16. kebahagiaan selanjutnya

25 24 0
                                    

(Ali Alvarez)

Di sebuah pagi yang cerah, Alvarez dan Zahra duduk bersama di teras rumah mereka, menikmati momen bersama dengan secangkir teh hangat dan beberapa biskuit serta manisan ringan yang tersusun rapi di atas meja kecil di depan mereka. Udara pagi yang segar dan sinar matahari yang lembut menyinari mereka, menciptakan suasana yang tenang dan damai.

Dengan senyum di wajah mereka, mereka menikmati kebersamaan mereka sambil berbincang-bincang tentang hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Suara burung bernyanyi di kejauhan menambahkan sentuhan alami pada kesunyian pagi mereka.

Zahra meraih secangkir tehnya dan menghirupnya perlahan, merasakan kehangatan menyapu tenggorokannya. "Pagi ini indah, ya mas?"

Alvarez mengangguk setuju, matanya bersinar cerah saat dia menatap Zahra. "Ya, indah, indah banget malah, kaya apa coba tebak?"

"hah? kaya apa? ya kaya semburan mentari ditemani kicauan burung dengan hangat mentari, indah kaya apa mas?" tanya Zahra penasaran dengan teka teki suaminya.

"indah, kaya senyum kamu pagi ini, lebih indah senyum kamu malah, manis banget bisa diliat dari deket lagi, kalo semburan mentari fajar kan bikin mata silau, kalo senyum kamu bikin mata kecanduan hehe" ucap Alvarez dengan tawa kecil 

Zahra dengan pipi yang memerah tersenyum sangat manis mendengar pujian sekaligus candaan dari suaminya, Alvarez. "Kamu nih mas selalu tahu aja cara membuatku senyum, muka aku merah nihhhh." Zahra mengeluh dengan menggemaskan menyadari wajahnya memerah

Mereka melanjutkan perbincangan mereka sambil menikmati camilan ringan yang mereka santap bersama. Di antara tawa dan canda, mereka saling membagikan harapan dan impian mereka untuk masa depan.

Saat matahari semakin tinggi di langit, mereka merasa beruntung bisa menghabiskan pagi ini bersama-sama, menikmati kebersamaan yang penuh cinta dan kebahagiaan. Dengan hati yang penuh syukur, mereka bersiap untuk menyambut hari yang baru, siap menghadapi segala tantangan yang mungkin datang dengan keyakinan bahwa mereka akan selalu bersama, menghadapi semua hal bersama-sama.

Beberapa minggu setelah pernikahan itu kini mereka, Alvarez dan Zahra duduk bersama di ruang tamu, merencanakan perjalanan bulan madu mereka. Di tangan mereka tergenggam brosur-brosur pariwisata yang berisi informasi tentang berbagai destinasi romantis yang dapat mereka kunjungi.

"Bagaimana kalau kita pergi ke pantai?" saran Zahra sambil menunjukkan salah satu brosur yang menampilkan pemandangan laut yang memukau.

Alvarez mengangguk setuju, senyumnya menghiasi wajahnya. "boleh juga. Kita bisa berjemur di pantai, menikmati matahari terbenam, dan menikmati makanan laut segar."

Mereka mulai membicarakan detail-detail perjalanan mereka, mulai dari tanggal keberangkatan hingga akomodasi yang akan mereka tempati. Namun, di balik senyumnya, Alvarez merasakan kegelisahan yang mengganggunya.

Dalam hatinya, dia teringat pada Naura, wanita yang dulu berharap bisa berbulan madu dengannya di pantai. Dia teringat pada janji-janji manis dan impian-impian masa lalu yang mereka bagikan bersama. Meskipun dia bahagia bersama Zahra, bayangan masa lalunya dengan Naura masih terus menghantuinya.

"De harap Mas seneng yah dengan ade," kata Zahra dengan suara lembut, memperhatikan ekspresi Alvarez yang sedikit berubah.

Alvarez tersadar dari lamunannya, mencoba menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya. "pasti seneng dong, mas seneng banget ko. kita buat perjalanan ini jadi perjalanan yang luar biasa bersama ya, sayang." lembut Alvarez mencoba untuk menutup keraguan kecil di hati Zahra.

Namun, di dalam hatinya, Alvarez merasa terpecah antara masa lalu dan masa kini. Meskipun dia mencintai Zahra dengan sepenuh hati, kenangan akan Naura tetap merayapi pikirannya. Dalam diam, dia berdoa agar bisa melupakan bayangan masa lalunya dan fokus sepenuhnya pada kebahagiaannya bersama Zahra.

AM I YOUR ALI || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang