesempatan wanita itu memanfaatkan sesi pertanyaan yang dipersilahkan oleh zahra sebagai narasumber di sebuah seminar khusus para akhwat dengan tema 'problematika wanita zaman now'. 

"assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh" salam wanita ditengah auditorium yang serempak dibalas salamnya.

"nama saya afifah izin bertanya kak, aku seorang mahasiswi di sebuah kampus, kebetulan menggeluti bidang influencer, hadirku di dunia sosial media sebagai reviewer sebuah produk kecantikan yang membuat aku diharuskan memberikan testimoni dari keamanan sebuah produk dan tentunya result dari pemakaian yang aku sendiri sebagai subjeknya. yang artinya aku memberikan ulasan dari pipiku yang bebas jerawat menggunakan produk a atau bulu mataku yang lentik karena produk b, apakah itu masih ditolerir dalam kaca mata fiqih?," tanya wanita bernama afifah itu yang masih berdiri menanti jawaban dari zahra.

zahra berjalan mendekati sudut panggung agar lebih dekat dengan afifah setidaknya beberapa jarak sehingga dimensi yang dingin diantara audiens dan zahra menghangat.

"baik, aku suka sama afifah yang dengan baik hati memberikan pertanyaan dari pengalaman pribadi yang bisa kita bahas di kesempatan kali, sekali lagi terima kasih afifah. dan selanjutnya permasalahan reviewer produk kecantikan. harus kita pahami konteks dari aurat dulu, di dalam kitab-kitab fiqih aurat wanita itu. jamiu badaniha illal wajh wal kaffain. artinya aurat wanita itu seluruh badannya kecuali dua telapak tangan dan wajah, tanda kutip berarti selama produk yang kamu review masih di sekitar wajah seperti yang kamu bilang facial wash penghilang jerawat dan sebagainya selama masih di bagian muka itu maka masih boleh, tanda kutip ya, bagian wajah. berarti jangan sampai sehelai rambut kita terlihat dan berarti produk kecantikan yang harus memamerkan anggota tubuh lain seperti handbody yang memperlihatkan lengan itu tidak boleh.  karena sudah masuk konteks memperlihatkan aurat yang hukumnya ha, harammm" jelas zahra dengan anggun dihadapan para audiens yang merespon dengan anggukan, sebagian audiens ada yang menulis di notes mereka sambil lirih berkata 'hmm iya iya'. di bagian haram zahra memberikan penekanan halus agar sebuah hukum haram itu bukan memberatkan melainkan menjaga.

sebagian orang sangat risih mendengar kalimat haram lantaran penyampaian yang keras dan juga diiringi dengan larangan-larangan yang menyebalkan. tapi zahra membuat penekanan halus pada titik haram menciptakan kenyamanan dan pengertian audiens bahwa yang haram harus ditinggalkan walau dengan merangkak pelan-pelan.

"bagaimana afifah jawabanya?, cukup?," balik zahra menanti jawaban afifah sembari berharap jawabannya mudah dicerna audiens.

"terimakasih kak zahra" puas afifah yang kini kembali duduk dan menyerahkan microfon pada tim.

sebuah auditorium itu diisi oleh para bidadari tanpa sayap tanpa mahkota tanpa berlian, emas dan batu mulia bak bidadari syurga, namun, mereka lebih istimewa dari para bidadari syurga. tugas mereka menjaga aurat, tugas mereka selalu taat, tugas mereka menjaga syahwat menjadikan mereka wanita premium. dimana saat mereka tiba di singgasana bidadari syurga mereka-lah ratu sejagat syurga dibawah sang ratu syurga sayidah fatimah bint rasulillah saw. wanita-wanita yang menjaga akhlaq dan rasa malunya. wanita sederhana yang mahal keberadaanya.

suasana syahdu mengalir di hati para audiens, satu persatu memberanikan diri untuk bertanya sebagai pembelajaran hal yang meresahkan hati mereka. zahra dengan halus dan bijak memberikan jawaban-jawaban yang lugas serta nyaman di telinga.

sampai pada penutupan acara dimana sang mc mengambil alih acara dan menutup seminar khusus itu dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh ustadzah ulyah, wanita beribawa yang sedari tadi duduk melihat adiknya menjawab dan berinteraksi dengan para audiens dengan indah. ustadzah ulyah adalah kakak dari zahra, mereka berdua terpaut 3 tahun. umur zahra kini dua puluh satu sedangkan sang kakak tepat dua puluh lima.

lantunan doa serta keluh kesah meminta ampunan begitu menyayat hati keluar dari mulut ustadzah ulyah menciptakan atmosfir runtuh dengan penuh haru, air mata tak terbendung saat ustadzah ulyah mengulang-ulang "ya rabb kami hambamu di akhir zaman, ya rabb kami hambamu di akhir zaman, yaaa rabbbb," air mata siapapun mengucur deras, suara suara lirih membuat bulu kuduk merinding betapa dahsyat suara seorang hamba yang tengah menengadah, mengadukan beratnya hamba akhir zaman. ustadzah ulyah terhenti di kalimat 'yaa rabbb' air matanya mengucur deras diselingi para audiens yang ikut haru memikirkan segala kelalaian.

"yaa rabb, kami hambamu, kami hamba akhir zaman. ampuni kami ya rabb" tuntas ustadzah ulya disambung sebuah doa dengan bahasa arab yang diamin-kan oleh para audiens.

...

  "ka, kakak ko bisa se-menakjubkan itu di penutupan tadi?," kagum zahra saat berada di mobil berdua dengan sang kakak, zahra hanyalah lulusan sebuah pesantren. ia telah menjadi seorang hafidzah sekaligus da'i yang dimentori oleh sang kakak.

"kamu kenapa takjub sama manusia yang sedang minta ampun?," tanya sang kakak melirik adiknya dengan senyum sembari menyetir mobil dengan baik.

"hmmm, iyya juga sih, emang kodrat kita selalu minta ampun, nabi aja istigfar tujuh puluh sampai seratus dalam satu hari, apalagi kita ya kak?. tapi kak suara kakak doa kakak nyentuh banget" lagi-lagi kagum zahra pada kakaknya tersebut.

"zahra, kamu inget maqolah. maa yakhruju minal janan dakhalal janan ga?" tanya sang kakak lagi-lagi dengan lembut menanggapi rasa kagum sang adik yang begitu bertanya-tanya.

"hmmm, apa?, aku lupa kak" jawab zahra mencoba mengingat-ingat penjelasan dari maqolah yang diutarakan sang kakak.

"sesuatu yang keluar dari hati akan masuk ke dalam hati, bukan hanya saat doa, saat kamu menasihati orang lain, saat kamu berbicara dengan seseorang. orang itu tidak melihat seberapa bagus susunan kalimatmu tapi orang itu merasakan seberapa tulus kalimat itu kamu sampaikan sehingga apa yang tersirat dari ucapanmu tembus bukan hanya ke telinga tapi ke hati orang yang mendengarkan mu, ingat?," jelas kak ulyah membuat zahra mengangguk-angguk.

zahra yang tampil dengan anggun saat di panggung auditorium sama seperti wanita manja, lucu dan menggemaskan lainnya, sifat penasaran dan keingintahuan yang menggemaskan adalah sisi lain zahra yang ia lapisi dengan ketenangan dan kelembutan saat bertemu dengan banyak orang sehingga ia begitu anggun seperti sebuah permata berlapis emas namun selembut kapas sehalus sutra. indah dan mengagumkan dalam satu. zahratunnisa.

Bersambung...

...

halo penyintas ku.

ini masih chapter dua loh, aku usaha sebaik mungkin untuk tidak typo, kalo typo maaf yaa

vote dan komen

jangan lupa jangan lupa

!!!

AM I YOUR ALI || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang