Volume 1: Chapter 7

1 2 2
                                    

Chapter 7: Friendship Molecule

---

Di Masa Sekarang

Casstar terpojok di sudut ruangan, tubuhnya terasa berat setelah menerima pukulan beruntun dari Albert. Napasnya tersengal, dan keringat bercucuran di dahinya. Albert, berdiri di depan dengan senyum sinis, tampak tidak berniat berhenti.

Namun, di tengah rasa sakit yang menyerang tubuhnya, pikiran Casstar justru kembali melayang ke masa lalu—ke masa ketika dirinya masih duduk di kelas 7, saat segalanya terasa lebih sederhana, saat persahabatannya dengan Arata masih utuh.

~

Di tahun pertama mereka di Jakarta International High School, Casstar dan Arata adalah dua sahabat yang tak terpisahkan. Mereka memiliki hubungan yang begitu erat, seperti kepingan puzzle yang saling melengkapi.

Casstar, meskipun dikenal sebagai anak berbakat di bidang sejarah dan geografi, sejak kecil adalah seorang introvert. Dia tidak mudah membuka diri pada orang lain dan hanya merasa nyaman berbicara dengan orang-orang yang ia anggap "sefrekuensi."

Sementara itu, Arata, yang serba bisa, selalu menjadi pusat perhatian. Dia unggul di hampir semua bidang—baik akademik maupun olahraga. Namun, bakatnya justru membuatnya kesepian. Teman-teman sekelasnya merasa Arata terlalu "berbeda," terlalu sempurna untuk menjadi bagian dari mereka.

Ketika mereka dipertemukan di kelas 7-B, segalanya berubah. Arata dan Casstar langsung merasa cocok satu sama lain. Arata memahami sisi pendiam Casstar, sementara Casstar akhirnya menemukan seseorang yang tidak menghakiminya.

Hubungan mereka semakin kuat seiring waktu. Bersama-sama, mereka menjelajahi perpustakaan setiap sore, berdiskusi tentang fisika, sejarah, dan bahkan mimpi-mimpi masa depan mereka.

Namun, persahabatan itu tidak hanya milik mereka berdua. Di tahun ajaran pertama, mereka juga bertemu dengan Kaede, seorang gadis cerdas yang aktif dan penuh semangat. Kaede tertarik dengan mereka karena mereka berdua sering memperoleh nilai tertinggi di kelas di mata pelajaran Fisika dan Sejarah, lalu dengan cepat perempuan itu menjadi teman dekat mereka, memperkuat dinamika kelompok kecil itu.

Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka bertiga pun semakin dekat.
Casstar dan Arata juga bisa dibilang adalah teman terdekat Kaede saat itu.

Mereka berdua bergabung kedalam klub Badminton. Sementara, Kaede yang dikenal dengan kemampuan observasinya, direkrut menjadi manajer klub badminton di sekolah.

Suatu hari di semester dua, Casstar dan Arata tengah bersiap di lapangan bulu tangkis sebelum memulai sesi latihan mereka.

Setelah memakai sepatunya, Arata bertanya, "Kas, gimana jadinya kalau nanti kita gak sekelas lagi? Huftt... Aku harap pertemanan kita jangan sampai renggang ya."

"Ah, aku juga belum kepikiran untuk kedepannya. Yah, aku juga berharap yang terbaik aja untuk kita!" balas Casstar

Arata tersenyum ke arahnya, namun di lubuk hatinya yang terdalam, ia takut hubungan persahabatan mereka merenggang, karena itu merupakan pertama kalinya ia memiliki teman baik, yang membuatnya tidak mengetahui bersikap yang tepat agar dapat mempertahankan hubungan mereka.

Dan ternyata, firasat Arata benar, kedekatan itu tidaklah abadi.

Di akhir semester dua, Casstar, yang terlalu fokus pada kegiatan di luar akademik, mulai mengalami penurunan nilai. Bahkan beberapa kali ia harus mengikuti remedial.

Arata, yang terbiasa menjadi mentor Casstar, merasa kecewa. Setiap kali ia mencoba membantu Casstar belajar, hasilnya tetap tidak memuaskan. Lambat laun, rasa frustrasi itu berubah menjadi kejengkelan.

Chrono-FluxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang