21. Kenapa Terjadi?

28 18 0
                                    

Sore itu, di atas geladak kapal feri yang menjelajahi perairan yang luas, atmosfernya dipenuhi dengan ketenangan yang menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu, di atas geladak kapal feri yang menjelajahi perairan yang luas, atmosfernya dipenuhi dengan ketenangan yang menenangkan. Angin lembut berdesir melintasi wajah penumpang, membawa aroma asin dari lautan yang tak terhingga. Cahaya matahari yang mulai meredup memancar dengan kehangatan yang menyenangkan, memancarkan warna-warna keemasan dan oranye di langit yang mulai berubah.

Di tengah dek, penumpang menikmati momen-momen santai mereka. Ada yang duduk bersama keluarga, sementara yang lain memilih untuk berjalan-jalan menikmati panorama yang indah. Beberapa penumpang terlihat sibuk mengabadikan momen-momen tersebut dengan kamera mereka, ingin menyimpan kenangan perjalanan ini untuk selamanya.

Para kru kapal, dengan keahlian mereka, melakukan tugas-tugas rutin mereka dengan penuh ketelitian. Suara gemuruh mesin dan riuh rendah aktivitas kapal menyatu dengan suara deburan ombak, menciptakan simfoni yang mengiringi perjalanan.

Sementara itu, di sudut gelap kapal, sepasang kekasih duduk berdua. Mereka memilih untuk menikmati keromantisan alam yang indah, terpaku pada satu sama lain dalam kesunyian yang penuh makna. Pelukan mereka menghangatkan hati mereka di tengah angin yang sejuk, sementara senja yang memukau menambahkan keindahan pada momen itu.

Di kejauhan, horizon terlihat begitu jelas, dengan garis-garis yang jelas memisahkan langit dan laut. Kapal feri melaju dengan mantap, menjelajahi perairan yang belum terjamah, membawa penumpangnya menuju tujuan yang belum pasti. Sore itu, di atas kapal feri, adalah waktu yang tenang dan magis, di mana ketenangan dan keindahan alam menyatu dalam harmoni yang sempurna.

Di atas kapal feri yang diliputi bahagia, sepasang kekasih, Alvarez dan Zahra, menikmati momen indah saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Mereka duduk bersama di atas geladak, memeluk erat satu sama lain sambil menikmati keindahan panorama laut yang tenang.

Suasana romantis mereka terputus tiba-tiba oleh suara keras dari belakang. Tiba-tiba, teriakan panik memecah ketenangan. Seorang anak kecil, mungkin berusia sekitar lima tahun, jatuh dari geladak atas ke laut yang tenang. Tanpa ragu, Alvarez melompat ke air tanpa berpikir panjang, berusaha menyelamatkan anak itu. Zahra berteriak memanggil namanya, hatinya berdegup kencang dalam kepanikan.

Namun, ketika Alvarez mencapai anak itu, ombak yang tiba-tiba meningkat menyapu mereka. Zahra menatap dengan ngeri, mencoba mencari tahu di mana kekasihnya dan anak kecil itu berada. Namun, gelombang-gelombang yang ganas telah mengambil mereka, menyelinap ke dalam gelapnya laut yang tak berbelas kasihan.

Zahra, dalam keputusasaan dan shock, terduduk lemas di geladak kapal, air mata mengalir deras di wajahnya yang pucat. Kehilangan Alvarez, orang yang dicintainya, dalam momen yang penuh dengan keindahan alam yang kontras dengan tragedi yang tak terduga, membuatnya terpukul dan hancur.

Kini, sementara matahari tenggelam di cakrawala, hati Zahra tenggelam dalam kesedihan yang mendalam, menghadapi kenyataan bahwa kekasihnya telah mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan anak kecil itu. Mereka berdua, Alvarez dan anak kecil itu, mungkin telah bergabung di dunia lain, meninggalkan Zahra dengan kenangan yang tak terlupakan dan rasa kehilangan yang tak terobati.

AM I YOUR ALI || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang