19. sebelum episode spesial.

27 19 0
                                    

(Zahratunisa)

Setiap pagi, sebelum mentari mengintip jendela, suara halus gemerisik daun dan burung bernyanyi di pepohonan terasa seperti musik yang menyambut kedatangan pagi. Alvarez bangun lebih dulu, dengan lembut ia mencium dahi Zahra yang masih terlelap. Zahra tersenyum dalam tidurnya, merasa hangatnya cinta di dalam pelukan yang memeluknya.

Kemudian, aroma kopi segar memenuhi dapur. Zahra terbangun dari tidurnya dengan senyuman bahagia. Di meja makan, Alvarez menyiapkan sarapan pagi, lengkap dengan bunga segar di tengah meja. Mereka duduk bersama, saling bertukar cerita tentang mimpi-mimpi semalam dan rencana hari ini.

Alvarez selalu mengambil langkah ekstra untuk membuat Zahra merasa istimewa. Kadang-kadang, dia akan meninggalkan catatan kecil di tempat yang tak terduga di rumah, yang selalu berhasil membuat senyum Zahra mengembang. Kata-kata cinta dan dukungan dalam setiap catatan itu seperti sentuhan lembut yang menghangatkan hati Zahra.

Saat mereka berjalan-jalan di taman, Zahra menemukan keindahan dalam setiap detik yang mereka habiskan bersama. Gelak tawa mereka bergema di antara pohon-pohon, menciptakan melodi yang manis bagi telinga mereka. Alvarez selalu menggenggam erat tangan Zahra, sebagai tanda bahwa dia akan selalu ada di sampingnya.

Di waktu petang, ketika matahari mulai bersembunyi di balik cakrawala, mereka duduk bersama di teras rumah mereka. Alvarez membawa gitar kesayangannya, dan dengan lembut dia mulai memetik senar-senar itu, mengisi udara dengan lagu-lagu cinta yang membuat hati Zahra berdebar lebih cepat.

Dalam momen-momen seperti itu, Zahra merasa begitu bersyukur atas perjodohan tak terduga ini. Setiap kejadian kecil dalam keseharian mereka menjadi bukti betapa Alvarez adalah takdir yang sejati baginya. Dia melihat dalam mata Alvarez, dan dia melihat masa depan yang penuh cinta dan kebahagiaan. Dalam pelukannya, Zahra merasa lengkap, merasa menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini.

Suatu pagi cerah, cahaya matahari menyinari taman yang indah di depan rumah mereka. Zahra dan Alvarez telah memulai rutinitas olahraga pagi mereka. Zahra mengenakan pakaian olahraga yang fleksibel, dengan cadarnya yang menutupi rambutnya dengan anggun. Meskipun pakaian olahraganya menutupi tubuhnya, kecantikan dan keanggunan Zahra masih bersinar terang.

Alvarez, yang juga mengenakan pakaian olahraga, memperhatikan Zahra dengan penuh kagum. Dia melihat bagaimana cadar itu melambai-lambai ketika Zahra bergerak, bagaimana setiap gerakan tubuhnya terlihat begitu anggun. Melihat Zahra seperti ini, Alvarez tidak bisa menahan rasa terpesonanya.

Di dalam hati, Zahra merasa beruntung. Awalnya, dia merasakan dingin dari Alvarez, tetapi seiring waktu, cinta mulai tumbuh di dalam hati Alvarez. Dia bisa merasakan perubahan itu dalam caranya Alvarez memandanginya, bagaimana senyumannya yang dulunya jarang terlihat kini menjadi hal yang biasa terjadi.

'Mas benar-benar peduli padaku,' pikir Zahra dalam hatinya. 'Mas hari ini melihatku lebih dari sekadar seorang wanita. Dia melihat kecantikan di dalam agama dan kepribadianku. Dia melihatku sebagai sesuatu yang berharga, semoga perasaan dan tatapan itu terus ada untukku.'

Alvarez, saat mereka berlari bersama di taman, tersenyum pada Zahra. "kamu cantik sekali pagi ini, sayang," katanya, suaranya penuh dengan kehangatan yang membuat hati Zahra meleleh.

Zahra tersenyum lebar, merasakan kebahagiaan yang memenuhi hatinya. "Terima kasih, Mas. Kamu juga," balasnya, suaranya penuh dengan rasa syukur atas keberadaan pria yang sekarang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.

AM I YOUR ALI || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang